PEMELIHARAAN KESEHATAN UNTUK ANAK USIA DINI
MAKALAH
diajukan untuk mememuhi salah satu tugas
Mata Kuliah Kesehatan dan Gizi II
Mata Kuliah Kesehatan dan Gizi II
Dosen:
Drs. H. Dede Margo Irianto, M, Pd.
Disusun oleh:
Arin Apriani R 1104323
Difanty Meza 1103845
Hana Hapipah 1103063
Iin Muharomah 1102452
Vidya Pitaloka 1104423
Wulan Oktaviani 1105741
Yuli Kartini I 1107145
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
KAMPUS
CIBIRU
UNIVERSITAS
PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2013
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah swt. Karena berkat
rahmat dan hidayah-nya penyusun telah mampu menyelesaikan makalah berjudul
“Pemeliharaan Kesehatan Untuk Anak Usia Dini”. Makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kesehatan dan Gizi II.
Kesehatan anak usia dini dapat diciptakan memlalui beberapa cara baik
itu yang dilakukan di lingkungan keluarga maupun yang di lakukan di lingkungan
sekolah, Pemeliharaan kesehatan ini tidak hanya dilakukan melalui pemberian
obat saja namun juga melalui kebiasaan hidup sehari-hari. Usaha pemeliharaan
ini dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu cara terpraktis dalam
memelihara kesehatan anak yaitu melalui paksinasi dan juga pembiasaan. Usaha
ini dapat dilakukan melalui pengamatan dan juga pengumpulan data melalui
pengumpulan literatur. Mengenai apa itu pemeliharaan kesehatan? Apa pentingnya
pemeliharaan kesehatan bagi anak? Status gizi yang baik bagi anak?
Masalah-masalah kesehatan yang sering terjadi pada anak? Cara memelihara dan
menjaga kesehatan anak serta implikasi dari kesehatan psikologis dengan
kesehatan fisik pada anak?. Pertanyaan
inilah yang menjadi fokus makalah yang penyusun susun. Sejalan dengan itu,
makalah ini secara jelas membahas hal mengenai pemeliharaan kesehatan anak usia
dini. Dengan uraian yang komprehensif ini, diharapkan pemahaman akan
pemeliharaan kesehatan untuk anak bukan hanya sekedar tataran teori melainkan
lebih jauh pada tataran aplikasi.
Penyusun menyadari bahwa selama penyusunan makalah ini banyak mendapat
bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penyusun mengucapkan terima kasih
kepada:
1.
Bapak
Drs. H. Dede Margo Irianto, M. Pd. selaku dosen mata kuliah Kesehatan dan Gizi
II yang telah membimbing dalam penyusunan makalah ini;
2.
Rekan-rekan
seangkatan yang telah memotivasi penyusun untuk menyelesaikan penyusunan
makalah ini;
3.
Serta
semua pihak yang tidak dapat penyusun sebut satu persatu.
Semoga Allah swt. memberikan balasan yang berlipat ganda.
Makalah ini bukanlah makalah yang
sempurna karena masih memiliki banyak kekurangan, baik dalah hal isi maupun
sistematika dan teknik penyusunannya. Oleh sebab itu, penyusun sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini,
akhirnya semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi penyusun dan bagi
pembaca. Amin.
Bandung, 18 Oktober 2013
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah............................................................................
B.
Rumusan
Masalah.....................................................................................
C.
Tujuan
Penulisan Makalah.......................................................................
D.
Manfaat
PenulisanMakalah......................................................................
E.
Prosedur
Penulisan Makalah....................................................................
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Pemeliharaan Kesehatan........................................................
B. Status Gizi yang Baik Untuk Anak Usia Dini..........................................
BAB III PEMBAHASAN
A. Pentingnya Pemeliharaan Kesehatan untuk Anak
Usia Dini...................
B. Keterlibatan Kesehatan Psikologis dengan
Kesehatan Fisik pada Anak Usia Dini
C. Permasalahan Kesehatan yang Sering Terjadi
pada Anak Usia Dini......
D.
Dampak
Permasalahan Kesehatan yang Sering Terjadi pada Anak Usia Dini
E.
Cara
Memelihara dan Menjaga Kesehatan Anak Usia Dini....................
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan...................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Anak usia dini merupakan individu yang berada pada
rentang usia 0-8 tahun. Usia ini merupakan pondasi untuk usia-usia selanjutnya.
Selain itu pada usia ini dikenal dengan golden
age yaitu sebuah kondisi pada saat anak mengalami perkembangan fisik dan
psikis yang sangat pesat. Adapun dalam hal ini perkembangan yang sangat pesat
tersebut, sangat dipengaruhi oleh kesehatan dari fisik dan psikis anak.
Kesehatan fisik terwujud apabila seseorang anak
tidak merasa sakit dan memang secara klinis tidak merasa sakit, semua organ
tubuh dalam keadaan normal dan berfungsi dengan normal. Begitupun dengan
kesehatan psikis terwujud apabila seseorang anak merasa mentalnya dalam keadaan
stabil sehingga mampu berfikir sehat dan mampu mengekspresikan emosi secara
baik. Ketika kesehatan fisik anak terganggu, maka dalam melakukan
tindakan-tindakan lainnya pun akan terganggu bahkan dalam ksehatan psikisnya
pun akan mengalami gangguan, begitupun sebaliknya. Jelas ini akan mempengaruhi
pada proses pertumbuhan serta perkembangannya.
Pada kenyataannya, dalam kehidupan tidak sedikit
anak usia dini yang mengalami masalah dalam kesehatannya, artinya suatu keadaan
terganggunya fisik dan psikis anak. Gangguan fisik yang biasa muncul pada anak
usia dini contohnya diare, demam, malnutrisi, kejang, cacingan, flu, dan lain
sebagainya. Sedangkan gangguan psikis yang biasanya muncul pada anak usia dini
adalah stress, tantrum, depresi.
Berdasarkan uraian di atas, agar kesehatan fisik dan
psikis anak tetap sehat, maka perlunya upaya untuk memelihara kesehatan anak
usia dini. Adapun untuk mengetahui lebih lanjut terkait dengan pemeliharaan
kesehatan pada anak usia dini, maka perlu kiranya penyusun menyusun sebuah
makalah yang berjudul “Pemeliharaan Kesehatan untuk Anak Usia Dini.”
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar
belakang di atas, penyusun merumuskan rumusan masalah sebagai berikut.
1. Mengapa pemeliharaan kesehatan untuk anak
usia dini dianggap penting?
2. Bagaimana keterlibatan kesehatan psikologis
dengan kesehatan fisik pada anak usia dini?
3. Bagaimana permasalahan kesehatan yang sering
terjadi pada anak usia dini?
4. Apa dampak permasalahan kesehatan yang sering
terjadi pada anak usia dini?
5. Bagaimana cara memelihara dan menjaga kesehatan
anak usia dini?
C. Tujuan
Penulisan Makalah
Sejalan dengan
rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan
mendeskripsikan:
1. Pentingnya pemeliharaan kesehatan untuk anak usia dini.
2. Keterlibatan kesehatan psikologis dengan kesehatan
fisik pada anak usia dini.
3. Permasalahan kesehatan yang sering terjadi
pada anak usia dini.
4. Dampak permasalahan kesehatan yang sering
terjadi pada anak usia dini.
5. Cara memelihara dan menjaga kesehatan anak
usia dini
D. Manfaat
Penulisan Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan
memberikan kegunaan, baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara
teoritis makalah ini berguna sebagai pengetahuan tentang pemeliharaan kesehatan untuk anak usia dini, secara praktis
makalah ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Penyusun,
sebagai penambah pengetahuan tentang pemeliharaan kesehatan untuk anak usia dini;
2. Pembaca/guru,
sebagai media informasi tentang pemeliharaan kesehatan untuk anak usia dini.
E. Prosedur
Penulisan Makalah
Metode yang
digunakan adalah deskriptif. Data teoritis dalam makalah ini dikumpulkan malalui
studi pustaka, artinya penulis mengambil data melalui kegiatan membaca berbagai
literatur, yang relevan dengan tema makalah. Data tersebut diolah dengan teknik analis isi melalui kegiatan
mengeksposisikan data tersebut dalam konteks tema makalah.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Kajian
Teori
1. Pengertian Pemeliharaan Kesehatan
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 28 menyatakan bahwa yang dimaksud pendidikan anak usia
dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak
lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dari pengertian
diatas dapat mengambil inti sari bahwasannya dalam membantu pertumbuhan
dan perkembangan jasmani dan rohani anak yaitu sebagai tugas seorang pendidik
AUD, dalam arti lain dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan anak juga
berhubungan dengan pendidik mampu memelihara kesehatan anak usia dini. Maka
perlu mengerti akan pengertian memelihara kesehatan anak usia dini itu sendiri
dibawah ini penjabaran pengertian memelihara kesehatan anak usia dini.
Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia kata memelihara berasal
dari kata ‘pelihara’ yang artinya rawat dan jaga. Sedangkan pengertian
kesehatan berasal kata ‘ke-sehat-an’, sehat adalah suatu keadaan ketika seluruh organ tubuh
dapat melaksanakan fungsinya dengan baik. Pengertian Kesehatan menurut
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1948 menyebutkan bahwa pengertian
kesehatan adalah sebagai “suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan
dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan” Pada tahun 1986.
WHO, dalam Piagam Ottawa untuk Promosi Kesehatan,
mengatakan bahwa pengertian kesehatan adalah “sumber daya bagi kehidupan
sehari-hari, bukan tujuan hidup” Kesehatan adalah konsep positif menekankan
sumber daya sosial dan pribadi, serta kemampuan fisik. Pengertian Kesehatan
Menurut Undang-Undang adalah:
a.
Kesehatan
adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
b.
Upaya
kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat.
c.
Tenaga
kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan.
d.
Sarana
kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.
Menurut UU
Kesehatan No 23 tahun 1992 kesehatan adalah keadaan sejahtera badan jiwa dan
sosial, yang memungkinkan seseorang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Dari pengertian tersebut terdapat 4 macam kesehatan
a.
Kesehatan
badan / fisik
Terwujud apabila seseorang tidak merasa sakit
dan secara klinis memang tidak sakit. Semua organ normal dan berfungsi normal
atau tidak ada gangguan funsi tubuh.
b.
Kesehatan
jiwa / mental
1) Pikiran ynag sehat tercermin dari cara
berpikir seseorang yakni berpikir yang logis dan runtut.
2) Emosional yang sehat tercermin dari kemampuan
seseorang dalam mengekspresikan emosinya.
3) Spiritual yang sehat tercermin dari cara
seseorang dalam mengekspresikan rasa syukurnya, pujian dan penyembahannya
terhadap Sang Pencipta.
c.
Kesehatan
sosial
Terwujud
apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain secara baik atau mampu
berhubungan dengan orang lain atau kelompok tanpa membeda-bedakan suku,
ras,agama atau bangsa dll.
d.
Kesehatan
ekonomi
(orang
dewasa) terlihat dari produktivitas seseorang dalam arti mempunyai kegiatan
yang dapat menyokong hidupnya dan keluarganya secara finansial.
Jika kita kaitkan
antara pengertian memelihara atau pemeliharaan dengan pengertian kesehatan,
maka pengertian memelihara kesehatan mengandung arti upaya penanggulangan dan pencegahan gangguan
kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan.
Kemudian pengertian
Anak usia dini Menurut Beichler dan Snowman adalah anak yang berada pada
usia 0-8 tahun. Sedangkan menurut UUD No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 28 pengertian anak usia dini adalah anak sejak lahir
sampai dengan enam tahun.
Dari penjabaran pengertian memelihara
kesehatan anak usia dini secara perkata diatas
dapat disimpulkan bahwasannya pengertian memelihara kesehatan anak usia
dini adalah upaya penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan
yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan terhadap anak usia
dini (usia 0-6 tahun) yang meliputi jiwa dan raga.
2. Status Gizi yang Baik untuk Anak Usia Dini
Status gizi
merupakan ekpresi dari keadaan tubuh yang dipengaruhi oleh zat-zat gizi
tertentu. Status Gizi dapat dipengaruhi
beberapa faktor yaitu:
a.
Penyebab langsung
Penyebab ini bersumber dari makanan anak dan penyakit infeksi yang mungkin
diderita oleh anak. Anak yang mendapat makanan yang cukup baik tetapi sering
diserang penyakit infeksi dapat berpengaruh terhadap status gizinya. Begitu
juga sebaliknya anak yang makannya tidak cukup baik, daya tahan tubuhnya pasti
kurang bahkan lemah dan pada akhirnya mempengaruhi status gizinya.
b.
Penyebab tidak langsung, terdiri dari :
1)
Ketahanan pangan di keluarga, ini terkait dengan
ketersediaan pangan, harga pangan dan daya beli keluarga, serta yang paling
utamanya pengetahuan tentang gizi dan kesehatan.
2)
Pola asuh anak, berupa sikap dan perilaku ibu atau
pengasuh lain dalam hal keterdekatannya dengan anak, memberikan makan, merawat,
kebersihan, memberi kasih sayang dan sebagainya. Kesemuanya berhubungan dengan
keadaan ibu dalam hal kesehatan (fisik dan mental), status gizi, pendidikan
umum, pengetahuan tentang pengasuhan yang baik, peran dalam keluarga atau di masyarakat,
sifat pekerjaan sehari-hari, adat kebiasaan keluarga dan masyarakat.
3)
Keterjangkauan anak dan keluarga terhadap air bersih
dan pelayanan kesehatan yang baik seperti imunisasi, pemeriksaan kehamilan,
pertolongan persalinan, penimbangan anak, pendidikan kesehatan dan gizi, serta
sarana kesehatan yang baik seperti posyandu, puskesmas, rumah sakit dan
lain-lain. Makin tersedia air bersih yang cukup untuk keluarga serta makin
dekat jangkauan keluarga terhadap pelayanan dan sarana kesehatan, ditambah dengan pemahaman ibu tentang kesehatan, maka
makin kecil risiko anak terkena penyakit dan kekurangan gizi.
Dalam menentukan status gizi harus ada reference atau ukuran baku dan pada
setiap ukuran terdapat ciri-ciri tertentu. Pada status gizi dibagi menjadi
empat yaitu :
a. Gizi Lebih/ Over
Weight.
Ciri-cirinya:
1) Kegemukan atau
obesitas,
2) Berat badan
lebih dari umurnya,
3) Nafsu makan
tinggi,
4) Tidak
terlalu bebas bergerak aktif.
b. Gizi Baik/ Well
Nourished.
Ciri-cirinya:
1) Bertambah
umur, bertambah berat, bertambah tinggi
2) Postur tubuh
tegap dan otot padat
3) Rambut
berkilau dan kuat
4) Kuku dan
kulit bersih, tidak pucat, tidak bersisik, dan tidak kering
5) Wajah ceria,
mata bening, dan bibir segar
6) Gigi bersih
dan gusi merah muda
7) Nafsu makan
baik dan BAB teratur
8) Bergerak
aktif dan berbicara lancar sesuai umurnya
9) Penuh
perhatian dan bereaksi aktif
10) Tidur
nyenyak
c. Gizi kurang
untuk under weight .
Ciri-cirinya:
1)
Kurus (berat badan tidak
dibawah rata-rata pada usia seharusnya),
2) Sulit
mengalami kenaikan berat badan selama 3 bulan berturut-turut,
3) Mudah
terkena penyakit (diare, demam dll),
4) Mata yang
cekung,
5) Rambut tipis,
6) Tubuh
mengalami pembengkakan terutama pada kaki dan punggung sementara ototnya
mengalami pengecilan,
7) Wajah tampak
keriput dan mata sayu,
d. Gizi buruk,
termasuk marasmus, kwasiorkor dan marasmus-kwasiorkor.
Ciri-cirinya (Marasmus):
1) Badannya
kurus,
2) Wajahnya
yang berubah menjadi tua disebabkan karena daging daerah wajah yang menyusut,
3) Cenderung
rewel dan mudah menangis,
4) Kulit
menjadi keriput, karena lapisan lemak yang semakin terkikis,
5) Jaringan
lemak berkurang,
6) Perut anak
menjadi buncit dan terlihat tulang iga yang memprihatinkan,
7) Sering
mengalami penyakit infeksi,
8) Mengalami
diare yang akut.
Ciri-cirinya (Kwasiorkor):
1) Tubuh
membengkak, terutama didaerah kaki dan wajah
2) Pandangan
mata berubah menjadi sayu
3) Rambut
berubah menjadi kemerahan, mudah rontok tnpa menimbulkan rasa sakit pada anak
4) Anak
cenderung rewel dan bersikap apatis
5) Hati mereka
membesar
6) Otot
mengecil
7) Pada
kulitnya terdapat bercak merah yang berubah menjadi hitam lalu mengelupas
8) Menderita
anemia dan diare
9) Sering
menderita penyakit infeksi
Ciri-ciri dari gizi buruk marasmus-kwasiorkor
adalah perpaduan dari ciri-ciri diatas bahkan mungkin lebih buruk lagi.
Upaya orang tua
atau guru harus memberi contoh dengan mengajak makan yang sehat bersama
keluarga, pembiasaan tidak jajan sembarangan. Memperkenalkan makanan yang baik
dikonsumsi atau tidak baik secara bertahap, terus mencoba makanan yang baru
yang bergizi dan membiasakan makan teratur sejak dini serta berikan suasana
yang nyaman ketika makan untuk meningkatkan selera makan anak.
Memastikan anak
cukup makan untuk memenuhi kebutuhan gizinya serta perhatikan pula ukuran
makanan agar disesuaikan dengan gigi geligi anak yang masih tumbuh (potongan
kecil atau finger food), porsi kecil tapi sering. Dalam pemilihan
bahan makanan, snack atau makanan camilan
harus yang bergizi untuk memberi kecukupan energi dalam aktivitas fisik
anak seperti bermain bersama teman, berlari, main sepeda roda tiga.
B. Pembahasan
1. Pentingnya Pemeliharaan Kesehatan untuk Anak
Usia Dini
Anak usia dini merupakan masa dimana anak akan
mengeksplor dan menggali segala kemampuannya terutama dengan kegiatan yang
melibatkan fisik motoriknya. Telah dijelaskan bahwa karakteristik anak adalah
aktif, tidak mau diam, penjelajah tanguh, memiliki keingintahuan yang besar,
dan lain sebagainya. Menurut Soegeng Santoso dan Anne Lies Ranti, “anak sehat
biasanya akan mampu belajar dengan baik. ia banyak berkomunikasi dengan
teman-temannya, saudara, orangtua dan orang lain di lingkungannya. anak yang
banyak bergaul, ia akan banyak pengetahuan dan pengalaman. anak tidak akan puas
atas sesuatu yang kurang dipahami dan ingin mendapat contoh”.
Ketika anak sedang dalam masa pertumbuhan dan
perkembangan yang pesat ini, sebagai orangtua dan guru hendaknya selalu
memperhatikan kesehatan dan gizi anak agar anak dapat tumbuh dan berkembang
sesuai dengan usianya. Anak yang sehat akan mengalami perkembangan dan
pertumbuhan yang wajar sesuai dengan usianya yaitu sesuai dengan standar fisik
yang dimiliki oleh anak seusianya, juga memiliki kemampuan-kemampuan yang
sesuai dengan standar anak seusianya. Dalam hal ini pemeliharaan kesehatan
sangat diperlukan untuk pengoptimalan pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pemeliharaan kesehatan ini tentunya harus disesuaikan dengan perkembangan anak.
Intensitas dalam pemeliharaan dalam pelayanan
kesehatan anak akan lebih tinggi dari orang dewasa, tentu ini dikarenakan anak
usia dini belum mandiri dan masih membutuhkan bantuan dari orang lain. Pada anak usia dini juga, harus dibiasakan dan dilatih untuk
mandiri dalam menjaga kesehatan pribadi dengan kegiatan sehari-hari yang mudah
dilakukan oleh anak, seperti memotong kuku, menggosok gigi, melatih untuk mandi
sendiri. Namun dalam hal ini pengawasan dari orangtua dan guru masih sangat
diperlukan untuk membenarkan dan juga menghindari kesalahan yang mungkin
dilakukan oleh anak.
Secara umum, pemeliharaan kesehatan pada anak usia dini bertujuan agar
tidak terjadi penyakit yang dapat mengganggu belajar serta kecerdasan anak. Selain
itu cara pemeliharaan kesehatan ini bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan
diri anak serta lingkungannya, menjaga jenis makanan yang dikonsumsi, imunisasi
tepat waktu, pembiasaan perawatan diri yang baik, pembiasaan mengatur pola
hidup anak yang baik dan lain sebagainya.
Dalam hal ini perawatan kesehatan pada anak usia dini dapat diawali dari
pemberian makanan yang sehat dan menjaga kebersihan. Mendidik anak sejak usia
dini untuk menanamkan kebiasaan hidup sehat akan memberikan manfaat bagi
kesehatan fisiknya, tentu saja ini harus didukung oleh orang-orang sekitarnya
terutama keluarganya agar mencontohkan juga membimbing anak untuk hidup dengan
sehat. Makanan yang diberikan kepada anak harus sesuai dengan kebutuhan gizi
anak usia dini. Dalam pemberian makanan pada anak, usahakan makanan tersebut
terlihat menarik agar anak tertarik untuk memakannya. Ini juga dapat bermanfaat
ketika anak tidak menyukai suatu makanan, kita dapat memanipulasi makanan
tersebut dengan masakan-masakan, bentuk serta warna yang menarik untuk anak
sehinggga anak mau untuk memakannya. Tentu saja makanan yang disediakan harus baik
dan sehat juga tidak membahayakan anak itu sendiri dalam jangka pendek maupun
jangka panjang.
Tidak dipungkiri ketika pemeliharaan kesehatan anak usia dini buruk, maka
berbagai penyakit dapat diperoleh anak usia dini. Setiap penyakit memiliki ciri,
penyebab dan akibatnya masing-masing. Gejala penyakit-penyakit yang sering
timbul pada anak usia dini hendaknya diketahui oleh orangtua dan guru agar
dapat memantau perkembangan anak juga memberikan pelayanan yang tepat untuk
anak. Guru di kelas perlu menjelaskan kepada anak mengenai berbagai hal dalam
pemeliharaan kesehatan, yaitu pemeliharaan kesehatan lingkungan, mata, telinga,
kulit, gigi, dan jasmani. Hidup dengan budaya sehat perlu ditanamkan sejak
dini, sejak anak sudah mulai dapat menangkap dengan panca inderanya mengenai
arti pentingnya memelihara dan menjaga kesehatan.
Salah satu bentuk pemeliharaan dan pelayanan kesehatan pada anak usia dini,
salah satunya dapat dilakukan dengan imunisasi. Imunisasi dilakukan dengan
memberikan vaksin kepada seseorang agar tubuh dapat membuat antibodi sendiri
terhadap bibit penyakit. Imunisasi dapat melindungi anak usia dini dari serangan
bermacam-macam virus sehingga diharapkan seorang anak yang memang sangat rentan
terhadap penyakit akan lebih kuat dan terjaga kesehatannya. Vaksin yang biasanya
digunakan dalam imunisasi, yaitu:
a.
BCG (Bacillus Calmette-Guerin)
Untuk mencegah penyakit tuberkulosis
b. Polio oral vaksin
Untuk mencegah panyakit polio
c. DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus)
Untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis, dan Tetanus
d. Hepatitis B
Untuk mencegah penyakit Hepatitis B
e. Campak
Untuk mencegah penyakit campak
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa pemeliharaan kesehatan sangat
dibutuhkan untuk anak usia dini selain untuk pencegahan dari berbagai macam
penyakit, juga untuk pembiasaaan pada anak agar selalu hidup sehat.
Pemeliharaan dan pelayanan kesehatan pada anak ini harus disesuaikan dengan
perkembangan anak. Orangtua dan guru dapat menanamkan hidup sehat pada anak
dengan memberikan pembiasaan-pembiasaan dimulai dari hal yang kecil yang biasa
dilakukan anak dikesehariannya, pemberian asupan makan bergizi yang sesuai
dengan kebutuhan anak, juga pemberian imunisasi serta pemeriksaan kesehatan
yang rutin bagi anak usia dini.
2.
Keterlibatan
Kesehatan Psikologis Dengan Kesehatan Fisik Pada Anak Usia Dini
Kesehatan seringkali identik dengan keadaan tubuh
atau fisik, namun demikian bahwa pada dasarnya kesehatan tidak hanya melingkupi
fisik saja. Hal ini sesuai dengan Undang-undang kesehatan No. 23 Tahun 1992
menyatakan bahwa “kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial
yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.”
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwa keadaan sehat pada seseorang itu tidak hanya melingkupi fisik atau badan
saja tetapi juga keadaan jiwa atau psikis juga ikut menentukan kualitas
kesehatan. Baik kesehatan yang dimaksud bersifat menyeluruh atau integral. Artinya,
kesehatan antara yang satu dengan yang lainnya saling mempengaruhi.
Adapun pada anak usia dini kesehatannya melingkupi
kesehatan fisik dan psikis, yang keduanya merupakan komponen penyusun manusia
yang saling mempengaruhi. Kesehatan fisik yaitu terwujud apabila seseorang
tidak merasa sakit dan memang secara klinis tidak sakit, semua organ tubuh
normal dan berfungsi normal atau tidak ada gangguan fungsi tubuh. Sedangkan
kesehatan psikis adalah terwujud apabila pikirannya sehat, emosional sehat dan
spiritualnnya sehat. Pertama, pikiran
sehat tercermin dari cara berfikir seseorang yakni mampu berfikir logis atau
berfikir secara runtut. Kedua, emosional yang sehat tercermin dari kemempuan
seseorang untuk mengekspresikan emosinya. Ketiga, spiritual yang sehat
tercermin dari cara seseorang mampu mengekspresikan rasa syukur, pujian, atau
penyembahan terhadap sang pencipta.
Lebih lanjut, kedua jenis kesehatan tersebut
sangatlah berpengaruh antara satu dengan yang lainnya. Artinya kesehatan fisik
sangat lah berpengaruh terhadap kesehatan psikis, begitupun juga sebaliknya.
Dalam hal ini bisa dilihat bahwa ketika anak sehat secara psikis maka akan
menunjang terhadap kesehatan fisiknya, yang kemudian berpengaruh terhadap
semangat dan kesiapan anak untuk beraktivitas.
Lain halnya ketika psikisnya terganggu maka
seringkali menyebabkan fisiknya sakit, dalam hal ini dikenal dengan
istilah somatoform yaitu gangguan
mental yang mempengaruhi fisik, tetapi pada dasarnya, fisiknya tidak mengalami
gangguan apa-apa. Adapun contohnya adalah dengan seorang anak yang megalami
gangguan psikis seperti trauma, stress, takut yang berlebihan seringkali
menyebabkan anak memiliki perilaku menarik diri, nafsu makannya berkurang,
bahkan cenderung takut untuk tidur. Dengan berbagai penyebab tersebut tentunya
akan berdampak pada fisik anak yang lemas karena kekurangan nutrisi dan di sisi
lain energinya terkuras karena munculnya berbagai pemikiran-pemikiran yang
tidak sehat dan emosi yang tidak sehat. Lebih lanjut hal ini berdamapak
munculnya penyakit-penyakit fisik seperti maag, tifus, dan lain-lain.
Selain itu juga, sehatnya fisik anak juga akan
sangat berpengaruh terhadap psikis. Ketika keadaan fisiknya sehat dalam arti
semua organnya normal dan berfungsi normal, maka menunjang terhadap
pemikirannya yang sehat, mampu mengekspresikan emosinya secara positif dan
bahkan mampu berekspresi secara spiritual. Contohnya, anak mampu konsentrasi
dan semangat belajar.
Adapun ketika kondisi fisiknya terganggu seringkali
menyebabkan sakitnya psikis anak atau yang dikenal dengan istilah psikomatik yaitu gangguan fisik yang
mempengaruhi keadaan psikis. Contohnya adalah ketika anak sakit seperti diare,
typus, atau pun gangguan fisik lainnya cenderung menyebabkan anak menjadi
merasa lemas, tidak memiliki semangat untuk berpikir positif bahkan berdampak
terhadap munculnya stress dan depresi karena penyakit yang dialami. Selain itu
juga emosi anak seringkali tidak terkendali bahkan diekspresikan dengan
tantrum.
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa
baik kesehatan fisik atau pun psikis merupakan komponen yang harus senantiasa
diperhatikan, dijaga, dan dipelihara. Dengan demikian, anak akan tumbuh dan
berkembang dengan optimal, baik secara fisik maupun psikis.
3. Permasalahan Kesehatan yang Sering Terjadi pada
Anak Usia Dini
a. Kurang Gizi/ Malnutrisi
Banyak anak kekurangan gizi karena mereka tidak
mendapatkan cukup makanan. Atau jika mereka hanya mendapatkan makanan yang
kurang kandungan gizinya, misalnya makanan dengan banyak air dan serat di
dalamnya, seperti ubi kayu, talas akar, atau bubur jagung. Makanan jenis ini
hanya membuat anak-anak menjadi kenyang dan tidak memenuhi kebutuhan zat gizi
untuk pertumbuhannya. Kadang-kadang pada anak ditemukan kekurangan zat-zat gizi
tertentu, seperti kekurangan vitamin A, yodium, dan lain-lain. Malnutrisi dapat menyebabkan berbagai
masalah pada anak, termasuk dalam kasus ringan seperti:
1) pertumbuhan
lambat
2) perut
bengkak
3) tubuh
kurus
4) kehilangan
nafsu makan
5) kehilangan
energi
6) pucat
(anemia)
7) luka
di sudut-sudut mulut
8) sering
pilek dan infeksi lainnya
9) rabun
ayam
Dalam
kasus lain yang lebih serius, yaitu:
1) berat
badan tidak bertambah
2) pembengkakan
kaki (kadang-kadang muka juga)
3) bintik
hitam, 'memar', atau buka mengupas luka
4) rambut
menipis atau bahkan rontok
5) kurangnya
keinginan untuk tertawa atau bermain
6) luka
dalam mulut
7) kecerdasan
tidak berkembang
8) 'Mata
kering' (xeroftalmia)
9) kebutaan
Mencegah dan mengobati masalah kekurangan gizi pada
anak-anak sebenarnya cukup mudah, yaitu dengan memberikan makanan bergizi
secara cukup, atau cobalah untuk memberinya lebih banyak / sering makan. Selain
itu penambahan (fortifikasi) zat-zat nutrisi esensial misalnya zat besi,
kalsium, vitamin, protein dll pada makanan juga sangat baik untuk memenuhi
kekurangan zat tersebut. Usahakan selalu berpedoman pada pola 4 sehat 5
sempurna dalam memenuhi makan anak-anak.
b. Diare dan Disentri
Diare pada anak dapat ditandai dengan frekuensi
buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak.
Bahaya terbesar bagi anak-anak dengan diare adalah dehidrasi, atau kehilangan
terlalu banyak cairan dari tubuh. Hal ini akan bertambah bahaya jika disertai
muntah-muntah.
Bayi dan balita yang diare membutuhkan lebih banyak
cairan untuk mengganti cairan tubuh yang hilang melalui tinja dan muntah.
Pemberian cairan yang tepat dengan jumlah memadai merupakan modal utama
mencegah dehidrasi. Cairan harus diberikan sedikit demi sedikit dengan
frekuensi sesering mungkin. Oralit merupakan rumus manjur untuk mengatasi diare
pada anak.
Jika anak dalam masa pemberian ASI, lanjutkan
pemberian ASI, tetapi juga perlu ditambahkan cairan / minum agar tidak
mengalami dehidrasi. Bahaya besar kedua untuk anak-anak yang terkena diare
adalah kekurangan gizi. Berikan anak makanan bergizi.
c. Demam
Anak dikatakan demam jika suhu tubuhnya melebihi
dari 37,5°C waktu diukur dengan termometer. Pada anak-anak kecil, demam tinggi
(lebih dari 39°C) dapat dengan mudah menyebabkan kejang atau kerusakan otak.
Untuk menurunkan demam, dapat dilakukan beberapa hal berikut.
1) Kompres
dengan air hangat
Anak dikompres dengan handuk yang dibasahi dengan
dibasahi air hangat (30º C) kemudian dilapkan seluruh badan. Penurunan suhu
tubuh terjadi saat air menguap dari permukaan kulit. Oleh karena itu, anak
jangan “dibungkus” dengan lap atau handuk basah atau didiamkan dalam air karena
penguapan akan terhambat. Tambah kehangatan airnya bila demamnya semakin
tinggi. Dengan demikian, perbedaan antara air kompres dengan suhu tubuh tidak terlalu
berbeda. Jika air kompres terlalu dingin akan mengerutkan pembuluh darah anak.
Akibatnya, panas tubuh tidak mau keluar. Anak jadi semakin menggigil untuk
mempertahankan keseimbangan suhu tubuhnya.
2) Berikan
obat pereda demam
Perawatan paling efektif untuk demam adalah
menggunakan obat penurun panas seperti parasetamol atau ibuprofen. Terdapat
berbagai macam sediaan di pasaran seperti: tablet, drops, sirup, dan
suppositoria. Pengobatan ini dapat mengurangi ketidaknyamanan anak dan
menurunkan suhu 1 sampai 1,5 ºC. Sedangkan Aspirin tidak direkomendasikan untuk
anak di bawah 18 tahun karena dapat menyebabkan efek samping penyakit serius
yang disebut sindrom reye, meskipun angka kejadian penyakit ini jarang.
3) Berikan
banyak cairan
Demam pada anak dapat meningkatkan risiko terkena
dehidrasi (kekurangan cairan). Tanda dehidrasi paling mudah adalah berkurangnya
kencing dan air kencing berwarna lebih gelap daripada biasanya. Maka dari itu,
orang tua sebaiknya mendorong anak untuk minum cairan dalam jumlah yang memadai.
Anak dengan demam dapat merasa tidak lapar dan sebaiknya tidak memaksa anak
untuk makan. Cairan seperti susu (ASI atau sapi atau formula) dan air harus
tetap diberikan atau bahkan lebih sering. Anak yang lebih tua dapat diberikan
sup atau buah-buahan yang banyak mengandung air. Bila anak tidak mampu atau
tidak mau minum dalam beberapa jam, orang tua sebaiknya diperiksakan ke dokter.
4) Istirahat
yang cukup
Demam menyebabkan anak lemah dan tidak nyaman.
Orang tua sebaiknya mendorong anaknya untuk cukup istirahat. Sebaiknya tidak
memaksa anak untuk tidur atau istirahat atau tidur bila anak sudah merasa
baikan dan anak dapat kembali ke sekolah atau aktivitas lainnya ketika suhu
sudah normal dalam 24 jam.
d. Kejang
Penyebab dari kejang pada anak-anak antara lain
demam tinggi, dehidrasi, epilepsi, dan meningitis. Jika anak mengalami demam
tinggi, segera redakan agar tidak kejang. Periksa tanda-tanda dehidrasi dan
meningitis. Kejang yang datang tiba-tiba tanpa demam atau tanda lainnya mungkin
epilepsi, terutama jika anak tampak biasa-biasa saja tanpa menunjukkan ada
gejala yang aneh. Kejang yang dimulai pada rahang dan kemudian seluruh tubuh
menjadi kaku mungkin akibat tetanus. Tanda-tanda kejang pada anak, di
antaranya:
1) kedua
kaki dan tangan kaku disertai gerakan-gerakan kejut yang kuat dan kejang-kejang
selama 5 menit dan bola mata berbalik ke atas,
2) gigi
terkatup,
3) muntah,
4) tak
jarang si anak berhenti napas sejenak,
5) pada
beberapa kasus tidak bisa mengontrol pengeluaran buang air besar/ kecil,
6) pada
kasus berat, anak kerap tak sadarkan diri. Adapun intensitas waktu kejang juga
sangat bervariasi, dari beberapa detik sampai puluhan menit.
e. Meningitis
Penyakit berbahaya ini bisa datang sebagai
komplikasi dari campak, gondok, atau yang lain yang serius penyakit. Anak-anak
dari ibu yang memiliki TB mungkin mendapatkan meningitis TBC. Seorang anak yang
sangat sakit yang terletak dengan cara kepala miring kembali, yang leher
terlalu kaku untuk membungkuk ke depan, dan yang tubuhnya membuat gerakan aneh
(kejang) mungkin memiliki meningitis.
Gejala yang khas dan umum ditampakkan oleh penderita
meningitis diatas umur 2 tahun adalah demam, sakit kepala dan kekakuan otot
leher yang berlangsung berjam-jam atau dirasakan sampai 2 hari. Tanda dan
gejala lainnya adalah photophobia (takut/menghindari sorotan cahaya terang),
phonophobia (takut/terganggu dengan suara yang keras), mual, muntah, sering
tampak kebingungan, kesusahan untuk bangun dari tidur, bahkan tak sadarkan
diri.
Pada bayi gejala dan tanda penyakit meningitis
mungkin sangatlah sulit diketahui, namun umumnya bayi akan tampak lemah dan
pendiam (tidak aktif), gemetaran, muntah dan enggan menyusui.
Meningitis yang disebabkan oleh virus dapat
ditularkan melalui batuk, bersin, ciuman, bertukar alat makan, dan pemakaian
sikat gigi bersama. Mencuci tangan yang bersih sebelum makan dan setelah ke
toilet umum, memegang hewan peliharaan. Menjaga stamina (daya tahan) tubuh
dengan makan bergizi dan berolahraga yang teratur adalah sangat baik menghindari
berbagai macam penyakit. Pemberian imunisasi vaksin meningitis merupakan
tindakan yang tepat terutama di daerah yang diketahui rentan terkena wabah
meningitis.
f. Anemia
Tanda-tanda
umum timbulnya anemia pada anak-anak, antara lain:
1) pucat,
terutama di dalam kelopak mata, gusi, dan kuku
2) lemah
dan cepat lelah
3) tampak
seperti malnutrisi
4) glositis
berat (radang lidah disertai rasa sakit)
5) diare
dan kehilangan nafsu makan
Adapun penyebabnya antara lain:
1) kurang
zat besi
2) infeksi
usus kronis
3) cacing
tambang
4) malaria
Berikut
adalah cara pencegahan dan pengobatan.
1) Makanlah
makanan yang kaya zat besi seperti daging dan telur, kacang, lentil, kacang
tanah (kacang tanah), dan gelap hijau sayuran juga memiliki beberapa besi.
2) Seringkali
dijumpai adanya cacing tambang pada anak anemia.
3) Jika
anda mencurigai adanya cacing tambang, periksakan feses anak di laboratorium.
Jika ditemukan telur cacing tambang, segera lakukan pengobatan untuk mengusir
cacing tambang ini.
4) Jika
perlu, berikan garam besi dengan mulut (ferro sulfat).
5) Jangan memberikan zat besi dalam
bentuk tablet untuk bayi atau anak kecil karena bisa menyebabkan keracunan.
Sebaiknya berikanlah zat besi berupa cairan. Atau menghancurkan tablet tersebut
menjadi bubuk dan mencampurnya dengan makanan.
g. Cacing dan Parasit lain
Jika salah satu anak dalam keluarga diketahui
menderita cacingan, semua anak dalam keluarga harus dirawat atau diobati untuk
memastikan hilangnya cacing. Untuk mencegah infeksi cacing, anak-anak harus:
1) Jagalah
kebersihan
2) Gunakan
jamban.
3) Jangan
bertelanjang kaki.
4) Jangan
makan daging mentah atau ikan mentah atau yang setengah matang.
5) Minum
hanya air rebus atau murni.
h. Masalah Kulit
Masalah
kulit yang paling umum dijumpai pada anak-anak antara lain:
1) Kudis
2) terinfeksi
luka dan impetigo
3) kurap
dan infeksi jamur lainnya
Untuk
mencegah masalah kulit dapat dilakukan cara-cara berikut:
1) Yang
paling utama: jagalah kebersihan
2) Mandikan
anak sesering mungkin yang bersih
3) Pengendalian
kutu busuk, kutu, dan kudis.
4) Jangan
biarkan anak-anak yang menderita kudis, kutu, kurap, atau luka yang terinfeksi
bermain atau tidur bersama dengan anak-anak sehat.
i.
Pink Eye (Conjunctivitis)
Pink eye
atau disebut juga konjungtivitis adalah selaput membran jernih yang radang dan
kemerahan yang meliputi bagian putih pada mata dan membran pada bagian dalam
kelopak mata. Pink eye paling umumnya
disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, meskipun alergi, bahan beracun dan
penyakit yang mendasarinya mungkin juga berperan.
Bersihkan kelopak mata dengan kain basah yang bersih
beberapa kali sehari. Gunakan salep mata antibiotik di dalam kelopak mata empat
kali sehari. Jangan biarkan anak dengan mata merah muda bermain atau tidur
dengan orang lain. Jika dia tidak tidak sembuh dalam beberapa hari, hubungi
dokter atau petugas kesehatan.
Hindari menyentuh daerah mata, dan
cucilah tangan anda sesering mungkin, terutama setelah menggunakan obat-obatan
untuk area tersebut. Jangan pernah berbagi handuk atau saputangan, dan buanglah
tisu-tisu segera setelah digunakan. Ganti seprai dan handuk setiap hari.
Gunakan pembasmi hama pada semua permukaan, termasuk permukaan konter, bak cuci
dan tombol pintu. Buanglah semua alat rias yang digunakan saat terinfeksi.
j. Pilek dan Flu
Flu biasa, dengan hidung meler, demam ringan, batuk,
sering sakit tenggorokan, dan kadang-kadang diare adalah sering tapi bukan
masalah serius pada anak. Berikan banyak cairan pada anak. Biarkan anak banyak
istirahat atau tidur. Berikan makanan bergizi dan buah-buahan agar anak-anak
terhindar pilek dan cepat sembuh.
Jika seorang anak yang menderita flu menjadi sangat
sakit, demam tinggi, pernapasan cepat, mungkin si anak menderita pneumonia,
segera hubungi dokter.
k. Sakit Telinga dan Infeksi Telinga
Infeksi telinga adalah umum pada anak-anak kecil.
Demam akan meningkat, dan anak sering menangis atau menggosok bagian samping
kepalanya. Kadang-kadang nanah bisa dilihat di telinga. Pada anak-anak kecil
infeksi telinga kadang-kadang dapat menyebabkan muntah atau diare. Jadi, ketika
seorang anak mengalami diare dan demam pastikan untuk memeriksa telinganya.
Adapun beberapa pengobatan yang dapat dilakukan sebagai berikut.
1) Adalah
penting untuk mengobati infeksi telinga segera mungkin. Berikan antibiotik
penisilin seperti atau kotrimoksazol. Pada anak-anak di bawah 3 tahun,
ampisilin sering bekerja lebih baik. Berikan acetaminophen untuk meredakan rasa
sakit. Aspirin juga bekerja tetapi tidak aman bagi anak-anak.
2) Bersihkan
nanah yang keluar dari telinga dengan kapas secara hati-hati.
3) Anak-anak
yang menderita telinga bernanah harus mandi secara teratur, hindarkan berenang
atau menyelam minimal dua minggu setelah kesembuhannya. Untuk mencegah infeksi
pada telinga, bersihkan telinga anak secara rutin dan hati-hati.
4. Dampak Permasalahan Kesehatan yang Sering
Terjadi pada Anak Usia Dini
Dalam permasalahan kesehatan yang kerap
terjadi pada anak usia dini akan menimbulkan dampak yang negatif pada diri
anak, seperti:
a.
nafsu
makan berkurang
b.
berat
badan menurun
c.
lebih
banyak diam (tidak banyak aktif)
d.
malas
untuk belajar dan bermain
e.
kurang
percaya diri
f.
cenderung
lebih manja
g.
perkembangan
social dan emosi menjadi terganggu
h.
memicu
timbulnya berbagai penyakit lainnya
5. Cara Memelihara dan Menjaga Kesehatan Anak
Usia Dini
Kesehatan merupakan salah satu hal penting dalam menjalani kehidupan
sebab kondisi kesehatan dapat mempengaruhi kualitas seseorang dalam menjalani
hidup. Kondisi kesehatan yang kurang baik akan memberi banyak dampak pada
kelancaran aktivitas seseorang, rasa tidak nyaman akan menjadi salah satu sebab
seseorang tidak dapat menjalankan kegiatannya.
Pada masa usia dini, anak akan sangat mudah terserang virus dan penyakit
sebab belum memiliki daya tahan tubuh yang baik. Anak-anak akan mengalami rasa
tidak nyaman lebih besar ketimbang orang dewasa ketika sedang mengalami
gangguan kesehatan. Rasa tidak nyaman akan mengganggu aktivitasnya bahkan dapat
menimbulkan penyakit baru bagi anak. Oleh sebab itu, kondisi kesehatan anak
sangat penting dijaga baik oleh orang tua di rumah ataupun oleh guru di
sekolah. Orang-orang yang bertanggung jawab pada anak harus mampu menjaga
kesehatan anak di manapun berada.
a. Di Lingkungan Rumah
Menjaga
kesehatan anak menjadi perhatian khusus para ibu ketika di lingkungan rumah,
terlebih saat pergantian musim yang umumnya disertai dengan berkembangnya
berbagai penyakit. Saat pergantian musim terjadi, tubuh beradaptasi ekstra
keras menghadapi perubahan cuaca dari musim kemarau ke musim hujan ataupun
sebaliknya. Udara yang semula panas atau kering, tiba-tiba menjadi dingin atau
lembab. Kondisi ini, menimbulkan rasa tidak nyaman, juga membuat tubuh mudah
terserang penyakit.
Dengan
adanya permasalahan-permasalahan yang telah di uraikan pada pembahasan
sebelumnya sehingga perlu adanya upaya yang dilakukan untuk terus menjaga dan
memelihara kesehatan anak ketika anak berada di lingkungan rumah, adapun cara
yang dapat dilakukan untuk memelihara dan menjaga kesehatan anak ketika di
lingkungan rumah adalah sebagai berikut:
1) Membiasakan anak
untuk mencuci tangan,
Tingkatkan
kebersihan tangan dengan membiasakan mencuci tangan anak padasetiap kesempatan yaitu saat mandi, sebelum sarapan,
sebelum makan siang, sebelum makan malam dan setelah menggunakan toilet setelah
main di luar, dll. Hal ini akan membantu mencegah penyebaran kuman.
2) Membiasakan
hidup bersih pada anak,
Biasakan anak untuk
Mandi minimal satu hari sekali dengan sabun. Gunakan sabun untuk menghilangkan
kotoran dan kuman yang menyebabkan bau badan, biang keringat dan lecet diluar
serta flu dan pilek di dalam. Selain itu bersihkan telinga menggunakan cotton
bad minimal satu minggu sekali, Rambut
dikeramas 2-3 kali seminggu dan disisir rapih, Gosok gigi 2-3 kali sehari yaitu
setiap habis makan dan sebelum tidur, Kuku digunting pendek dan bersih, agar
tak melukai kulit dan menjadi sumber Penyakit, Kaki harus dirawat dengan baik
dan teratur dan pakai sepatu yang cocok ukurannya selain itu Kaos kaki harus sering
diganti/dicuci, Pakaian harus diganti setiap habis mandi dengan pakaian yang
sudah dicuci bersih dengan sabun detergen, dijemur dibawah matahari dan
disetrika.
3) Berikan makanan yang
baik,
Memakan buah dan
sayuran adalah penting untuk mencapai gaya hidup sehat. Buah dan sayur dapat
membantu melawan infeksi dan menggantikan cairan yang hilang. Selain itu kadang
anak merasa bosan bila menu bikinan bunda di rumah bentuknya itu-itu aja. Tak
heran anak memilih membeli jajanan. Jadi daya kreatifitas bunda di tuntut untuk
ekstra keras, yakni untuk membuat makanan-makanan unik untuk menarik
perhatiannya. Sehingga anak dapat memakan makanan yang baik dan bergizi
tinggi.
4) Memperbanyak
minum cairan sehat,
Minum banyak air.
Ganti minuman manis yang berwarna dengan teh herbal untuk tetap terhidrasi.
Atau biasakan anak untuk membawa minum dari rumah karena seringkali anak tergoda membeli minuman disekolah terutama
minuman sejenis sirup, atau minuman bersoda yang diberi zat pewarna, warnanya
yang mencolok membuat anak tergiur. Berilah ia pengertian bahwa minuman seperti
itu tidak sehat dan bisa membuatnya sakit. Karena itu, siapkan bekal sebotol
minuman air mineral di dalam tasnya. Bila anak suka air sirup, katakan agar ia
meminumnya di rumah
sepulang sekolah. Membawakannya air sirup sebaiknya dihindari untuk mencegahnya
kebanyakan mengosumsi gula.
5) Batasi memberikan
uang saku,
dengan memberikan uang saku yang berlebihan, akan mendorong
anak untuk konsumtif mereka akan merasa memiliki kemampuan untuk membeli apapun
yang diinginkan, meskipun berbahaya bagi kesehatannya. Karena itu sebaiknya
batasi uang saku, agar ia membeli hanya sesuai kebutuhannya
saja.
6) Menjelaskan bahaya
jajan
sembarang,
Anak jaman sekarang
sering kali tidak bisa menerima begitu saja larangan yang diberikan orang
tuanya. Karena itulah perlu memberikan penjelasan yang bisa dimengerti mereka
mengapa dilarang membeli jajanan atau makanan sembarangan. Penjelasan
sederhana, sebaiknya juga di beri gambaran atau contoh kongkrit, seperti
banyaknya berita tv anak mengalami diare, maka anak akan memahami dan akhirnya
mau menghindarinya.
7) Membawa anak ke
Posyandu
Kesehatan anak dapat
terpantau dengan membawanya ke pelayanan kesehatan, dengan membawa anak
kepelayanan kesehatan, apapun yang terjadi pada anak akan terpantau baik itu
dalam hal status gizi, dan keperluan vaksin bahkan keperluan keperluan lainnya.
8) Berikan vitamin
secukupnya,
Aktivitas anak yang padat seringkali membuat daya tahan
tubuhnya menurun. Apalagi setelah pulang sekolah, masih harus mengikuti
serangkaian kursus atau ekstrakurikuler lainnya karena itu sangat penting
memberikan tambahan vitamin untuk memperkuat stamina
tubuhnya.
9) Biasakan anak untuk
tidur yang cukup setiap hari,
Kurang tidur dapat
membuat anak rentan terhadap infeksi.
Cobalah untuk membiasakan anak tidur
paling tidak 8 jam setiap malam, dan mandi dengan air panas sebelum tidur untuk
menghilangkan stres dan kuman.
10)
Batasi waktu bermain,
Tetapkan batas waktu yang wajar untuk bermain di luar rumah pada musim penghujan untuk mencegah hipotermia.
Mintalah anak-anak untuk kembali secara periodik pada waktu tertentu untuk
sekedar beristirahat atau menghangatkan badan Perlengkapan anak, Jika musim
hujan lebih baik saat mengantar anak anak ke sekolah dengan perlengkapan hujan
yang tepat. Memiliki payung, jas hujan, dan sepatu bot hujan adalah suatu
keharusan bagi anak-anak anda selama hari-hari hujan untuk melindungi mereka
dari hujan dan genangan air hujan yang mengalir di jalan-jalan
b. Di Lingkungan Sekolah
Salah satu tempat yang memungkinkan bagi anak-anak untuk mudah terserang penyakit yaitu sekolah.
Menjaga anak tetap sehat
dalam setiap kondisi memang tidak mudah, apalagi saat anak sedang di sekolah.
Untuk menjaganya tetap sehat, kita dapat menerapkan beberapa perilaku sehat
saat anak berada di sekolah. Menjaga kesehatan anak bukan hanya tanggungjawab
orang tua di rumah saja, namun ketika anak telah berada di lingkungan sekolah
maka yang paling bertanggungjawab terhadap anak adalah guru. Berikut adalah
beberapa tips yang dapat dilakukan baik bagi orang tua ataupun guru dalam menjaga kesehatan anak ketika ia di sekolah.
1)
Cuci tangan
Cara untuk
menjaga kesehatan anak yang pertama adalah dengan mengajarkan pentingnya
mencuci tangan. Di sekolah anak akan lebih banyak bertemu sumber penyakit dan
kotoran ketimbang di rumah. Di sekolah ada berbagai benda yang telah
terkontaminasi dan telah dipegang dari satu tangan ke tangan lain sehingga
bakteri menjadi lebih banyak dan berkembang cepat. Cara yang paling mudah untuk dapat menghambat
penularan beberapa penyakit dan
bakteri adalah dengan
seringnya mencuci
tangan. Ajarkan anak-anak agar dapat mencuci
tangan dengan bersih dan beritahu pada anak kapan saja waktu yang perlu untuk
mencuci tangan. Ini sangat penting terutama
setelah anak-anak beranjak
dari waktu istirahat ketika bermain dan sebelum makan. Untuk dapat membunuh kuman, tangan anak perlu untuk digosok
dengan sabun setidaknya selama 15 hingga 20 detik.
2)
Jangan berbagi botol
atau sendok
Kita
seringkali melihat anak-anak di sekolah memakan makanan dari sendok, garpu dan
minum dari alat yang sama dengan teman-temannya, terkadang anak-anak senang bertukar
alat makan mereka. Itu adalah cara termudah anak-anak bisa jatuh sakit. Untuk
memastikan anak-anak tetap sehat di sekolah, beritahu mereka untuk tidak
berbagi sendok atau minum dari botol yang sama dengan teman mereka. Guru
sebaiknya mengontrol aktivitas anak selama di sekolah termasuk dalam kegiatan
makan demi menghindari kemungkinan tertularnya penyakit.
3)
Jangan makan junkfood
Membawa
bekal sehat dari rumah adalah salah satu cara yang bisa dilakukan untuk
menghindari makanan luar yang mungkin mengandung bahan membahayakan kesehatan
anak. Guru dapat menugaskan anak dan orang tua untuk membawakan bekal anak
dengan menu yang sehat, bukan junkfood.
Selain itu, pihak sekolah sebaiknya dapat menyediakan kantin sehat yang
kualitas makanan dan minumannya terkontrol baik. Namun, bagi orang tua yang
menyekolahkan anaknya di sekolah-sekolah besar, pada umumnya tak perlu merasa
khawatir, karena biasanya semua menu makanan biasanya sudah disiapkan pihak
sekolah dan mereka bertanggung jawab pada segi kualitasnya. Namun tentu saja
tak semua orang tua mampu menyekolahkan anak ditempat yang seperti itu bukan?
Meski demikian tak perlu risau. Asalkan memperhatikan beberapa hal untuk
menjaga daya tahan tubuh si kecil, tentulah kesehatannya tetap baik.
4)
Menjelaskan bahaya jajan
sembarang
Kita tahu,
anak zaman sekarang seringkali tidak bisa menerima begitu saja larangan yang
diberikan orang tua atau gurunya. Oleh sebab itu orang tua atau guru perlu
memberikan penjelasan yang bisa dimengerti oleh anak alasan mengapa mereka dilarang
membeli jajanan atau makanan
sembarangan. Penjelasan sederhana, sebaiknya juga diberi gambaran atau contoh
kongkrit, seperti banyaknya berita TV anak mengalami diare, maka anak akan
memahami dan akhirnya mau menghindarinya. Guru dapat menyampaikan nasehat
melalui film, cerita pendek, dongeng, berbagi cerita dengan menarik, serta
dilakukan pengulangan agar anak benar-benar paham.
5)
Gerak aktif
Riset yang
pernah dilakukan menunjukkan bahwa anak yang giat dalam menggerakkan tubuh
lebih dapat tahan terhadap berbagai serangan virus yang menjadi penyebab pilek pada anak. Ketimbang duduk berlama-lama dan terpaku di
depan TV, lebih baik ajaklah anak
untuk berolah raga. Kemas semua gerak fisik dalam berbagai bentuk
permainan yang menyenangkan bagi anak. Sebelum
kegiatan belajar, rencanakan untuk berolahraga kecil bersama-sama, atau guru
dapat menyelipkan ice breaking sebagai
hiburan disela kegiatan pembelajaran.
6)
Hindari menyentuh wajah
Terdapat
banyak sekali virus dan kuman yang menempel di tangan anak ketika mereka berada
di luar rumah. Virus pilek dapat masuk ke dalam tubuh anak melalui
hidung, melalui mata, dan juga melalui mulut. Biasakan anak untuk tidak menyentuh sekitar area tersebut. Langkah ini tentu tidak mudah untuk diterapkan pada anak, terutama bila dalam
satu kelas guru harus memegang banyak anak murid.
7)
Nutrisi yang seimbang
Biasakan
anak untuk selalu mengkonsumsi buah-buahan dan juga sayuran
untuk membantu menguatkan sistem imun tubuh anak. Guru dapat memanfaatkan waktu
makan di sekolah sebagai upaya pemenuhan gizi anak. Sebaiknya makanan yang
disajikan dimasak oleh guru atau pihak sekolah agar guru dapat memberikan
makanan dan minuman yang bergizi dan diolah dengan baik sesuai rencana. Dalam
menyediakan makanan untuk anak, carilah makanan yang kaya dengan vitamin C, misalnya seperti
brokoli, buah stroberi,
dan juga jeruk. Jangan lupa juga untuk memberikan penganan yang mengandung vitamin D semacam ikan tuna, susu dan juga sereal boleh digilir. Yogurt juga sangat
bagus karena mengandung probiotik yang dapat
membantu untuk membangun sistem kekebalan tubuh anak. Perlu diperhatikan juga komposisi
bumbu dapur dan teknik pengolahannya agar gizinya tersampaikan. Alangkah
baiknya bila guru dapat menyajikannya dengan menarik.
8)
Memperhatikan kesehatan mata
Dalam
pemeliharaan kesehatan tidak hanya fokus pada kondisi tubuh saja, namun salah
satu panca indera seperti mata juga perlu diperhatikan. Dari sedini mungkin
guru dan orang tua mempunyai kewajiban untuk menjaga mata buah hatinya agar
tidak sakit, rusak permanen ataupun cidera karena mata adalah salah satu panca
indera manusia yang sangat penting yang akan terus digunakan hingga meninggal
dunia. Apabila mata anak sudah rusak atau cacat permanen, maka anak tidak akan
bisa melakukan banyak hal di masa depan, termasuk dalam hal karir atau
pekerjaan. Ada beberapa cara menjaga
kesehatan mata, yaitu atur jarak ketika anak-anak menonton televisi, komputer,
dan membaca. Guru dapat mengarahkan bagaimana posisi yang ideal ketika
melakukan kegiatan tersebut ketika pembelajaran atau kegiatan menonton
televisi. Perlu diperhatikan juga, keamanan di lingkungan sekolah dengan
menjauhi benda tajam atau benda tumpul yang mengancam mata.
9)
Memperhatikan kesehatan gigi
Masalah kesehatan yang paling sering dialami oleh
anak-anak adalah kesehatan gigi. Kebiasaan-kebiasaan yang buruk seperti
memasukkan benda-benda asing ke mulut, kondisi gigi anak yang mudah rapuh, dan
kebiasaan memakan makanan yang dapat merusak gigi yang diiringi dengan
pemeliharaan yang tidak baik menjadi faktor penyebab timbulnya masalah gigi
pada anak. Di sekolah, anak perlu diajarkan teknik menyikat gigi dengan benar
dan penanaman kecintaan anak terhadap pemeliharaan kesehatan gigi agar
selanjutnya anak dapat menerapkannya di rumah.
Selain
melakukan berbagai upaya perilaku sehat di sekolah, alangkah baiknya sekolah
juga mampu menciptakan sanitasi yang baik, sebab lingkungan yang bersih akan
menciptakan kondisi yang sehat bagi penghuninya. Guru dan semua orang yang ada
di lingkungan sekolah juga perlu menciptakan kondisi lingkungan yang sehat dan
bersih agar anak tidak mudah terserang virus dan penyakit. Beberapa cara yang
dapat dilakukan untuk memelihara lingkungan sekolah, misalnya mengatur
mekanisme pembuangan sampah di sekolah, menyediakan tempat sampah di setiap
kelas dan setiap sudut sekolah, menjauhkan tempat pembuangan akhir sampah dari
bangunan sekolah, membangun apotek hidup
di sekolah, dan sebagainya. Sebagai salah satu lembaga formal pendidikan yang
berfungsi untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan anak, sekolah juga dapat
memberikan pemahaman dan pengenalan mengenai lingkungan, seperti pentingnya
menjaga lingkungan agar tetap bersih dan terhindar dari kuman, atau mengajak
anak untuk membuang sampah pada tempatnya, sehingga anak-anak memiliki
kebiasaan hidup bersih.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Kesehatan
merupakan bagian penting pada manusia dalam menjalani kehidupan, sebab kondisi
kesehatan akan mempengaruhi kualitas seseorang. Kesehatan yang kurang baik
dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada seseorang, terutama pada anak usia
dini yang masih sangat rentan terserang virus.
Penyakit
yang menyerang kesehatan dapat datang kapan saja pada seseorang bila stamina
atau imunnya sedang lemah. Dampak dari gangguan kesehatan ada bermacam-macam,
hal tersebut dapat meliputi gangguan fisik dan psikis. Gangguan yang terjadi
pada fisik dan psikis seseorang dapat saling terlibat dan mempengaruhi,
misalnya penyakit psikosomatis.
Kesehatan
yang tidak dijaga dan dibiarkan terus-menerus dapat menyebabkan kematian. Namun
kondisi kesehatan dapat dijaga, ada banyak sekali cara menjaga kesehatan,
seperti menjaga kebersihan diri dan lingkungan, imunisasi, mengkonsumsi makanan
dan minuman yang sehat, dan mencukupi kebutuhan gizi. Kesehatan tidak hanya
perlu dijaga bila anak ada di rumah, namun di manapun anak berada, sebab virus
dan bakteri penyakit ada di mana saja.
B. Saran
Berdasarkan ilmu yang
telah diketahui, maka sebagai pihak yang bertanggung jawab pada anak, seperti
orang tua dan guru di sekolah perlu memahami ilmu mengenai kesehatan anak,
sebab dengan memamahaminya orang tua dan guru dapat menjaga anak dengan baik
dan mengahasilkan anak yang berkualitas.
Dalam hal ini, menjaga
kesehatan bukan hal yang mudah sebab virus dan bakteri dapat berkembang di mana
saja, oleh sebab itu pemeliharaam kesehatan seperti menjaga kebersihan,
imunisasi, gizi yang cukup, dan sebagainya perlu diperhatikan.
DAFTAR PUSTAKA
Ardiani, Yogi. (2013). Perkembangan dan Pemeliharaan Kesehatan AUD. [Online]. Tersedia: http://edukasi.kompasiana.com/2013/06/06/perkembangan-dan-pemeliharaan-kesehatan-aud-566538.html.
Halim, Andreas. Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Surabaya: Sulita Jaya.
Multahzam, Ahmad. (2012). Kesehatan dan Gizi. .[Online]. Tersedia: http://multazam-einstein.blogspot.com/2012/12/makalah-kesehatan-dan-gizi.html.
Thank's Infonya Bray .. !!!
BalasHapuswww.bisnistiket.co.id
http://sellasx.blogspot.com/2017/05/patung-garam-8-ton-dipertunjukkan-di.html?view=classic
BalasHapushttp://ceritahatiku168.blogspot.com/2017/06/cerita-jenny-kisah-inspirasi-jawaban.html
BalasHapushttp://ceritahatiku168.blogspot.com/2017/06/cerita-jenny-kisah-nyata-kasih-ibu.html
http://ceritahatiku168.blogspot.com/2017/06/cerita-jenny-kisah-inspirasi-jawaban.html
BalasHapushttp://ceritahatiku168.blogspot.com/2017/06/cerita-jenny-kisah-nyata-kasih-ibu.html
Stimuno untuk balita
BalasHapusTerimakasih gan untuk tips nya
BalasHapusJasa Pengiriman