Laman

Sabtu, 30 Maret 2013

Vidya Pitaloka

Vidya ....
Gadis ini begitu sabar
Gadis yang sangat pemaaf salah satu sahabat terbaik saya
Mungkin saya tipe orang yang tidak bisa mengungkapkan sesuatu dengan baik,
Terkadang saya tidak bisa mengungkapkan saran saya atas masalah dia secara langsung
Mungkin melalui tulisan ini yang bisa dia baca
Vidya ku sayaaaaang ...
Tidak selamanya apa yang kita harapkan dari makhluk Allah akan terwujud seiring berjalannya waktu
Tidak selamanya mekhluk itu akan slalu menampakan sikap baiknya terhadapmu, termasuk saya sendiri...
Mungkin ini salah satu teguran Allah
Mungkin ini salah satu kasih sayang Allah terhadapmu
Supaya kamu lebih mendekatkan diri pada-Nya
Dan lebih banyak melakukan hal-hal yang positif
Saya dan kamu adalah orang yang sangat pernah disakiti dan menyakiti orang lain
Mungkin Allah ingin kita terus selalu berbuat baik pada semua orang
Tanpa terkecuali, tanpa ancaman dari oranglain, ataupun tanpa takut orang lain marah
Semua orang pantas mendapatkan kasih sayangmu
Terlebih untuk Tuhan dan keluarga mu yang slalu melindungimu
Bersabarlah.... yakin Allah selalu memberi keindahan dibalik cobaan dan sakit hatimu
Yakinlah... Allah selalu memberi alasan terbaik mengapa kamu harus merasakan ini
Lihat disekelilingmu, masih ada orangtuamu, masih ada adik-adik mu, dan calon adik barumu yang pasti selalu menyayangi dan membelamu
Kamu harapan mereka, mereka pasti selalu mengharapkan kebahagiaanmu, senyumanmu, dan semua keceriaanmu
Ada saya, hana... yang mugkin tidak sebaik seperti sahabatmu yang lain, tidak sepeka apa yang bisa dilakukanorang lain
Tapi insyaallah saya selalu bersedia mendengarkan apa yang kamu sampaikan meskipun saran yang dibutuhkan tidak didapat dari saya
Mungkin saya hanya menyarankan kamu untuk mengadu kepada sang pencipta
Mengadu kepada sang pemilih masalah
Karena pada akhirnya Dia yang bisa memberitahumu apa yang harus kamu lakukan
Dia bisa menenangkan hatimu
Dia bisa memberikan yang lebih indah dari apa yang telah kamu terima
Semua keputusan hanya Dia yang bisa memberi jawaban
Tinggal tugasmu yang harus menjemput jawaban itu
“.....Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
(Al-Baqarah : 216)
Saya hanya bisa mendoakanmu
Mendoakan supaya kamu lebih bersabar dan ikhlas
Supaya kamu lebih indah dan lebih baik dari apa yang pernah kamu dapatkan
Cepet sembuh yaaaaa ... Allah menantimu ^_^
Love you soooooo ....
Jangan sedih lagiii ...
Nanti cantiknya ilang ... ahahahahah \(^o^)/
Kamis, 28 maret 2013
at 11.55 am
Hana Hafifah

Rabu, 27 Maret 2013

ESENSI DAN KONSEP DASAR ILMU-ILMU SOSIAL, BUDAYA DAN KEALAMAN


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ilmu

            Kata ilmu dalam bahasa Arab yaitu "ilm" yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahui. Secara sederhana ilmu adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. ilmu membatasi diri pada salah satu bidang kajian tertentu. Ilmu lebih mengkhususkan diri pada kejelasan konsep yang dikajinya secara khusus, lebih sempit dan mendalam.
            Pada dasarnya ilmu bukan sekedar pengetahuan saja akan tetapi tetapi ilmu merupakan sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji kebenarannya menggunakan metode-metode tertentu sesuai dengan bidang yang dikaji. Pada dasarnya ilmu itu bersumber pada filsafat. Filsafat ini kemudian berkembang lagi sejalan dengan perkembangan zaman menjadi beberapa ilmu-ilmu pokok, yaitu ilmu kealaman, ilmu sosial, dan ilmu kebudayaan.
            Ilmu meupakan hasil olah fikir manusia secara mendalam sehingga menghasilkan suatu konsep ilmu yang dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Ilmu merupakan salah satu dasar yang harus dimiliki oleh setiap manusia, karena ilmu sangatlah penting di dalam kehidupan manusia. Jika manusia tidak memahami akan pentingga ilmu maka akan berdampak negative bagi diri sendiri maupun orang lain.
            Selain pengertian diatas secara sederhana ilmu adalah pengetahuan yang sudah tersusun, diklasifikasikan, diorganisasikan, disistematisasi dan interpretasi yang menghasilkan kebenaran objektif yag usdah diuji ulang secara ilmiah. Sementara pengetahuan adalah segala sesuatu atau hal yang diketahui melalui tangkapan panca indra itu isi dan firasatnya. Oleh karena itu tidak semua pengetahuan adalah ilmu, tetapi semua ilmu adalah pengetahuan.

            Menurut Prof.Dr.Harsya Bachtiar, ilmu dan pengetahuan dapat dikelompokkan dalam 3 kelompok besar, yaitu :
1.     Ilmu-ilmu Alamiah ( natural science )
Ilmu ilmu alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode ilmiah. Caranya ialah dengan menentukan hukum yang berlaku mengenai keteraturan-keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk menentukan suatu kualitas. Hasil analisis itu kemudian digeneralisasikan. Atas dasar ini lalu dibuat prediksi . Hasil penelitiannya 100 % benar dan 100 % salah. Yang termasuk kelompok ilmu-ilmu alamiah antara lain ialah astronomi, fisika, kimia, biologi, kedokteran, mekanika.
2.      Ilmu-ilmu Sosial ( social science )
Ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antar manusia. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah. Tetapi hash penelitiannya tidak mungkin 100 % benar, hanya mendekati kebenaran. Sebabnya ialah keteraturan dalam hubungan antar manusia itu tidak dapat berubah dari saat ke saat. Yang termasuk kelompok ilmu-ilmu sosial antara lain ilmu ekonomi, sosiologi, politik, demografi, psikologi, antropologi sosial, sosiologi hukum, dsb.
3.      Pengetahuan budaya ( the humanities )
Pengetahuan budaya bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan pemyataan-pemyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti. Peristiwa-peristiwa dan pemyatan-pemyataan itu pada umumnya terdapat dalam tulisan-tulisan., Metode ini tidak ada sangkut pautnya dengan metode ilmiah, hanya mungkin ada pengaruh dari metode ilmiah.
            Pengetahuan budaya ( The Humanities ) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup kcahlian (disiplin) scni dan filsafat. Keahlian inipun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai bidang kcahlian lain, seperti seni tari, seni rupa, seni musik, dll. Sedang Ilmu Budaya Dasat ( Basic Humanities ) adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan perkataan lain Ilmu Budaya dasar menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran dan kepekaan dalam mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Ilmu budaya dasar berbeda dengan pengetahuan budaya. Ilmu budaya dasar dalam bahasa Inggris disebut dengan Basic Humanities. Pengetahuan budaya dalam bahasa inggris disebut dengan istilah the humanities. pengetahuan budaya mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai mahluk betbudaya ( homo humanus ), sedangkan Ilmu budaya dasar bukan ilmu tentang budaya, melainkan mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan budaya.
Selain ilmu, juga terdapat kata yang selalu berkaitan dengan ilmu yaitu pengetahuan. Pengetahuan adalah segala sesuatu atau hal yang diketahui melalui tangkapan pancaindera, rasio, firasat, intiusi, dan pengetahuan sikap. Oleh karena itu, tidak semua pengetahuan adalah ilmu, tetapi semua ilmu adalah pengetahuan.

B.Persyaratan Ilmu
            Ilmu adalah pengetahuan sehingga seseorang itu akan mengetahui penyebab terjadinya dan apa alasannya. Contohnya Ilmu Alam hanya bisa menjadi pasti setelah lapangannya dibatasi ke dalam hal yang bahani (materil saja) atau ilmu psikologi hanya bisa meramalkan perilaku manusia jika membatasi lingkup pandangannya ke dalam segi umum dari perilaku manusia yang kongkrit. Berkenaan dengan contoh ini, ilmu-ilmu alam menjawab pertanyaan tentang berapa jauhnya matahari dari bumiDari contoh diatas, dapat dilihat bahwa tidak semua pengetahuan dapat untuk dijadikan suatu ilmu tidak asal hanya menjadi ilmu saja akan tetapi harus memenuhi syarat- syarat yang berlaku agar ilmu tersebut tidaklah sia-sia Adapun beberapa persyaratan ilmiah yang dapat dikatakan suatu ilmu adalah sebgai berikut.
1.     Objektif.
Sesuatu dapat disebut ilmu jika sesuatu tersebut dicari dan diteliti secara mendalam sehingga menghasilkan suatu keputusan yang kebenarannya bersifat objektif dan dapat diterima oleh semua orang serta objek yang ditelitinya nyata. Selain itu kebenarannya dapat diuji secara ilmiah. Jadi bukan hanya kesimpulan yang diambil secara subjektif oleh peneliti atau subjek penunjang penelitian saja.
2.     Metodis
Metodis berasal dari bahasa Yunani yaitu metodos yang berarti cara atau jalan. Dalam menentukan suatu ilmu, harus memiliki cara yang valid dalam kemungkinan-kemungkinan adanya penyimpangan dalam ilmu yang telah teruji kebenarannya tersebut. Secara umum metodis adalah metode ilmiah untuk menguji kebenaran suatu ilmu.
3.     Sistematis
Suatu ilmu harus bersifat sistematis. Hal ini dimaksudkan agar objek dari suatu ilmu tersebut dapat terurai secara teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu, serta mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat yang menyangkut objek ilmu itu sendiri.
4.     Universal
Jelas dalam menemukan suatu ilmu tertentu harus memiliki sifat universal. Hal ini untuk menentukan ilmu tersebut dapat dipergunakan secara luas atau tidak. Seperti ilmu matematika dan ilmu fisika yang memiliki rumus-rumus yang valid sehingga dibelahan dunia manapun, ilmu tersebut dapat digunakan dan dapat diterima secara luas.
         Selain syarat ilmu diatas, berdasarkan pandangan filsafat ilmu didalam buku Panduan Kuliah Pendidikan Lingkungan Sosial, Budaya, dan teknologi, menurut Astim Riyanto (Ridwan dan Elly, 2007: 9), mengemukakan bahwa:
         Sesuatu dikatakan ilmu bila memenuhi syarat secara ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Berikut penjelasan dari syarat-syarat tersebut.
1.     Setiap ilmu memenuhi syarat secara ontologis, apabila ilmu tersebut memiliki objek studi yang jelas. Objek yang dijadikan bahan studi hendaknya dapat diidentifikasi, dapat diberi batasan-batasan, dan dapat diuraikan sifat-sifatnya yang esensial. Objek studi itu hendaknya tidak identik dengan objek studi dari ilmu lain, bukan pinjaman dari ilmu lain. Ia haruslah mandiri, tidak bergantung pada ilmu lain.
2.     Sebuah ilmu memenuhi syarat secara epistimologi, bila ilmu tersebut mempunyai pendekatan dan metodologinya sendiri mengenai bagaimana atau dengan cara apa ilmu itu disusun, dibina, dan dikembangkan. Sudah sepantasnya bahwa pendekatan dan metode yang digunakan cocok dengan sifat-sifat hakiki dari objek studinya sendiri.
3.     Sebuah ilmu memenuhi syarat secara aksiologi, bila ilmu tersebut dapat menunjukan nilai-nilai teoritis, hukum-hukum, generalisasi, kecenderungan umum, konsep-konsep dan kesimpulan yang logis, sistematis, dan saling berkaitan. Didalam teori atau konsep itu tidak terdapat kekacauan pikiran, atau pertentangan kontradiktif diantara satu dengan yang lainnya.
Dari penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa dalam merumuskan suatu ilmu tidak dapat dilakukan secara instan dan apa adanya, tetapi harus dikaji terlebih dahulu apakah ilmu tersebut benar-benar suatu ilmu atau hanya pengetahuan untuk diri sendiri saja.

C. Esensi dan Konsep Dasar Ilmu-ilmu Sosial
         Pada dasarnya ilmu sosial adalah ilmu yang mempelajari tindakan-tindakan manusia yang berlangsung dalam proses kehidupannya serta menjelaskan mengapa manusia berkelakuan seperti itu. Ilmu sosial dasar adalah  pengetahuan yang menalaah masalah-masalah sosial khususnya  masalah-masalah yang diwujudkan oleh masyarakat Indonesia ( fakta, monsep, teori ) yang berasal dari berbagai bidang ilmu pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu sosial. Bagaimana sesorang mampu bersosialisasi dengan baik antar sesama manusia sesuai dengan ilmu-ilmu dasar sosial tersebut.
            Ilmu ini mencakup dalam segala hal yang menyangkut perilaku manusia di salam kehidupannya, oleh karena itu ilmu ini dibagi-bagi lagi dalam beberapa sub ilmu yaitu: Antropologi, Ekonomi, Geografi, Ilmu politik, Sejarah, dan Sosiologi. Perilaku manusia ketika bersosial dilihat dari bagaimana seseporang tersebut berkomunikasi dengan baik, karena ilmu-ilmu sosial tersebut haruslah menggunakan etika-etika yang berlaku. Ilmu sosial ini merupakan suatu usaha dalam memberikan pengetahuan umum dan pengetahuan dasar tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk melengkapi gejala-gejala sosial, sehingga kepekaan terhapan sosialnya menjadi lebih besar.
            Adapun Sumber dari semua ilmu pengetahuan adalah filsafat (philosophia), dari filsafat lahir tiga cabang ilmu pengetahuan. Cabang-cabang ilmu pengetahuan tersebut yaitu :
1. Social Sciences (ilmu-ilmu social meliputi : sejarah, politik, ekonomi dll)
2. Natural Science (ilmu-ilmu alam meliputi : fisika, kimia, biologi dll)
3. Humanities (ilmu-ilmu budaya meliputi : bahasa, agama, kesenian dll)
            Ilmu pertama yang akan dibahas adalah ilmu-ilmu sosial (social sciences). Struktur ilmu pengetahuan termasuk ilmu sosial tersusun dalam tiga tingkatan dari yang paling sempit ke yang paling luas yaitu fakta, konsep dan generalisasi. Secara garis besar fakta adalah kejadian yang benar-benar terjadi di masyarakat. Yang dimaksud konsep yaitu sesuatu yang tersimpan dalam suatu pemikiran, ide atau gagasan. Sedangkan generalisasi yaitu pernyataan tentang hubungan diantara konsep.
            Esensi dari ilmu-ilmu sosial mempelajari tindakan-tindakan manusia yang berlangsung dalam proses kehidupan dalam upaya menjelaskan mengapa manusia berprilaku seperti apa yang mereka lakukan. Ilmu dasar sosial ini banyak sekali cangkupannya.
            Di dalam rumpun ilmu sosial terdapat pula obyek- obyeknya. Obyek-obyek tersebut diantaranya sebagai berikut:
1.    Sosiologi yaitu ilmu sosial yang mempelajari tetang hubungan antar manusia dalam konteks sosialnya. Jadi objek formal dari sosiologi adalah interaksi atau hungan antar manusia yang hidup dalam kelompok-kelompok tertentu. Di dalam ilmu sosial ini mengkaji bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan sesamanya, bagaimana seseorang bertingkah laku, bersikap dan mengambil keputusan yang baik. Berinteraksi dengan sesame haruslah berpegang teguh pada suatu etika, tatkrama, aturan serta norma- norma yang berlaku. Dimna seseorang tersebut berada harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan secara baik sesuai dengan aturan yang ada. Karena apabila seseorang tersebut telah mampu bersosialisasi dengan baik maka akan diterama dengan baik pula oleh masyarakat tersebut.
2.    Antropologi merupakan ilmu sosial yang mempelajari aspek kebudayaan yang ada didalam masyarakat. Objek formal dari antropologi adalah kebudayaan yang berkembang di masyarakat. Karena seperti yang kita lihat bnyak sekali macam-macam kebudayaan.
3.    Ekonomi adalah ilmu sosial yang mempelajari tentang aspek kebutuhan manusia untuk memenuhi keperluan jasmani manusia. Objek formal dari ilmu ekonomi adalah kebutuhan material manusia dalam konteks sosialnya. Obyek ekonomi ini juga sama pentingnya dengan obyek yang lainnyayaitu untuk memenuhi kebutuhan jasmani manusia, karena apabila kebutuhan ekonomi ini tidak terpenuhi maka akan menyebabkan penyimpangan perilaku, seperti banyaknya pengemis atau pengamen jalanan karena kebutuhannya yang tidak terpenuhi.
4.    Hukum adalah ilmu sosial yang memperhatikan perilaku manusia menurut ketentuan atau aturan yang berlaku didalam suatu kelompok masyarakat. Objek formal dari ilmu hukum ini adalah perilaku manusia dalam mematuhi tata tertib yang berlaku didalam masyarakat. Hal ini sangat erat kaitannya dengan keamanan dan keadilan didalam masyarakat. Hukum ini guna untuk mewujudkannya suatu kedalian yang sesuai dengan aturan –aturan yang berlaku. Dengan adanya hokum ini akan terlihat mana yang berbuat salah dan mana yang tidak bersalah, namun terkadang karena kurangnya perhatian terkadang hokum ini kurang menghadirkan suatu keadilan.
5.    Komunikasi merupakan ilmu sosial tentang aspek pernyataan manusia dalam konteks sosialnya. Objek formal dari ilmu komunikasi ini adalah penyampaian pesan antara encoding (pemberi pesan) dan decoding (penerima pesan). Dalam penyampaian pesan ini harus jelas dan tepat agar sebagai penerima pesan pun mengerti terhadap pesan yang disampaikannya.
6.    Politik merupakan ilmu sosial yang bergelut dalam aspek kekuasaan khususnya dalam masalah kenegaraan dan pemerintahan. Objek formah dari ilmu politik ini adalah kekuasaan dalam suatu pemerintahan.

D. Esensi dan Konsep Dasar Ilmu-ilmu Budaya
            Budaya merupakan hasil cipta, karya dan karsa manusia. Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa dari filsafat telah lahir tiga cabang ilmu, salah satunya adalah ilmu-ilmu budaya (humanistik).
            Secara sederhana ilmu budaya dasar adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Istilah ilmu budaya dasar dikembangkan pertama kali di Indonesia sebagai pengganti istilah basic humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris “the Humanities”. Adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin humnus yang astinya manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar manusia menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the humanities disamping tidak meninggalkan tanggungjawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri.
            Pengetahuan budaya (the humanities) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup keahlian (disiplin) seni dan filsafat. Keahlian inipun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai bidang keahlian lain, seperti seni tari, seni rupa, seni music dan lain-lain. Sedangkan ilmu budaya dasar (Basic Humanities) adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan perkataan lain ilmu budaya dasar menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran serta kepekaan mahasiswa dalam mengkaji masalah manusia dan kebudayaan.Ilmu budaya dasar berbeda dengan pengetahuan budaya. Ilmu budaya dasar dalam bahasa Inggris disebut basic humanities. Pengetahuan budaya dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah the humanities. Pengetahuan budaya mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai mahluk berbudaya (homo humanus). Sedangkan ilmu budaya dasar bukan ilmu tentang budaya, melainkan mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan budaya.
            Menurut Ridwan dan Elly (2007: 11), mengemukakan bahwa:
Terdapat  beberapa objek formal dari ilmu-ilmu yang berada dalam ruang lingkup ilmu-ilmu budaya (humaniora) adalah sebagai berikut::
1. Filsafat sebagai ilmu merupakan cara berpikir yang kontemplatif (perenungan), radikal (mendalam sampai ke akar-akarnya), sistematis dan universal.
2. Bahasa objek formalnya kelompok manusia yang menggunakan bahasa tersebut dalam konteks lingkungan sosial budaya.
3. Psikologi objek formalnya tentang jiwa manusia, baik macam-macam gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya.

E. Esensi dan Konsep Dasar Ilmu-ilmu Kealaman
            Alam adalah sebuah benda yang telah diciptakan oleh Yang Maha Kuasa yang terdiri dari semua makhluk yang ada didalamnya baik itu benda hidup maupun benda mati yang menjadi sebuah kesatuan kehidupan yang tidak dapat dipisahkan. Alam tidak dapat berdiri sendiri karena alam adalah ciptaan Yang Maha Kuasa, oleh karena itu kelangsungan hidup alam itu tergantung pada kehidupan yang ada di dalamnya.
            Di alam terdapat berbagai unsur-unsur kehidupan dimulai dari unsur yang terkecil hingga kepada unsur yang besar. Manusia termasuk dalam unsur yang terkecil sama seperti halnya binatang, dan tumbuhan, serta makhluk lainnya yang ada di alam semesta ini.
            Pada dasarnya, ilmu kealaman ini mempelajari tentang berbagai gejala-gejala alami yang ada di sekitar manusia. Seperti mengapa manusia bisa tumbuh dan berkembang, mengapa ada air, tanah, batu, dan udara, itulah beberapa pertanyaan-pertanyaan yang sering timbul pada manusia-manusia yang hidup pada zaman dahulu, yang kemudian melahirkan konsep tentang ilmu kealaman. Dengan berkembangnya zaman, ilmu inipun berkembang menjadi beberapa bagian yang mengkaji tentang gejala alam ini dari sudut pandang yang berbeda. Bagian dari Ilmu ini antara lain adalah Fisika, Kimia, Biologi, Astronomi dan Matematika.
            Ilmu kealaman ini adalah sebagai alat untuk mengetahui bagaimana semua ini tercipta, dan menjadi sebuah sistem yang bernama kehidupan dan semua yang terjadi di alam ini. Di sini manusia kenal ada ilmu Biologi yang mempelajari tentang substansi biologis yang terdapat dalam tubuh makhluk, Fisika yang mempelajari tentang segala energi yang terjadi di alam ini, Kimia yang mempelajari unsur-unsur yang bersifat mikro yang dapat di alam ini dan reaksi yang ditimbulkan dari unsur-unsur ini sehingga menjadi sebuah pengaruh besar terhadap kehidupan makhluk di alam semesta ini, Astronomi mempelajari seluruh benda di langit dan matematika mempelajari perhitungan yang dapat membantu manusia dalam memprediksi kehidupannya. Pokok-pokok keilmuan ini adalah membahas tentang pengukuran, materi dan perubahannya, mekanika, suhu dan kalor, gelombang, bunyi, optika, listrik dan magnet, bumi dan alam semesta, tumbuhan dan lingkungan, hewan dan lingkungan, tubuh dan gizi.
            Yang akhirnya akan memberikan pemahaman kepada manusia yang diberikan akal oleh Tuhan bahwa manusia ini adalah bagian terkecil dari seluruh kehidupan yang ada di alam semesta ini. Oleh karena manusia memiliki kemuliaan tersebut, manusia dituntut untuk dapat menjaga kelangsungan hidup alam semesta. Hal ini manusia membuat manusia memahami kebesaran Tuhan.
            Adapun beberapa objek formal dari ilmu-ilmu yang berada dalam lingkup ilmu-ilmu kealaman sebagai berikut.
1. Astronomi objek formalnya yaitu perkembangan benda-benda yang berada diluar angkasa.
2. Arkeologi objek formalnya yaitu benda-benda purbakala pada masa lalu.
3. Matematika bukanlah merupakan ilmu tetapi cara berpikir deduktif sebagai sarana dalam        kegiatan berbagai disiplin ilmu. Objek telaahannya sangat banyak diantaranya adalah         bilangan,geometri, pengukuran, aritmatika dan lain-lain.
4.  Fisika merupakan ilmu teoritis yang dibangun atas sistem penalaran deduktif yang        meyakinkan serta pembuktian induktif yang mengesankan. Objek formal ilmu fisika diantaranya zat, gerak,ruang dan waktu dalam konsep kealaman.
5. Biologi adalah ilmu yang mempelajari organisme atau makhluk hidup. Dan objek formal dari             ilmu biologi ini adalah organisme itu sendiri dari mulai manusia, hewan maupun tumbuhan. Manusia, hewan beserta tumbuhan sama makhluk hidup yang harus dicintai. Bersikap baik terhadap sesame manusia, peduli terhadap hewan-hewan dan tumbuhan.

Minggu, 24 Maret 2013

hari minggu itu.......................


Hmmmmmmpppp ....
Dimulai dengan tarikan nafas yang sangat panjang ...
Rasa syukur yang sangat sangat banyak selalu terpanjat kepada Sang Pemilik raga ini
Hari minggu pasti hari paling ditunggu
Hari dimana saya akan sangat gembira dan sangat sedih sekaligus sangat bodoh ....
Gembira itu ketika saya masih bisa menghafal ayat Allah dan berkumpul bersama orang orang hebat
Ilmu yang berkah yang didapat, pengalaman sehari-hari, bacaan quran yang terus diperbaiki
Ahh .... tapi tetap saya merasa paling bodoh disana, paling tidak tau apa-apa,
Paling lemah ilmunya, paling rendah hafalannya apalagi bacaan qurannya,
makhorijul huruf yang sangat belum fasih, panjang pendek huruf yang acak-acakan, hukum tajwid yang sangat sangat buruk ....
ooohhh yaaa rabb maaf ... maaf baru sekarang saya mulai memperbaiki semuanya
maaf yaaaa Rabb ....
saya iri pada adam, rofiqoh, adz dan yang lainnya yang indah bacaannya, yang ilmu agamanya luas, tahsin yang sempurna, bahkan hafalan mereka yang membuat semakin iri...
ah ... setiap hari minggu pasti rutinitas saya adalah menangis didepan mereka,
bukan karena mereka membuat saya sakit hati
tapi saya iri sekali dan sekaligus rasa penyesalan yang mendalam ...
ya Allah maaf ...
saya ingin tak menunjukan tangisan didepan mereka,
saya tak ingin membuat mereka bertanya-tanya atau selalu membuat mereka bingung
tapi saya iri ya Rabb,
saya belum bisa memperbaiki bacaan quran saya ...
saya belum bisa memperindah bacaan quran saya
saya belum bisa menambah banyak hafalan quran saya
saya masih jauh dari mereka yang sudah sangat dekat dengan-Mu
saya masih jauh dari mereka yang sudah dekat dengan surga-Mu
tapi ya Allah saya mohon tetap bimbing saya selalu bersama dengan mereka berjuang di jalan-Mu
berjuang untuk bersama menggapai ridho-Mu
dan berjuang untuk berkumpul di surga yang paling dekat dengan-Mu
aamiinnn :')

Rabu, 20 Maret 2013

KONSEP DASAR STRATEGI PEMBELAJARAN PAUD


BAB II
PEMBAHASAN

A.  Hakikat Strategi Pembelajaran
Pada pendidikan anak usia dini guru dituntut harus memahami hakikat strategi pembelajaran di PAUD. Memahami stretegi pembelajaran adalah berawal dari memahami karakteristik anak dan konsep belajar anak, serta mengetahui apa yang menjadi prinsip-prisip belajar anak.
1.   Konsep Belajar
Belajar sebagai  karakteristik yang membedakan manusia dengan makhluk lain. Belajar ini merupakan aktivitas yang selalu dilakukan sepanjang hayat, bahkan tiada hari tanpa belajar. Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman. Salah satu ciri dari aktivitas belajar menurut para ahli pendidikan dan psikologi adalah adanya perubahan tingkah laku. Sedangkan pembelajaran merupakan kegiatan yang di dalamnya terdapat proses mengajar, membimbing, melatih, memberi contoh, dan atau mengatur serta memfasilitasi berbagai hal kepada peserta didik agar bisa belajar sehingga tercapai tujuan pendidikan.Terdapat tiga unsur belajar, diantaranya:
a.    Proses/kegiatan
Belajar merupakan sebuah proses, dimana setiap individu dalam setiap kegiatannya pasti melewati sebuah proses. Hal tersebut di lakukan baik di dalam kelas maupun luar kelas.
b.   Pengalaman
Ketika seorng individu sedang belajar, maka akan terjadi sebuah interaksi dengan lingkungan belajarnya. Lingkungan belajar anak harus terbebas dari tekanan-tekanan yang dapaat mengganggu kenyamanan anak dan menimbulkan stress. Misalnya anak dipaksakan membaca, menulis dan berhitubng. Seharusnya anak diberikan kesempatan untuk berkesplorasi sendiri. Misalnya saja anak diberika sebuah kertas yang masih kosong. Dimana anak bebas untuk memeri gambar, warna ataupun bentuk pada kertas tersebut. Hal ini dapat menimbulkan sebuah pengalaman belajar.
c.    Perubahan Perilaku
Perubahan perilaku yang terjadi pada anak itu merupakan hasil dari belajar. Dimana perilaku individu akan berubah perilakunya baik pengetahuan sikap maupun keterampilannya serta dari tidak tahu menjadi tahu. Contohnya anak yang pada awalnya tidak tau puzzle maka akan menjadi tahu. Perubahan perilaku tersebut dihasilkan dari sebuah pengalaman interaksi dengan lingkungannya yang melibatkan mental fisik serta emosi anak. Dalam setiap perkembangan berlajar anak akan menghasilkan atau meningkatkan perkembangan belajarnya, berikut merupakan aspek perkembangan anak diantaranya:
Anak dapat peduli terhadap dirinya, baik itu kebutuhan ataupun keselamatannya. Hal tersebut merupakan hasil belajar dalamm perkembangan sosial personal dan emosi pada anak. Sedangkan di dalam komunikasi dan bahasa. Anak dapat menjawab pertanyaan dan mengembangkan gagasanya. Dalam perkembangan kognitif. Anak harus dapat memahami dan menggunakan proses matematika, seperti mencocockan, mengelompokkan , serta menghitung suatu benda. Sedangakan dalam perkembangan fisiknya anak harus dapat berlari, melopat , dsb.

2.   Prinsip-prinsip  Belajar Anak
Prinsip belajar merupakan ketentuan hukum yang harus dijadikan pegangan didalam pelaksanaan kegiatan belajar. Prinsip belajar anak jelas akan berbeda dengan prinsip belajar orang dewasa. Berikut merupakan prinsip-prinsip belajar anak, di antaranya :
a.    Anak adalah Pembelajar Aktif
Seorang guru harus dapat memahami sifat-sifat multi dimensional yang terdapat pada aktivitas yang di lakukan anak tersebut. Pertama, anak memerlukan stimulus untuk mereka bergerak. Kedua, anak menggunakan seluruh tubuhnya untuk belajar. Ketiga, anak dapat menjadi aktif dalam mencari pengalamannya sendiri. Anak sebaiknya memiliki pengalaman langsung. Misalnya anak di ajak untuk karyawisata ke kebun binatang, untuk mengenal berbagai macam hewan yang ada.
b.   Belajar Anak Dipengaruhi oleh Kematangan
Kematangan merupakan masa di mana pertumbuhan serta perkembangan anak dapat mencapai titik kulmilasi perekembangan anak. Seorang guru harus mengetahui bagaimana pencapaian perkembangangan anak. Anak yang dapat berkembang dengan baik maka ia akan lebih mudah dalam proses belajar
c.    Belajar Anak Dipengaruhi oleh Lingkungan
Anak berinteraksi dengan lingkungannya maka akan menghasilkan sebuah pengalaman dalam belajar. Hal tersebut berarti lingkungan dapat mempengaruhi proses belajar anak. Lingkungan di sini bersifat fisik dan fsikis. Contohnya saja anak akan mudah dalam belajar jika terdapat media dan kelompok dalam sebuah pembelajaran.
d.   Anak Belajar Melalui Kombinasi Pengalaman Fisik dan Interaksi Sosial
Pengalaman-pengalaman yang di miliki anak dapat diperoleh melalui penginderaan. Anak dapat belajar dengan cara merasakan, melihat, meraba, mendengarkan serta menyentuh. Karena dengan seperti itu makan proses pembelajaranpun aka lebih mudah. Contonya, dengan anak dapat melihatsebuah benda maka selanjutnya anaka akan berfikir apa benda itu dan harus di buat apa benda itu
e.    Anak Belajar dengan Gaya yang Berbeda
Cara belajar anak akan beragam. Ada yang cepat dalam merespon kita ada pula yang lambat dalam menanggapi sebuah pembelajaran.  Ada beberapa tipe pembelajaran anak diantaranya: tipe auditif, tipe visual, dan kinestetik dimana anak bergerak secara terus menerus.
f.    Anak Belajar melalui Bermain
Anak dapat bermain dimana saja ia berada, baik itu di ruamah maupun sekolah. Dalam proses bermain tersebut anak akan mendapatkan berbaigai benda dan ide-ide yang akan muncul ketika dalam proses bermain tersebut. Maka dalam hal itu anak sedang berproses belajar. Dalam bermain, anak dapat berperan sebagai dokter, guru atau pedagang sesuai  imajinasi anak. Guru di sekolah harus dapat memfasilitasi anak dalam penyediaan media yang dibutuhkan anak.Prinsip-prinsip tersebut sangan penting untuk perkembangan anak. Maka daripada itu seorang guru harus mengetahui dan memahami seluruh prinsip belajar dan pembelajaran anak.

B.  Pemilihan strategi pembelajaran
1.   Pengertian dan Pemilihan Stategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah pola umum perbuatan guru dan murid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar. Strategi pembelajaran dapat pula diartikan sebagai segala usaha guru dalam menerapkan berbagai metode pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan demikian strategi pembelajaran menekankan kepada bagaimana aktivitas guru mengajar dan aktivitas anak belajar.
Terdapat beberapa jenis strategi pembelajaran yang dapat dipertimbangkan oleh guru Taman kanak-kanak. Pemilihan strategi dan metode ini akan memfasilitasi anak belajar baik secara individual, belajar dalam kelompok kecil, belajar dalam kelompok besar maupun belajar diluar kelas. Pembelajaran dipandang sebagai suatu sistem, hal tersebut dikarenan pembelajaran terdiri dari komponen-komponen yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Komponen-komponen tersebut meliputi : tujuan, bahan, strategi pembelajaran, media dan sumber, siswa dan guru. Komponen-komponen tersebut tidak dapat dipisahkan karena satu sama lainnya saling berhubungan dan saling ketergantungan sehingga memiliki efek sinergestik (terpadu).
Dalam pemilihan strategi pembelajaran perlu diperhatikan beberapa komponen-komponen tersebut yakni : tujuan, bahan(tema), kegiatan, media sumber, anak dan guru. Komponen-komponen trsebut kita sebut dengan variabel strategi pembelajaran. Pemilihan strategi pembelajaran hendaknya mempertimbangkan beberapa faktor penting, yaitu :
a.    Karakteristik Tujuan Pembelajaran
Setiap tujuan pembelajaran memiliki karakteristik tertentu artinya apakan tujuan pembelajaran tersebut cenderung menekankan pengembangan aspek kognitif, kreativitas, bahasa, sosial, emosi, motorik kasar atau halus, pengembangan moral, disiplin, estetika atau agama.
Misalnya, untuk mengembangkan kemampuan berbahasa, guru dapat menggunakan strategi pembelajaran yang memungkinkan anak dapat mengembangkan keterampilan berbicara, mendengarkan, membaca, dan menulis cara-cara yang menyenangkan dan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang lebih menekankan aspek kognitif, harus digunakan strategi pembelajaran yang dapat membantu dan memfasilitasi anak untuk : mengambangkan kemampuan berpikir untuk dapat mengolah hasil belajarnya, menemukan berbagai jenis alternatif pemecahan masalah, membantu anak mengembangkan kemampuan logika matematika dan pengetahuan tentang ruang dan waktu, serta mempunyai kemampuan untuk memilah, mengklasifikasikan serta mengembangkan kemampuan berpikir teliti, serta dapat digunakan cara lain untuk mengembangkan aspek-aspek perkembangan lainnya.
b.   Karakteristik anak
Karakteristik anak merupakan faktor penting lainnya yang harus dipertimbangkan oleh guru dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran di Taman kanak-kanak. Karaktristik anak adalah unik, aktif, rasa ingin tahunya tinggi, egosentris, berjiwa petualang, daya konsentrasinya pendek, daya imajinasinya tinggi, dan senang berteman (M. Solehuddin, 2001).
Keunikan anak sebagaimana dikemukakan diatas memberikan implikasi bagi para guru untuk dapat memilih dan menggunakan strategi yang paling tepat dalam melaksanakan pembelajaran di Taman kanak-kanak.




c.    Tempat dilaksanakannya kegiatan
Kegiatan di Dalam kelas
Kegiatan di Luar Kelas
·       Pengembangan kreativitas
·       Penggunaan balok-balok kecil
·       Bermain dengan alat di atas meja
·       Pengembangan pengetahuan alam
·       Bermain drama
·       Pengembangan bahasa
·       Pengembangan pengetahuan
·       Matematika
·       Musik
·       Penggunaan peralatan memanjat
·       Penggunaan peralatan ayunan
·       Penggunaan pasir/lempung/air
·       Penggunaan alat bermain yang
bergerak secara berputar
·       Pekerjaan kayu
·       Penggunaan balok-balok besar
·       Pengembangan pengetahuan alam
·       Musik
Selain tujuan dan karakteristik anak, faktor lain yang harus dipertimbangkan dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran adalah tempat dilaksanakannya kegiatan. Artinya apakah kegiatan pembelajaran itu akan dilaksanakan di dalam ruangan atau di luar ruangan, serta ukuran tempat yang akan digunakan. Gordon dan Browne dalam Muslichatoen (tanpa tahun) memberikan daftar kegiatan yang dapat dilakukan di dalam ruangan atau di dalam kelas dan kegiatan yang cocok dilakukan diluar kelas sebagai berikut.













d.      
d.   Tema
Tema merupakan bahan ajar yang disajikan kepada anak. Penggunaan tema dalam pembelajaran di Taman kanak-kanak adalah suatu hal yang amat penting, karena pembelajaran tema relevan dengan karakteristik perkembangan anak yang bersifat holistik. Melalui tema anak-anak mengembangkan aspek perkembangannya yang meliputi perkembangan kognitif, bahasa, fisik motorik, sosial-emosi, dan estetika.
   Tema yang dipilih harus relevan dengan minat anak, dapat dikembangkan melalui kegiatan pengalaman langsung, dan dimulai dengan lingkungan yang terdekat dengan anak.
e.    Pola kegiatan
Dalam kaitannya dengan dengan pola kegiatan, Gordon dan Browne dalam Muslichatoen (tanpa tahun) mengemukakan ada tiga jenis pola kegiatan yang dapat dipilih guru yaitu : (1) pola kegiatan dengan pengarahan langsung oleh guru (2) pola kegiatan semi kegiatan , dan (3) pola kegiatan kreatif.
Dalam pola kegiatan melalui  pengarahan langsung oleh guru, partisipasi anak cenderung pasif, karena pembelajaran lebih banyak dikendalikan oleh guru melalui petunjuk, contoh, tugas, atau suruhan ; sedangkan kegiatan anak lebih banyak memperhatikan, menerima, dan melaksanakan hal-hal yang diarahkan oleh guru.
Dalam pola kegiatan semi kreatif, guru memberi kesempatan kepada anak untuk melakukan kegiatan yang dapat menghasilkan karya hasil tiruan atau mencontoh. Setiap anak diberi kebebasan untuk mewujudkan kreatifitasnya akan tetapi kebebasan ini belum sepenuhnya diberikan kepada anak karena anak masih mendapat bimbingan dan pengarahan guru.
Pola kegiatan kreatif adalah pola kegiatan yang menghadapkan anak pada berbagai masalah yang perlu  dipecahkan baik oleh perorang maupun oleh kelompok. sifat masalah yang harus dipecahkan tentu saja masalah yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan usia anak. Peran guru dalam pola kegiatan kreatif hanyalah sebagai fasilitator atau yang memberikan bimbingan dan bantuan apabila anak membutuhkannya.
Atas dasar berbagai pertimbangan diatas, jelaslah bahwa pemilihan dan penggunaan strategi pembelajaran di Taman Kanak-kanak harus sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada suatu waktu, guru mungkin haris memilih strategi pembelajaran yang lebih menekankan pada pola kegiatan pengarahan langsung dengan cara  menginformasikan atau menjelaskan, tetapi dalam kesempatan lain mungkin guru harus menggunakan pola kegiatan yang lebih banyak memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan eksplorasi terhadap lingkungannya.

2.     Karaketristik Cara Belajar Anak
Cara belajar anak sangat berbeda dengan cara belajar orang dewasa. Anak lebih cenderung aktif, rasa ingin tahunya besar, memiliki daya fantasi yang tinggi. Hal tersebut merupakan pemahaman dasar bahwa pembelajaran yang baik yang diberikan kepada anak adalah pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik mereka.
a.    Anak belajar melalui bermain
Bermain merupakan kegiatan alamiah anak. Sebagian besar dari aktivitas anak adalah bermain. M. Solehuddin(1996: 65) dalam Sudirjo (2011) mengemukakan bahwa bermain merupakan kegiatan yang bersifat voluntir, spontan, terfokus, terfokus pada proses, memberi ganjaran segera intrinsik, menyenangkan, aktif dan fleksibel. Sejalan dengan pernyatan Solehuddin, Sue Duckett & Marilyn Fleer (2000), mengemukakan bahwa bermain bagi anak usia dini memiliki karakteristik simbolik, bermakna, aktif, menynangkan, voluntir,ditentukan aturan dan episodik.
Pertama, bermain bersifat simbolik. Simbolik tersebut mengandung arti bahwa anak menggunakan simbol-simbol terhadap benda yang digunakan dalam proses bermainnya. Misalnya pada saat bermain balok yang disusun, anak menamainya kereta api atau memperlakukan ayahnya sebagai kuda pada saat duduk dipunggung ayahnya.
Kedua, bermain sangat bermakna untuk anak karena dengan bermain anak mendapatkan pengalaman dan  bermain merupakan jendela yang memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar.
Ketiga, bermain adalah aktif. Bermain melibatkan fisik juga psikis anak. Melalui fisiknya anak bermain dengan belari, bergerak, berjalan dan aktifitas gerak lainnya. Melalui psikisnya anak belajar mengamati, memahami, berimajinasi dan berpikir.
Keempat, bermain adalah kegiatan yang menyenangkan bagi anak. Bermain tidak tertuju pada tujuan yang terpola. Hal yang paling prnting dalam bermainan adalah proses. Melalui proses tesebut anak tidak hanya mendapatkan kesenangan melainkanjuga dapat mengembangkan berbegai aspek-aspek perkembangannya.
Kelima, bermain adalah kegiatan yang voluntir. Kemauan dan kesenangan anak terhadap bermain membuat mereka dengan sukarela melakukan hal tersebut. Tidak ada perintah atau petunjuk yang dipaksakan yang diberikan orang tua atau orang dewasa lainnya. Motivasi terbesar anak adalah kesenangan pengalaman yang didapatkan dari kegiatan tersebut.
Keenam, bermain ditentukan oleh aturan. Aturan dalam permainan merupakan kesepakatan yang dibuat oleh masing-masing anak sebelum mereka melakukan kegiatan tersebut. Aturan tersebut biasanya dihubungkan dengan waktu, atau peralatan yang digunakan. Misalnya dalam bermain peran, anak membagi “siapa yang menjadi ayah, ibu, anak”.
Ketujuh, bermain adalah episodik. Episode dalam bermain terdiri dari awal, inti dan akhir. Episode awal yaitu ketika anak merencanakan permainan, kemudian mereka masuk kepada inti yaitu melakukan proses bermain tersebut, kemudian biasanya mereka mengakhiri permainan dan merencanakan permaianan selanjutnya.
b.   Anak-anak Belajar dengan Cara Membangun Pengetahuannya
Menurut para ahli pada aliran konstruktivis yaitu Piaget, Vigotsky, dan Bruner, anak membangun pengetahuan dari pengalamnya. Lebih jelasnya Piaget mengemukakan bahwa anak memiliki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri yaitu dari pengalaman yang ia dapat sebagai hasil dari proses asimilasi dan akomodasi terhadap skema yang sudah ada sebelumnya. Selanjutnya, Vigotsky mengemukakan bahwa anak membangun pengetahuannya melalui interaksi sosial, yang juga dibantu dengan proses interaksi anak dan orang tua sebagai jembatan pengetian bahasa dan tanda atau simbol yang dimiliki anak dan diarahkan menuju kemampuan verbalnya. Selanjutnya Bruner mengatakan bahwa anak membangun pengetahuannya yaitu melalui format, peraanan dan kebiasaan orang dewasa. Dari berbagai pernyatan dari para ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa anak mampe membangun pengatahuannya dengan sendirinya yaitu melalui bermain, interaksi sosial, serta melalui penanaman kebiasaan orang dewasa.
c.    Anak Belajar Secara Alamiah
Bobbi Fisher (2002) mengemukakan bahwa anak belajar secara alamiah, bukan atas dasar paksaan orang dewasa. Kebiasaan dari kondisi lingkungan sekitar membuat anak mengetahui banyak hal, sehingga menimbulkan adanya perubahan pada perilakunya. Smith (1986) dalam Bobbi Fisher (2002) mengemukakan bahwa anak-anak belajar dari lingkungan yang mereka kagumi, orang tua, saudara, pengasuh yang berbicara dan melakukan percakapan dengan anak secara wajar merupakan fasilitator yang baik bagi anak. Dukungan lingkungan terhadap stimulasi belajar anak juga dapat dilakukan malalui penyediaan berbagai fasilitas yang dirancang, sehingga mengundang anak untuk belajar. 
d.   Anak-anak Belajar Paling Baik Apabila yang Dipelajarinya Bermakna dan Mempertimbangkan Keseluruhan Aspek Perkembangan
Artinya,kegiatan belajar yang diberikan kepada anak tidak terpisah menjadi bagian-bagian seperti pembidangan dalam pembelajaran,melainkan terpadu dan menyeluruh,terkait anatara satu bidang dengan bidang yang lain.

C.   Jenis-jenis strategi pembelajaran di PAUD
1.   jenis Strategi Pembelajaran Umum
Menurut Kostelnik (1999) terdapat berbagai strategi pembelajaran umum yang dapat digunakan di lembaga-lembaga pendidikan anak usia dini umumnya dan anak Taman Kanak-kanak khususnya. Strategi pembelajaran umum tersebut adalah:Meningkatkan keterlibatan indra, Mempersiapkan isyarat lingkungan. Analisis tugas, Bantuan orang yang lebih berpengalaman (scaffolding), Praktek terbimbing, Undang/ajakan, Refleksi/tingkah laku, Refleksi kalimat, Contoh atau modelling, Penghargaan efektif, Menceritakan/menjelaskan/menginformasikan, Do-it-signal, Tantangan, Pertanyaan, Kesenyapan. Strategi-strategi pembelajaran tersebut dapat diintegrasikan atau digabungkan dalam keseluruhan proses pembelajaran, sehingga tercipta kegiatan belajar yang lebih bervariasi.
a.    Meningkatkan keterlibatan Indra
Melalui keterlibatan indra, anak-anak akan memperoleh secara langsung tentang objek-objek , peristiwa, atau orang-orang yang ada disekitarnya, karena mereka secara aktif melihat, mendengar, meraba, mengecap, mencium, dan sebagainya. Menurut Kostelnik (1999), ada beberapa pedoman yang perlu diperhatikan dalam mendorong keterlibatan indra anak yaitu:
a)     Pengalaman langsung adalah hal yang terbaik bagi anak
b)      Pengalaman langsung arus mendahului penggambaran atau sesuatu yang lebih abstrak (misal, tunjukkan terlebih dahulu buah-buahan yang riil atau konkret baru kemudian tunjukkan gambar buah-buahan).
c)     Model lebih konkret daripada gambar, dan gambar lebih konkret daripada kata-kata . Misalnya untuk memperkenalkan binatang ”kuda”, terlebih dahulu tunjukkan model kuda yang terbuat dari kayu atau plastik, kemudian gambar kuda, selanjutnya baru kata kuda. Dengan demikian anak memahami istilah kudayang dimulai dari hal yang lebih konkret menuju hal yang lebih abstrak
d)      Rencanakan kegiatan sehingga keterlibatan indra terjadi lebih awal dalam langkah-langkah pembelajaran.
b.   .Mempersiapkan Isyarat Lingkungan
Mempersiapkan Isyarat Lingkungan untuk belajar merupakan salah satu cara mengefisienkan kegiatan. Isyarat lingkungan itu dapat diciptakan guru untuk melatih kemandirian anak dan memahami simbol-simbol yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Cantohnya, sebuah gambar orang yang sedang mencuci tangan yang dipampang di ruang makan, menunjukkan bahwa anak-anak harus mencuci tangan dulu sebelum dan sesudah makan.


c. Analisis Tugas
Analisis tugas dalam pembelajaran maksudnya adalah menjabarkan suatu tugas tertentu menjadi bagian-bagian yang lebih rinci atau khusus dan operasional sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan oleh anak.Tahapan sederhana dalam menjabarkan tugas adalah sebagai berikut :
a)     menentukan tujuan yang hendak dicapai
b)     menjelaskansusunan apa yang diharapkan
c)      menunjukkan keterampilan yang perlu dilibatkan dalam tahapan-tahapan tersebut.
d)      Memperlihatkan keterampilan yang perlu diketahui anak
e)      Menetukan bagian pertama yang akan diajarkan pada anak
Hasil yang diperoleh dari penggunaan strategi analisis tugas adalah pembelajaran yang sarat dengan tujuan, dimana melalui kegiatan ini anak-anak memperluas keterampilannya dan mencapai keberhasiln dalam melaksanakan tugas.
d. Bantuan Orang yang Lebih Berpengalaman (Scaffolding)
Scaffolding adalah proses pemberian bantuan dari orang yang lebih berpengalaman yang dilakukan secara bertahap untuk mempermudah anak dalam belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.Proses scaffolding dimulai dengan memberikan bantuan jika anak sudah tidak dapat menemuka cara-cara untuk menyelesaikankegiatan atau tugas. Jika anak berhasil guru menghentikan bantuan tersebut.
e. Praktek Terbimbing
Praktek terbimbing merupakan implikasi dari prinsip bahwa anak-anak belajar melalui pengulangan atau repetisi (Bredekamp dan Copple, 1997). Ketika amnak-anak mendapatkan mendpat kesulitan belajar, itulah saat anak memerlukan bimbingan dari guru atau orang tua.
f. Undangan/Ajakan
Undangan atau ajakan berfungsi sebagai cara untuk menggiring anak-anak agar mereka menggunakan kesempatan yang diberikan gurug untuk melakukan eksplorasi, atau berinteraksi dengan anak-anak lain dan guru.
g. Refleksi Tingkah Laku
Refleksi tingkah laku membantu menggambarkan perhatian anak-anak terhadap aspek-aspek pengalaman tertentu. Refleksi tingkah laku disebut juga umpan balik deskriptif tentang tindakan yang ilakukan anak –anak. Cara-cara seperti ini dapat menguatkan tindakan yang dilakukan anak-anak.
h. Refleksi Kata-kata
Refleksi kata-kata (paraphrase reflection) adalah pernyataan yang dungkapkan guru tentang sesuatu yang dikatakan anak-anak
i. Contoh (Modelling)
Contoh (modelling) membantu anak-anak mempelajari perilaku-perilaku yang tepat.Model atau contoh mempunyai dampak positif yang sangat besar bagi anak-anak . Ketika anak kebingungan, kemudian guru memberikan contoh, anak-anakpun dapat berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya.
j. Penghargaan Efektif
Penghargaan efektif adalah penghargaan spesifik atau khusus yang diberikan anak sesuai dengan perilaku yang ditunjukkannya. Penghargaan ini dapat diberikan dalam bentuk pujian, atau dorongan yang diberikan terhadap tingkah laku positif yang diperlihatkan anak.
k. Menceritakan/menjelaskan/ menginformasikan
Informasi tentang nama, fakta-fakta masa lalu, adat istiadat dapat dipelajari melalui pewarisan sosial. Penjelasan yang efektif harus didasarkan pada pengalaman langsung anak-anak dan terdapat dalam konteks yang bermakna bagi mereka.
l. Do-It –Signal
Do-It –Signal adalah arahan sederhana yang diberikan kepada anak-anak agar dia mau melakukan suatu tindakan , atau ajakan kepada anak-anak agar mereka dapat melakukan sesuatu.
m. Tantangan
Tantangan adalah variasi dari Do-It –Signal. Tantangan ini memotivasi anak untuk menciptakan pemecahan masalahnya sendiri dengan tugas-tugas yang diarahkan guru. Tantangan memberi kesempatan kepada anak dan guru untuk mengontrol kegiatan.
n. Pertanyaan
Pertanyaan adalah alat pengajaran pokok yang dapat digunakan di lembaga-lembaga pendidikan anak usia dini. Pertanyaan yang efektif adalah pertanyaan yang dihubungkan dengan tujuan yang akan dicapai anak, merangsang berpikir anak, dapat dipahami anak, dan singkat.
o. Kesenyapan
Saat-saat tenang dapat menjadi suatu strategi mengajar yang efektif terutama ketika anak-anak sedang asyik melakukan kegiatan yang disukainya.

2.   Strategi pembelajaran khusus di taman kanak-kanak
 Kostelnik (1999) mengemukakan tujuh jenis strategi pembelajaran khusus yang dapat dijadikan dasar untuk merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran pada anak usia dini. Strategi pembelajran ini relevan untuk digunakan pada anak-anak usia 3-8 tahun
Jenis-jenis strategi pembelajatan khusus tersebut adalah:
a.    Kegiatan Eksploratosi (Exploratory Activities)
Menurut Tylor (1993), kegiatan eksploratosi memungkinkan anak untuk mengembangkan penyelidikan langsung melalui langkah-langkah spontan, belajar membuat keputusan tentang apa yang akan dilakukan, bagaimana cara melakukannya dan kapan melakukannya. Melalui kegiatan eksploratosi ini anak menemukan sesuatu yang berhubungan dengan dirinya sendiri dan memilih kegiatan yang sesuia dengan minatnya.
Guru memegang peranan yang sangat penting dalam mendorong kegiatan eksploratosianak meskipun anak memegang peran utama dalam kegiatan  belajarnya.. Kegiatan ini merupakan penggabungan dari strategi pembelajaran umum yang dapat meningkatkan keterlibatan indra anak dengan mempersiapkan isyarat lingkungan yang dapat merangsang dan memungkinkan anak terlibat secara bebas dan aman.

b.   Penemuan Terbimbing (Guided Discovery)
Tujuan dari penemuan terbimbing bagi anak-anak adalah agar anak-anak dapat membuat hubungan dan membangun konsep melalui interaksi dengan benda dan manusia. Guru dalam merencanakan penemuan terbimbing harus memusatkan perhatian pada proses belaja bukan pada hasil yang dicapainya.
Peranan anak adalah membangun pengetahuan bagi dirinya sendiri, membuat pilihan dan keputusan, melakukan percobaan, mengalami, memunculkan pertanyaan dan menemukan jawabannya. Peranan guru adalah untuk menyediakan alat dan informasi yang diperlukan yang dapat mendukung kemajuan belajar anak melalui pengembangan kemampuan.
Kegiatan penemuan terbimbing ini menggabungkan strategi modelling, penghargaan yang efektif, menceritakan/ menjelaskan/ mengimformasikan, do-it-signal dan pertanyaan. Karena penemuan terbimbing ini guru dapat mengetahui proses berfikir anak -anak untuk dijadikan dasar dalam merecanakan pengalaman belajar lainnya dan secara bertahap anak-anak juga membangun konsep yang lebih tepat bagi dirinya sendiri.
c.    Pemecehan Masalah (Problem Salving)
Melalui pemecehan masalah anak-anak merencanakan, meramalkan, mengamati hasil-hasil tindakan dan merumuskan kesimpulan dari hasil-hasil tindakannya. Masalah-masalah yang paling baik untuk dipecahkan anak adalah tentang hal yang berkaitan dengan dirinya melalui berbagai cara, memberikan peluang kepada mereka untuk mengumpulkankan informasi yang konkret dan mengandung lebih dari satu kemungkinan untuk memecahkannya. Masalah-masalah yang  telah dikenal dengan baik oleh anak, dapat digunakan dan akan lebih mudah untuk dipecahkan oleh anak serta dirumuskan kesimpulannya (Goffin dan Tull, 1985).
Penggunaan metode pemecehan masalah bagi anak dapat berdasarkan langkah-langkah pemecehan masalah yang digunakan dalam ilmu–ilmu alam (Kostelnik, 1999), yaitu sebagai berikut.
1.     Menyadari adanya masalah (memahami, mengamati, dan mengidentifikasi)
2.     Merumuskan hipotesis atau dugaan-dugaan sementara (memikirkan alasan-alasan yang tepat mengapa sesuatu terjadi, mengumpulkan informasi, membuat perkiraan yang didasarkan pada pengalaman dan meramalkan)
3.     Melakukan eksperimen (menguji ide)
4.     Menggambarkan kesimpulan
5.     Mengkomunikasikan hasil (mengemukakan apa yang terjadi, mencatat apa yang terjadi, dan mebuat peencanaan untuk eksperimen selanjutnya dengan sesuatu hipotesis baru)
Strategi pemecehan masalah tidak hanya digunakan untuk masalah-masalah yang berkaitan dengan ilmu-ilmu alam tapi juga masalah sosial.
d.   Diskusi (Discussion)
Metode Diskusi  adalah pembelajaran yang menunjukan interaksi timbal balik antara guru kepada anak dan anak kepada teman sebayanya. Diskusi merupakan penggabungan dari strategi undangan, refleksi, pertanyaan, dan pernyataan  dalam perannya guru tidak membimbing percakapan anak akan tetapi mendorong mereka untuk mengemukakan gagasan, mengkomunikasikan serta mengembangkannya secara luas kepada diri sendiri, teman atau gurunya.
Terdapat berbagai hal yang dapat menjadi topik diskusi bagi anak usia dini, misalnya :
1.     Kejadian di sekolah
2.     Kejadian yang yang berkaitan dengan anak yang tidak masuk sekolah
3.     Peristiwa yang terjadi di lingkungan masyarakat 
e.     Belajar Kooperatif (Cooperative Learning)
Menurut Cohen (1994) mengidentifikasi strategi belajar kooperatif sebagai suatu strategi pembelajaran yang melibatkan anak untuk bekerja sama dalam kelompok yang cukup kecil, dan setiap anak dapat berpartisifasi dalam tugas-tugas bersama yang telah ditentukan dengan jelas tapi tidak terus menerus dan supervisi diarahkan secara langsung oleh guru.
Ada empat unsur penting belajar kooperatif yaitu:
1.     Adanya peserta dalam kelompok
2.     Adaya aturan kelompok
3.     Adanya upaya belajar setiap anggota kelompok
4.     Adanya tujuan yang harus di capai
Dalam belajar kooperatif guru menekankan peningkatan aspek-aspek keterampilan sosial anak dalam mengerjakan tugas seperti memahami, mendengarkan orang lain sebagai teman, memanggilnya dengan namanya, berbicara dengan kata-kata yang sopan, mengambil giliran-giliran  menawarkan bantuan, menghargai orang lain (Dopyera dan Dopyera, Tanpa Tahun)
Belajar kooperatif memiliki mamfaat sebagai berikut :
1.     Meningkatkan perasaan dan harga diri yang positif serta meningkatkan keterampilan sosial anak
2.     Meningkatkan kemampuan anak dalam mengerjakan tugas kelompok
3.     Meningkatkan toleransi antara anak
4.     Meningkatkan kemampuan berbicara, mengambil prakarsa, membuat pilihan, dan mengembangkan kebiasaan belajar sepanjang hayat.
Belajar kooperatif merupakan gabungan dari strategi belajar analisis tugas, penemuan terbimbing, penghargaan yang efektif, menjelaskan, tantangan dan pertanyaan.
f.    Demontrasi (Demontration)
Demontrasi adalah strategi pembelajaran yang dilaksanakan dengan cara memperlihatkan bagaimana proses terjadinya atau cara bekerjanya dan bagaimana tugas-tugas itu dilaksanakan. Demontrasi digunakan untuk menggambarkan pengajaran dan pemberian petunjuk kepada anak tentang apa yang harus dilakukan awal, saat kegiatan inti dan di akhir kegiatan demontrasi yang harus diperhatiakan guru  ketika mendemontrasikan sesuatu adalah ia harus melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang dilaksanakan  anak didik.
Menurut Kostelnik (1999), ada tiga langkah strategi demontrasi yaitu, (a) meminta perhatian anak, (b) menunjukan sesuatu kepada anak-anak, (c) meminta tanggapan atau respons anak terhadap apa yang mereka lihat.
Strategi  Demontrasi memiliki beberapa mamfaat sebagai berikut :
1.     anak memperoleh penjelasan yang lebih menarik, lebih menantanag.
2.     Dapat meningkatkan daya pikir anak dalam kemampuan mengenal, mengingt, berfikir konvergen atau berfikir induktif dan berfikir evaluatif (Moeslicahtun, tanpa tahun)
g.   Pengajaran Langsung (Direct Instruction).
Pengajaran langsung adalah strategi pembelajaran yang digunakan untuk membantu anak mengenal istilah –istilah, strategi, informasi faktual dan kebiasaan-kebiasaan (Driscoll, et. al. 1996). Pengajaran langsung merupakan gabungan dari modelling, analisis tugas, penghargaan yang efektif, menginformasikan dan tantangan.
Dalam Pengajaran langsung guru mempunyai peranan yang sanagat besar dalam membuat keputusan tantang: apa, bagaimana, dan kapan anak melaksanakan tugas-tugas tertentu serta memadukan berbagai strategi pembelajaran yang paling tepat sesuai dengan waktu yang disediakan dan mengarahkan anak-anak melalui langkah-langkah yang jelas sehingga dapat memberikan respons yang relatif cepat. Keuntungan menggunakan Pengajaran langsung adalah efisiensi dalam waktu, dan guru dapat mengetahui hasil belajar anak dengan segera.