BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ilmu
Kata ilmu dalam bahasa Arab yaitu "ilm" yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahui. Secara sederhana ilmu adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. ilmu membatasi diri pada salah satu bidang kajian tertentu. Ilmu lebih mengkhususkan diri pada kejelasan konsep yang dikajinya secara khusus, lebih sempit dan mendalam.
Pada
dasarnya ilmu bukan sekedar pengetahuan saja akan tetapi tetapi ilmu merupakan
sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara
sistematik diuji kebenarannya menggunakan metode-metode tertentu sesuai dengan
bidang yang dikaji. Pada dasarnya ilmu itu bersumber pada filsafat. Filsafat
ini kemudian berkembang lagi sejalan dengan perkembangan zaman menjadi beberapa
ilmu-ilmu pokok, yaitu ilmu kealaman, ilmu sosial, dan ilmu kebudayaan.
Ilmu
meupakan hasil olah fikir manusia secara mendalam sehingga menghasilkan suatu
konsep ilmu yang dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Ilmu merupakan salah
satu dasar yang harus dimiliki oleh setiap manusia, karena ilmu sangatlah
penting di dalam kehidupan manusia. Jika manusia tidak memahami akan pentingga
ilmu maka akan berdampak negative bagi diri sendiri maupun orang lain.
Selain
pengertian diatas secara sederhana ilmu adalah pengetahuan yang sudah tersusun,
diklasifikasikan, diorganisasikan, disistematisasi dan interpretasi yang
menghasilkan kebenaran objektif yag usdah diuji ulang secara ilmiah. Sementara
pengetahuan adalah segala sesuatu atau hal yang diketahui melalui tangkapan
panca indra itu isi dan firasatnya. Oleh karena itu tidak semua pengetahuan
adalah ilmu, tetapi semua ilmu adalah pengetahuan.
Menurut
Prof.Dr.Harsya Bachtiar, ilmu dan pengetahuan dapat dikelompokkan dalam 3
kelompok besar, yaitu :
1. Ilmu-ilmu
Alamiah ( natural science )
Ilmu
ilmu alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam
alam semesta. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode ilmiah. Caranya ialah
dengan menentukan hukum yang berlaku mengenai keteraturan-keteraturan itu, lalu
dibuat analisis untuk menentukan suatu kualitas. Hasil analisis itu kemudian
digeneralisasikan. Atas dasar ini lalu dibuat prediksi . Hasil penelitiannya 100
% benar dan 100 % salah. Yang termasuk kelompok ilmu-ilmu alamiah antara lain
ialah astronomi, fisika, kimia, biologi, kedokteran, mekanika.
2. Ilmu-ilmu Sosial ( social science )
Ilmu-ilmu
sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam
hubungan antar manusia. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode ilmiah sebagai
pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah. Tetapi hash penelitiannya tidak mungkin 100 %
benar, hanya mendekati kebenaran. Sebabnya ialah keteraturan dalam hubungan
antar manusia itu tidak dapat berubah dari saat ke saat. Yang termasuk kelompok
ilmu-ilmu sosial antara lain ilmu ekonomi, sosiologi, politik, demografi,
psikologi, antropologi sosial, sosiologi hukum, dsb.
3. Pengetahuan budaya ( the humanities )
Pengetahuan budaya bertujuan untuk memahami dan mencari arti
kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal itu digunakan
metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan pemyataan-pemyataan yang bersifat
unik, kemudian diberi arti. Peristiwa-peristiwa dan pemyatan-pemyataan itu pada
umumnya terdapat dalam tulisan-tulisan., Metode ini tidak ada sangkut pautnya
dengan metode ilmiah, hanya mungkin ada pengaruh dari metode ilmiah.
Pengetahuan
budaya ( The Humanities ) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup kcahlian
(disiplin) scni dan filsafat. Keahlian inipun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam
berbagai bidang kcahlian lain, seperti seni tari, seni rupa, seni musik, dll.
Sedang Ilmu Budaya Dasat ( Basic Humanities ) adalah usaha yang diharapkan
dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep
yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan
perkataan lain Ilmu Budaya dasar menggunakan pengertian-pengertian yang berasal
dari berbagai bidang pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran
dan kepekaan dalam mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Ilmu budaya dasar berbeda dengan
pengetahuan budaya. Ilmu budaya dasar dalam bahasa Inggris disebut dengan Basic
Humanities. Pengetahuan budaya dalam bahasa inggris disebut dengan istilah the
humanities. pengetahuan budaya mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai
mahluk betbudaya ( homo humanus ), sedangkan Ilmu budaya dasar bukan ilmu
tentang budaya, melainkan mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum
tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia
dan budaya.
Selain ilmu, juga terdapat kata yang
selalu berkaitan dengan ilmu yaitu pengetahuan. Pengetahuan adalah segala
sesuatu atau hal yang diketahui melalui tangkapan pancaindera, rasio, firasat,
intiusi, dan pengetahuan sikap. Oleh karena itu, tidak semua pengetahuan adalah
ilmu, tetapi semua ilmu adalah pengetahuan.
B.Persyaratan Ilmu
Ilmu adalah
pengetahuan sehingga seseorang itu akan mengetahui penyebab terjadinya dan apa
alasannya. Contohnya Ilmu Alam hanya bisa menjadi pasti setelah lapangannya
dibatasi ke dalam hal yang bahani (materil saja) atau ilmu psikologi hanya bisa
meramalkan perilaku manusia jika membatasi lingkup pandangannya ke dalam segi
umum dari perilaku manusia yang kongkrit. Berkenaan dengan contoh ini,
ilmu-ilmu alam menjawab pertanyaan tentang berapa jauhnya matahari dari
bumiDari contoh diatas, dapat dilihat bahwa tidak semua pengetahuan dapat untuk
dijadikan suatu ilmu tidak asal hanya menjadi ilmu saja akan tetapi harus
memenuhi syarat- syarat yang berlaku agar ilmu tersebut tidaklah sia-sia Adapun
beberapa persyaratan ilmiah yang dapat dikatakan suatu ilmu adalah sebgai
berikut.
1. Objektif.
Sesuatu
dapat disebut ilmu jika sesuatu tersebut dicari dan diteliti secara mendalam
sehingga menghasilkan suatu keputusan yang kebenarannya bersifat objektif dan
dapat diterima oleh semua orang serta objek yang ditelitinya nyata. Selain itu
kebenarannya dapat diuji secara ilmiah. Jadi bukan hanya kesimpulan yang
diambil secara subjektif oleh peneliti atau subjek penunjang penelitian saja.
2.
Metodis
Metodis
berasal dari bahasa Yunani yaitu metodos yang berarti cara atau jalan. Dalam
menentukan suatu ilmu, harus memiliki cara yang valid dalam
kemungkinan-kemungkinan adanya penyimpangan dalam ilmu yang telah teruji
kebenarannya tersebut. Secara umum metodis adalah metode ilmiah untuk menguji
kebenaran suatu ilmu.
3.
Sistematis
Suatu
ilmu harus bersifat sistematis. Hal ini dimaksudkan agar objek dari suatu ilmu
tersebut dapat terurai secara teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem
yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu, serta mampu menjelaskan
rangkaian sebab akibat yang menyangkut objek ilmu itu sendiri.
4.
Universal
Jelas
dalam menemukan suatu ilmu tertentu harus memiliki sifat universal. Hal ini
untuk menentukan ilmu tersebut dapat dipergunakan secara luas atau tidak.
Seperti ilmu matematika dan ilmu fisika yang memiliki rumus-rumus yang valid
sehingga dibelahan dunia manapun, ilmu tersebut dapat digunakan dan dapat
diterima secara luas.
Selain
syarat ilmu diatas, berdasarkan pandangan filsafat ilmu didalam buku Panduan
Kuliah Pendidikan Lingkungan Sosial, Budaya, dan teknologi, menurut Astim
Riyanto (Ridwan dan Elly, 2007: 9), mengemukakan bahwa:
Sesuatu
dikatakan ilmu bila memenuhi syarat secara ontologis, epistemologis, dan
aksiologis. Berikut penjelasan dari syarat-syarat tersebut.
1.
Setiap ilmu memenuhi syarat secara ontologis, apabila ilmu
tersebut memiliki objek studi yang jelas. Objek yang dijadikan bahan studi
hendaknya dapat diidentifikasi, dapat diberi batasan-batasan, dan dapat
diuraikan sifat-sifatnya yang esensial. Objek studi itu hendaknya tidak identik
dengan objek studi dari ilmu lain, bukan pinjaman dari ilmu lain. Ia haruslah
mandiri, tidak bergantung pada ilmu lain.
2.
Sebuah ilmu memenuhi syarat secara epistimologi, bila ilmu
tersebut mempunyai pendekatan dan metodologinya sendiri mengenai bagaimana atau
dengan cara apa ilmu itu disusun, dibina, dan dikembangkan. Sudah sepantasnya
bahwa pendekatan dan metode yang digunakan cocok dengan sifat-sifat hakiki dari
objek studinya sendiri.
3.
Sebuah ilmu memenuhi syarat secara aksiologi, bila ilmu
tersebut dapat menunjukan nilai-nilai teoritis, hukum-hukum, generalisasi,
kecenderungan umum, konsep-konsep dan kesimpulan yang logis, sistematis, dan
saling berkaitan. Didalam teori atau konsep itu tidak terdapat kekacauan
pikiran, atau pertentangan kontradiktif diantara satu dengan yang lainnya.
Dari penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa dalam
merumuskan suatu ilmu tidak dapat dilakukan secara instan dan apa adanya,
tetapi harus dikaji terlebih dahulu apakah ilmu tersebut benar-benar suatu ilmu
atau hanya pengetahuan untuk diri sendiri saja.
C. Esensi dan Konsep Dasar Ilmu-ilmu
Sosial
Pada
dasarnya ilmu sosial adalah ilmu yang mempelajari tindakan-tindakan manusia
yang berlangsung dalam proses kehidupannya serta menjelaskan mengapa manusia
berkelakuan seperti itu. Ilmu sosial dasar adalah pengetahuan yang menalaah masalah-masalah
sosial khususnya masalah-masalah yang
diwujudkan oleh masyarakat Indonesia ( fakta, monsep, teori ) yang berasal dari
berbagai bidang ilmu pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu sosial.
Bagaimana sesorang mampu bersosialisasi dengan baik antar sesama manusia sesuai
dengan ilmu-ilmu dasar sosial tersebut.
Ilmu ini
mencakup dalam segala hal yang menyangkut perilaku manusia di salam
kehidupannya, oleh karena itu ilmu ini dibagi-bagi lagi dalam beberapa sub ilmu
yaitu: Antropologi, Ekonomi, Geografi, Ilmu politik, Sejarah, dan Sosiologi.
Perilaku manusia ketika bersosial dilihat dari bagaimana seseporang tersebut
berkomunikasi dengan baik, karena ilmu-ilmu sosial tersebut haruslah
menggunakan etika-etika yang berlaku. Ilmu sosial ini merupakan suatu usaha
dalam memberikan pengetahuan umum dan pengetahuan dasar tentang konsep-konsep
yang dikembangkan untuk melengkapi gejala-gejala sosial, sehingga kepekaan
terhapan sosialnya menjadi lebih besar.
Adapun Sumber dari semua ilmu
pengetahuan adalah filsafat (philosophia), dari filsafat lahir tiga cabang ilmu
pengetahuan. Cabang-cabang ilmu pengetahuan tersebut yaitu :
1.
Social Sciences (ilmu-ilmu social meliputi : sejarah, politik, ekonomi dll)
2. Natural Science (ilmu-ilmu alam meliputi : fisika, kimia, biologi dll)
3. Humanities (ilmu-ilmu budaya meliputi : bahasa, agama, kesenian dll)
2. Natural Science (ilmu-ilmu alam meliputi : fisika, kimia, biologi dll)
3. Humanities (ilmu-ilmu budaya meliputi : bahasa, agama, kesenian dll)
Ilmu
pertama yang akan dibahas adalah ilmu-ilmu sosial (social sciences). Struktur
ilmu pengetahuan termasuk ilmu sosial tersusun dalam tiga tingkatan dari yang
paling sempit ke yang paling luas yaitu fakta, konsep dan generalisasi. Secara
garis besar fakta adalah kejadian yang benar-benar terjadi di masyarakat. Yang
dimaksud konsep yaitu sesuatu yang tersimpan dalam suatu pemikiran, ide atau
gagasan. Sedangkan generalisasi yaitu pernyataan tentang hubungan diantara
konsep.
Esensi
dari ilmu-ilmu sosial mempelajari tindakan-tindakan manusia yang berlangsung
dalam proses kehidupan dalam upaya menjelaskan mengapa manusia berprilaku
seperti apa yang mereka lakukan. Ilmu dasar sosial ini banyak sekali cangkupannya.
Di dalam rumpun ilmu sosial terdapat
pula obyek- obyeknya. Obyek-obyek tersebut diantaranya sebagai berikut:
1. Sosiologi yaitu
ilmu sosial yang mempelajari tetang hubungan antar manusia dalam konteks
sosialnya. Jadi objek formal dari sosiologi adalah interaksi atau hungan antar
manusia yang hidup dalam kelompok-kelompok tertentu. Di dalam ilmu sosial ini
mengkaji bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan sesamanya, bagaimana
seseorang bertingkah laku, bersikap dan mengambil keputusan yang baik.
Berinteraksi dengan sesame haruslah berpegang teguh pada suatu etika, tatkrama,
aturan serta norma- norma yang berlaku. Dimna seseorang tersebut berada harus
mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan secara baik sesuai dengan aturan yang
ada. Karena apabila seseorang tersebut telah mampu bersosialisasi dengan baik
maka akan diterama dengan baik pula oleh masyarakat tersebut.
2. Antropologi
merupakan ilmu sosial yang mempelajari aspek kebudayaan yang ada didalam
masyarakat. Objek formal dari antropologi adalah kebudayaan yang berkembang di
masyarakat. Karena seperti yang kita lihat bnyak sekali macam-macam kebudayaan.
3. Ekonomi adalah
ilmu sosial yang mempelajari tentang aspek kebutuhan manusia untuk memenuhi
keperluan jasmani manusia. Objek formal dari ilmu ekonomi adalah kebutuhan
material manusia dalam konteks sosialnya. Obyek ekonomi ini juga sama
pentingnya dengan obyek yang lainnyayaitu untuk memenuhi kebutuhan jasmani
manusia, karena apabila kebutuhan ekonomi ini tidak terpenuhi maka akan
menyebabkan penyimpangan perilaku, seperti banyaknya pengemis atau pengamen
jalanan karena kebutuhannya yang tidak terpenuhi.
4. Hukum adalah ilmu
sosial yang memperhatikan perilaku manusia menurut ketentuan atau aturan yang
berlaku didalam suatu kelompok masyarakat. Objek formal dari ilmu hukum ini
adalah perilaku manusia dalam mematuhi tata tertib yang berlaku didalam
masyarakat. Hal ini sangat erat kaitannya dengan keamanan dan keadilan didalam
masyarakat. Hukum ini guna untuk mewujudkannya suatu kedalian yang sesuai
dengan aturan –aturan yang berlaku. Dengan adanya hokum ini akan terlihat mana
yang berbuat salah dan mana yang tidak bersalah, namun terkadang karena
kurangnya perhatian terkadang hokum ini kurang menghadirkan suatu keadilan.
5. Komunikasi
merupakan ilmu sosial tentang aspek pernyataan manusia dalam konteks sosialnya.
Objek formal dari ilmu komunikasi ini adalah penyampaian pesan antara encoding
(pemberi pesan) dan decoding (penerima pesan). Dalam penyampaian pesan ini
harus jelas dan tepat agar sebagai penerima pesan pun mengerti terhadap pesan
yang disampaikannya.
6. Politik merupakan
ilmu sosial yang bergelut dalam aspek kekuasaan khususnya dalam masalah
kenegaraan dan pemerintahan. Objek formah dari ilmu politik ini adalah
kekuasaan dalam suatu pemerintahan.
D. Esensi dan Konsep Dasar Ilmu-ilmu Budaya
Budaya
merupakan hasil cipta, karya dan karsa manusia. Seperti yang telah dijelaskan
diatas bahwa dari filsafat telah lahir tiga cabang ilmu, salah satunya adalah ilmu-ilmu
budaya (humanistik).
Secara
sederhana ilmu budaya dasar adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan
pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan
untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Istilah ilmu budaya
dasar dikembangkan pertama kali di Indonesia sebagai pengganti istilah basic
humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris “the Humanities”. Adapun
istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin humnus yang astinya
manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan
seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus.
Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan
nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar manusia
menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the humanities disamping
tidak meninggalkan tanggungjawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri.
Pengetahuan
budaya (the humanities) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup keahlian
(disiplin) seni dan filsafat. Keahlian inipun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam
berbagai bidang keahlian lain, seperti seni tari, seni rupa, seni music dan
lain-lain. Sedangkan ilmu budaya dasar (Basic Humanities) adalah usaha yang
diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang
konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Dengan perkataan lain ilmu budaya dasar menggunakan pengertian-pengertian yang
berasal dari berbagai bidang pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan
pemikiran serta kepekaan mahasiswa dalam mengkaji masalah manusia dan
kebudayaan.Ilmu budaya dasar berbeda dengan pengetahuan budaya. Ilmu budaya
dasar dalam bahasa Inggris disebut basic humanities. Pengetahuan budaya dalam
bahasa Inggris disebut dengan istilah the humanities. Pengetahuan budaya
mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai mahluk berbudaya (homo humanus).
Sedangkan ilmu budaya dasar bukan ilmu tentang budaya, melainkan mengenai
pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan
untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan budaya.
Menurut Ridwan dan Elly (2007: 11),
mengemukakan bahwa:
Terdapat beberapa objek formal dari ilmu-ilmu yang berada dalam ruang lingkup ilmu-ilmu budaya (humaniora) adalah sebagai berikut::
1. Filsafat sebagai ilmu merupakan cara berpikir yang kontemplatif (perenungan), radikal (mendalam sampai ke akar-akarnya), sistematis dan universal.
2. Bahasa objek formalnya kelompok manusia yang menggunakan bahasa tersebut dalam konteks lingkungan sosial budaya.
3. Psikologi objek formalnya tentang jiwa manusia, baik macam-macam gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya.
Terdapat beberapa objek formal dari ilmu-ilmu yang berada dalam ruang lingkup ilmu-ilmu budaya (humaniora) adalah sebagai berikut::
1. Filsafat sebagai ilmu merupakan cara berpikir yang kontemplatif (perenungan), radikal (mendalam sampai ke akar-akarnya), sistematis dan universal.
2. Bahasa objek formalnya kelompok manusia yang menggunakan bahasa tersebut dalam konteks lingkungan sosial budaya.
3. Psikologi objek formalnya tentang jiwa manusia, baik macam-macam gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya.
E.
Esensi dan Konsep Dasar Ilmu-ilmu Kealaman
Alam
adalah sebuah benda yang telah diciptakan oleh Yang Maha Kuasa yang terdiri
dari semua makhluk yang ada didalamnya baik itu benda hidup maupun benda mati
yang menjadi sebuah kesatuan kehidupan yang tidak dapat dipisahkan. Alam tidak
dapat berdiri sendiri karena alam adalah ciptaan Yang Maha Kuasa, oleh karena
itu kelangsungan hidup alam itu tergantung pada kehidupan yang ada di dalamnya.
Di
alam terdapat berbagai unsur-unsur kehidupan dimulai dari unsur yang terkecil
hingga kepada unsur yang besar. Manusia termasuk dalam unsur yang terkecil sama
seperti halnya binatang, dan tumbuhan, serta makhluk lainnya yang ada di alam
semesta ini.
Pada
dasarnya, ilmu kealaman ini mempelajari tentang berbagai gejala-gejala alami
yang ada di sekitar manusia. Seperti mengapa manusia bisa tumbuh dan
berkembang, mengapa ada air, tanah, batu, dan udara, itulah beberapa
pertanyaan-pertanyaan yang sering timbul pada manusia-manusia yang hidup pada
zaman dahulu, yang kemudian melahirkan konsep tentang ilmu kealaman. Dengan
berkembangnya zaman, ilmu inipun berkembang menjadi beberapa bagian yang
mengkaji tentang gejala alam ini dari sudut pandang yang berbeda. Bagian dari
Ilmu ini antara lain adalah Fisika, Kimia, Biologi, Astronomi dan Matematika.
Ilmu kealaman ini adalah sebagai alat untuk mengetahui bagaimana semua ini tercipta, dan menjadi sebuah sistem yang bernama kehidupan dan semua yang terjadi di alam ini. Di sini manusia kenal ada ilmu Biologi yang mempelajari tentang substansi biologis yang terdapat dalam tubuh makhluk, Fisika yang mempelajari tentang segala energi yang terjadi di alam ini, Kimia yang mempelajari unsur-unsur yang bersifat mikro yang dapat di alam ini dan reaksi yang ditimbulkan dari unsur-unsur ini sehingga menjadi sebuah pengaruh besar terhadap kehidupan makhluk di alam semesta ini, Astronomi mempelajari seluruh benda di langit dan matematika mempelajari perhitungan yang dapat membantu manusia dalam memprediksi kehidupannya. Pokok-pokok keilmuan ini adalah membahas tentang pengukuran, materi dan perubahannya, mekanika, suhu dan kalor, gelombang, bunyi, optika, listrik dan magnet, bumi dan alam semesta, tumbuhan dan lingkungan, hewan dan lingkungan, tubuh dan gizi.
Ilmu kealaman ini adalah sebagai alat untuk mengetahui bagaimana semua ini tercipta, dan menjadi sebuah sistem yang bernama kehidupan dan semua yang terjadi di alam ini. Di sini manusia kenal ada ilmu Biologi yang mempelajari tentang substansi biologis yang terdapat dalam tubuh makhluk, Fisika yang mempelajari tentang segala energi yang terjadi di alam ini, Kimia yang mempelajari unsur-unsur yang bersifat mikro yang dapat di alam ini dan reaksi yang ditimbulkan dari unsur-unsur ini sehingga menjadi sebuah pengaruh besar terhadap kehidupan makhluk di alam semesta ini, Astronomi mempelajari seluruh benda di langit dan matematika mempelajari perhitungan yang dapat membantu manusia dalam memprediksi kehidupannya. Pokok-pokok keilmuan ini adalah membahas tentang pengukuran, materi dan perubahannya, mekanika, suhu dan kalor, gelombang, bunyi, optika, listrik dan magnet, bumi dan alam semesta, tumbuhan dan lingkungan, hewan dan lingkungan, tubuh dan gizi.
Yang
akhirnya akan memberikan pemahaman kepada manusia yang diberikan akal oleh
Tuhan bahwa manusia ini adalah bagian terkecil dari seluruh kehidupan yang ada
di alam semesta ini. Oleh karena manusia memiliki kemuliaan tersebut, manusia
dituntut untuk dapat menjaga kelangsungan hidup alam semesta. Hal ini manusia
membuat manusia memahami kebesaran Tuhan.
Adapun
beberapa objek formal dari ilmu-ilmu yang berada dalam lingkup ilmu-ilmu
kealaman sebagai berikut.
1. Astronomi objek formalnya yaitu perkembangan benda-benda
yang berada diluar angkasa.
2. Arkeologi objek formalnya yaitu benda-benda purbakala
pada masa lalu.
3. Matematika bukanlah merupakan ilmu tetapi cara berpikir
deduktif sebagai sarana dalam kegiatan
berbagai disiplin ilmu. Objek telaahannya sangat banyak diantaranya adalah bilangan,geometri, pengukuran,
aritmatika dan lain-lain.
4. Fisika
merupakan ilmu teoritis yang dibangun atas sistem penalaran deduktif yang meyakinkan serta pembuktian induktif yang
mengesankan. Objek formal ilmu fisika diantaranya zat, gerak,ruang dan waktu
dalam konsep kealaman.
5. Biologi adalah ilmu yang
mempelajari organisme atau makhluk hidup. Dan objek formal dari ilmu biologi ini adalah organisme
itu sendiri dari mulai manusia, hewan maupun tumbuhan. Manusia, hewan beserta
tumbuhan sama makhluk hidup yang harus dicintai. Bersikap baik terhadap sesame
manusia, peduli terhadap hewan-hewan dan tumbuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar