BAB
II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Strategi Pembelajaran
Pada pendidikan anak usia dini guru
dituntut harus memahami hakikat strategi pembelajaran di PAUD. Memahami
stretegi pembelajaran adalah berawal dari memahami karakteristik anak dan
konsep belajar anak, serta mengetahui apa yang menjadi prinsip-prisip belajar
anak.
1.
Konsep
Belajar
Belajar sebagai
karakteristik yang membedakan manusia dengan makhluk lain. Belajar ini
merupakan aktivitas yang selalu dilakukan sepanjang hayat, bahkan tiada hari
tanpa belajar. Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk
mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau
pengalaman-pengalaman. Salah satu ciri dari aktivitas belajar menurut para ahli
pendidikan dan psikologi adalah adanya perubahan tingkah laku. Sedangkan
pembelajaran merupakan kegiatan yang di dalamnya terdapat proses mengajar,
membimbing, melatih, memberi contoh, dan atau mengatur serta memfasilitasi
berbagai hal kepada peserta didik agar bisa belajar sehingga tercapai tujuan
pendidikan.Terdapat tiga unsur belajar, diantaranya:
a. Proses/kegiatan
Belajar merupakan sebuah proses,
dimana setiap individu dalam setiap kegiatannya pasti melewati sebuah proses.
Hal tersebut di lakukan baik di dalam kelas maupun luar kelas.
b. Pengalaman
Ketika seorng individu sedang
belajar, maka akan terjadi sebuah interaksi dengan lingkungan belajarnya.
Lingkungan belajar anak harus terbebas dari tekanan-tekanan yang dapaat
mengganggu kenyamanan anak dan menimbulkan stress. Misalnya anak dipaksakan membaca,
menulis dan berhitubng. Seharusnya anak diberikan kesempatan untuk
berkesplorasi sendiri. Misalnya saja anak diberika sebuah kertas yang masih
kosong. Dimana anak bebas untuk memeri gambar, warna ataupun bentuk pada kertas
tersebut. Hal ini dapat menimbulkan sebuah pengalaman belajar.
c. Perubahan
Perilaku
Perubahan perilaku yang terjadi
pada anak itu merupakan hasil dari belajar. Dimana perilaku individu akan
berubah perilakunya baik pengetahuan sikap maupun keterampilannya serta dari
tidak tahu menjadi tahu. Contohnya anak yang pada awalnya tidak tau puzzle maka
akan menjadi tahu. Perubahan perilaku tersebut dihasilkan dari sebuah
pengalaman interaksi dengan lingkungannya yang melibatkan mental fisik serta
emosi anak. Dalam setiap perkembangan berlajar anak akan menghasilkan atau
meningkatkan perkembangan belajarnya, berikut merupakan aspek perkembangan anak
diantaranya:
Anak dapat peduli terhadap dirinya, baik itu
kebutuhan ataupun keselamatannya. Hal tersebut merupakan hasil belajar dalamm
perkembangan sosial personal dan emosi pada anak. Sedangkan di dalam komunikasi
dan bahasa. Anak dapat menjawab pertanyaan dan mengembangkan gagasanya. Dalam
perkembangan kognitif. Anak harus dapat memahami dan menggunakan proses
matematika, seperti mencocockan, mengelompokkan , serta menghitung suatu benda.
Sedangakan dalam perkembangan fisiknya anak harus dapat berlari, melopat , dsb.
2. Prinsip-prinsip Belajar Anak
Prinsip belajar
merupakan ketentuan hukum yang harus dijadikan pegangan didalam pelaksanaan
kegiatan belajar. Prinsip belajar anak jelas akan berbeda dengan prinsip
belajar orang dewasa. Berikut merupakan prinsip-prinsip belajar anak, di
antaranya :
a. Anak
adalah Pembelajar Aktif
Seorang guru harus dapat memahami
sifat-sifat multi dimensional yang terdapat pada aktivitas yang di lakukan anak
tersebut. Pertama, anak memerlukan stimulus untuk mereka bergerak. Kedua, anak
menggunakan seluruh tubuhnya untuk belajar. Ketiga, anak dapat menjadi aktif
dalam mencari pengalamannya sendiri. Anak sebaiknya memiliki pengalaman
langsung. Misalnya anak di ajak untuk karyawisata ke kebun binatang, untuk
mengenal berbagai macam hewan yang ada.
b. Belajar
Anak Dipengaruhi oleh Kematangan
Kematangan merupakan masa di mana
pertumbuhan serta perkembangan anak dapat mencapai titik kulmilasi
perekembangan anak. Seorang guru harus mengetahui bagaimana pencapaian
perkembangangan anak. Anak yang dapat berkembang dengan baik maka ia akan lebih
mudah dalam proses belajar
c.
Belajar Anak Dipengaruhi oleh Lingkungan
Anak berinteraksi dengan lingkungannya
maka akan menghasilkan sebuah pengalaman dalam belajar. Hal tersebut berarti
lingkungan dapat mempengaruhi proses belajar anak. Lingkungan di sini bersifat
fisik dan fsikis. Contohnya saja anak akan mudah dalam belajar jika terdapat
media dan kelompok dalam sebuah pembelajaran.
d.
Anak Belajar Melalui Kombinasi
Pengalaman Fisik dan Interaksi Sosial
Pengalaman-pengalaman yang di miliki
anak dapat diperoleh melalui penginderaan. Anak dapat belajar dengan cara
merasakan, melihat, meraba, mendengarkan serta menyentuh. Karena dengan seperti
itu makan proses pembelajaranpun aka lebih mudah. Contonya, dengan anak dapat
melihatsebuah benda maka selanjutnya anaka akan berfikir apa benda itu dan
harus di buat apa benda itu
e.
Anak Belajar dengan Gaya yang Berbeda
Cara belajar anak akan beragam. Ada yang
cepat dalam merespon kita ada pula yang lambat dalam menanggapi sebuah
pembelajaran. Ada beberapa tipe
pembelajaran anak diantaranya: tipe auditif, tipe visual, dan kinestetik dimana
anak bergerak secara terus menerus.
f.
Anak Belajar melalui Bermain
Anak dapat bermain dimana saja ia
berada, baik itu di ruamah maupun sekolah. Dalam proses bermain tersebut anak
akan mendapatkan berbaigai benda dan ide-ide yang akan muncul ketika dalam
proses bermain tersebut. Maka dalam hal itu anak sedang berproses belajar.
Dalam bermain, anak dapat berperan sebagai dokter, guru atau pedagang
sesuai imajinasi anak. Guru di sekolah
harus dapat memfasilitasi anak dalam penyediaan media yang dibutuhkan
anak.Prinsip-prinsip tersebut sangan penting untuk perkembangan anak. Maka
daripada itu seorang guru harus mengetahui dan memahami seluruh prinsip belajar
dan pembelajaran anak.
B. Pemilihan strategi pembelajaran
1.
Pengertian
dan Pemilihan Stategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah pola umum perbuatan
guru dan murid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar. Strategi
pembelajaran dapat pula diartikan sebagai segala usaha guru dalam menerapkan
berbagai metode pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan
demikian strategi pembelajaran menekankan kepada bagaimana aktivitas guru
mengajar dan aktivitas anak belajar.
Terdapat beberapa jenis strategi pembelajaran yang
dapat dipertimbangkan oleh guru Taman kanak-kanak. Pemilihan strategi dan
metode ini akan memfasilitasi anak belajar baik secara individual, belajar
dalam kelompok kecil, belajar dalam kelompok besar maupun belajar diluar kelas.
Pembelajaran dipandang sebagai suatu sistem, hal tersebut dikarenan
pembelajaran terdiri dari komponen-komponen yang satu sama lain tidak dapat
dipisahkan. Komponen-komponen tersebut meliputi : tujuan, bahan, strategi
pembelajaran, media dan sumber, siswa dan guru. Komponen-komponen tersebut
tidak dapat dipisahkan karena satu sama lainnya saling berhubungan dan saling
ketergantungan sehingga memiliki efek sinergestik (terpadu).
Dalam pemilihan strategi pembelajaran perlu
diperhatikan beberapa komponen-komponen tersebut yakni : tujuan, bahan(tema),
kegiatan, media sumber, anak dan guru. Komponen-komponen trsebut kita sebut
dengan variabel strategi pembelajaran. Pemilihan strategi pembelajaran
hendaknya mempertimbangkan beberapa faktor penting, yaitu :
a. Karakteristik
Tujuan Pembelajaran
Setiap tujuan pembelajaran memiliki karakteristik
tertentu artinya apakan tujuan pembelajaran tersebut cenderung menekankan
pengembangan aspek kognitif, kreativitas, bahasa, sosial, emosi, motorik kasar
atau halus, pengembangan moral, disiplin, estetika atau agama.
Misalnya, untuk mengembangkan kemampuan berbahasa,
guru dapat menggunakan strategi pembelajaran yang memungkinkan anak dapat
mengembangkan keterampilan berbicara, mendengarkan, membaca, dan menulis
cara-cara yang menyenangkan dan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang lebih
menekankan aspek kognitif, harus digunakan strategi pembelajaran yang dapat
membantu dan memfasilitasi anak untuk : mengambangkan kemampuan berpikir untuk
dapat mengolah hasil belajarnya, menemukan berbagai jenis alternatif pemecahan
masalah, membantu anak mengembangkan kemampuan logika matematika dan
pengetahuan tentang ruang dan waktu, serta mempunyai kemampuan untuk memilah,
mengklasifikasikan serta mengembangkan kemampuan berpikir teliti, serta dapat
digunakan cara lain untuk mengembangkan aspek-aspek perkembangan lainnya.
b. Karakteristik
anak
Karakteristik anak merupakan faktor penting lainnya
yang harus dipertimbangkan oleh guru dalam memilih dan menggunakan strategi
pembelajaran di Taman kanak-kanak. Karaktristik anak adalah unik, aktif, rasa
ingin tahunya tinggi, egosentris, berjiwa petualang, daya konsentrasinya
pendek, daya imajinasinya tinggi, dan senang berteman (M. Solehuddin, 2001).
Keunikan anak sebagaimana dikemukakan diatas
memberikan implikasi bagi para guru untuk dapat memilih dan menggunakan
strategi yang paling tepat dalam melaksanakan pembelajaran di Taman kanak-kanak.
c.
Tempat dilaksanakannya kegiatan
Kegiatan di Dalam kelas
|
Kegiatan di Luar Kelas
|
· Pengembangan
kreativitas
· Penggunaan
balok-balok kecil
· Bermain
dengan alat di atas meja
· Pengembangan
pengetahuan alam
· Bermain
drama
· Pengembangan
bahasa
· Pengembangan
pengetahuan
· Matematika
· Musik
|
· Penggunaan
peralatan memanjat
· Penggunaan
peralatan ayunan
· Penggunaan
pasir/lempung/air
· Penggunaan
alat bermain yang
bergerak
secara berputar
· Pekerjaan
kayu
· Penggunaan
balok-balok besar
· Pengembangan
pengetahuan alam
· Musik
|
Selain tujuan dan karakteristik anak, faktor lain
yang harus dipertimbangkan dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran
adalah tempat dilaksanakannya kegiatan. Artinya apakah kegiatan pembelajaran
itu akan dilaksanakan di dalam ruangan atau di luar ruangan, serta ukuran
tempat yang akan digunakan. Gordon dan Browne dalam Muslichatoen (tanpa tahun)
memberikan daftar kegiatan yang dapat dilakukan di dalam ruangan atau di dalam
kelas dan kegiatan yang cocok dilakukan diluar kelas sebagai berikut.
d.
d.
Tema
Tema merupakan bahan ajar yang disajikan kepada
anak. Penggunaan tema dalam pembelajaran di Taman kanak-kanak adalah suatu hal
yang amat penting, karena pembelajaran tema relevan dengan karakteristik
perkembangan anak yang bersifat holistik. Melalui tema anak-anak mengembangkan
aspek perkembangannya yang meliputi perkembangan kognitif, bahasa, fisik
motorik, sosial-emosi, dan estetika.
Tema yang dipilih harus relevan dengan minat anak, dapat
dikembangkan melalui kegiatan pengalaman langsung, dan dimulai dengan
lingkungan yang terdekat dengan anak.
e. Pola
kegiatan
Dalam kaitannya dengan
dengan pola kegiatan, Gordon dan Browne dalam Muslichatoen (tanpa tahun)
mengemukakan ada tiga jenis pola kegiatan yang dapat dipilih guru yaitu : (1)
pola kegiatan dengan pengarahan langsung oleh guru (2) pola kegiatan semi
kegiatan , dan (3) pola kegiatan kreatif.
Dalam pola kegiatan
melalui pengarahan langsung oleh guru,
partisipasi anak cenderung pasif, karena pembelajaran lebih banyak dikendalikan
oleh guru melalui petunjuk, contoh, tugas, atau suruhan ; sedangkan kegiatan
anak lebih banyak memperhatikan, menerima, dan melaksanakan hal-hal yang
diarahkan oleh guru.
Dalam pola kegiatan
semi kreatif, guru memberi kesempatan kepada anak untuk melakukan kegiatan yang
dapat menghasilkan karya hasil tiruan atau mencontoh. Setiap anak diberi
kebebasan untuk mewujudkan kreatifitasnya akan tetapi kebebasan ini belum
sepenuhnya diberikan kepada anak karena anak masih mendapat bimbingan dan
pengarahan guru.
Pola kegiatan kreatif
adalah pola kegiatan yang menghadapkan anak pada berbagai masalah yang
perlu dipecahkan baik oleh perorang
maupun oleh kelompok. sifat masalah yang harus dipecahkan tentu saja masalah
yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan usia anak. Peran guru dalam pola
kegiatan kreatif hanyalah sebagai fasilitator atau yang memberikan bimbingan
dan bantuan apabila anak membutuhkannya.
Atas dasar berbagai
pertimbangan diatas, jelaslah bahwa pemilihan dan penggunaan strategi
pembelajaran di Taman Kanak-kanak harus sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada
suatu waktu, guru mungkin haris memilih strategi pembelajaran yang lebih
menekankan pada pola kegiatan pengarahan langsung dengan cara menginformasikan atau menjelaskan, tetapi
dalam kesempatan lain mungkin guru harus menggunakan pola kegiatan yang lebih
banyak memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan eksplorasi terhadap
lingkungannya.
2.
Karaketristik
Cara Belajar Anak
Cara belajar anak sangat berbeda dengan cara belajar
orang dewasa. Anak lebih cenderung aktif, rasa ingin tahunya besar, memiliki
daya fantasi yang tinggi. Hal tersebut merupakan pemahaman dasar bahwa
pembelajaran yang baik yang diberikan kepada anak adalah pembelajaran yang
sesuai dengan karakteristik mereka.
a.
Anak belajar melalui bermain
Bermain merupakan kegiatan alamiah anak. Sebagian
besar dari aktivitas anak adalah bermain. M. Solehuddin(1996: 65) dalam Sudirjo
(2011) mengemukakan bahwa bermain merupakan kegiatan yang bersifat voluntir,
spontan, terfokus, terfokus pada proses, memberi ganjaran segera intrinsik,
menyenangkan, aktif dan fleksibel. Sejalan dengan pernyatan Solehuddin, Sue
Duckett & Marilyn Fleer (2000), mengemukakan bahwa bermain bagi anak usia
dini memiliki karakteristik simbolik, bermakna, aktif, menynangkan, voluntir,ditentukan
aturan dan episodik.
Pertama,
bermain bersifat simbolik. Simbolik tersebut mengandung arti bahwa anak
menggunakan simbol-simbol terhadap benda yang digunakan dalam proses
bermainnya. Misalnya pada saat bermain balok yang disusun, anak menamainya
kereta api atau memperlakukan ayahnya sebagai kuda pada saat duduk dipunggung
ayahnya.
Kedua,
bermain sangat bermakna untuk anak karena dengan bermain anak mendapatkan
pengalaman dan bermain merupakan jendela
yang memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar.
Ketiga,
bermain adalah aktif. Bermain melibatkan fisik juga psikis anak. Melalui
fisiknya anak bermain dengan belari, bergerak, berjalan dan aktifitas gerak
lainnya. Melalui psikisnya anak belajar mengamati, memahami, berimajinasi dan berpikir.
Keempat,
bermain adalah kegiatan yang menyenangkan bagi anak. Bermain tidak tertuju pada
tujuan yang terpola. Hal yang paling prnting dalam bermainan adalah proses.
Melalui proses tesebut anak tidak hanya mendapatkan kesenangan melainkanjuga
dapat mengembangkan berbegai aspek-aspek perkembangannya.
Kelima,
bermain adalah kegiatan yang voluntir. Kemauan dan kesenangan anak terhadap
bermain membuat mereka dengan sukarela melakukan hal tersebut. Tidak ada
perintah atau petunjuk yang dipaksakan yang diberikan orang tua atau orang
dewasa lainnya. Motivasi terbesar anak adalah kesenangan pengalaman yang
didapatkan dari kegiatan tersebut.
Keenam,
bermain ditentukan oleh aturan. Aturan dalam permainan merupakan kesepakatan
yang dibuat oleh masing-masing anak sebelum mereka melakukan kegiatan tersebut.
Aturan tersebut biasanya dihubungkan dengan waktu, atau peralatan yang
digunakan. Misalnya dalam bermain peran, anak membagi “siapa yang menjadi ayah,
ibu, anak”.
Ketujuh,
bermain adalah episodik. Episode dalam bermain terdiri dari awal, inti dan
akhir. Episode awal yaitu ketika anak merencanakan permainan, kemudian mereka
masuk kepada inti yaitu melakukan proses bermain tersebut, kemudian biasanya
mereka mengakhiri permainan dan merencanakan permaianan selanjutnya.
b. Anak-anak
Belajar dengan Cara Membangun Pengetahuannya
Menurut para ahli pada aliran konstruktivis yaitu
Piaget, Vigotsky, dan Bruner, anak membangun pengetahuan dari pengalamnya.
Lebih jelasnya Piaget mengemukakan bahwa anak memiliki kemampuan membangun
pengetahuannya sendiri yaitu dari pengalaman yang ia dapat sebagai hasil dari
proses asimilasi dan akomodasi terhadap skema yang sudah ada sebelumnya.
Selanjutnya, Vigotsky mengemukakan bahwa anak membangun pengetahuannya melalui
interaksi sosial, yang juga dibantu dengan proses interaksi anak dan orang tua
sebagai jembatan pengetian bahasa dan tanda atau simbol yang dimiliki anak dan
diarahkan menuju kemampuan verbalnya. Selanjutnya Bruner mengatakan bahwa anak
membangun pengetahuannya yaitu melalui format, peraanan dan kebiasaan orang
dewasa. Dari berbagai pernyatan dari para ahli tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa anak mampe membangun pengatahuannya dengan sendirinya yaitu
melalui bermain, interaksi sosial, serta melalui penanaman kebiasaan orang
dewasa.
c.
Anak Belajar Secara Alamiah
Bobbi Fisher (2002) mengemukakan bahwa anak belajar
secara alamiah, bukan atas dasar paksaan orang dewasa. Kebiasaan dari kondisi
lingkungan sekitar membuat anak mengetahui banyak hal, sehingga menimbulkan
adanya perubahan pada perilakunya. Smith (1986) dalam Bobbi Fisher (2002)
mengemukakan bahwa anak-anak belajar dari lingkungan yang mereka kagumi, orang
tua, saudara, pengasuh yang berbicara dan melakukan percakapan dengan anak
secara wajar merupakan fasilitator yang baik bagi anak. Dukungan lingkungan
terhadap stimulasi belajar anak juga dapat dilakukan malalui penyediaan
berbagai fasilitas yang dirancang, sehingga mengundang anak untuk belajar.
d.
Anak-anak Belajar Paling Baik Apabila
yang Dipelajarinya Bermakna dan Mempertimbangkan Keseluruhan Aspek Perkembangan
Artinya,kegiatan
belajar yang diberikan kepada anak tidak terpisah menjadi bagian-bagian seperti
pembidangan dalam pembelajaran,melainkan terpadu dan menyeluruh,terkait anatara
satu bidang dengan bidang yang lain.
C. Jenis-jenis strategi pembelajaran di PAUD
1.
jenis
Strategi Pembelajaran Umum
Menurut Kostelnik (1999) terdapat berbagai strategi
pembelajaran umum yang dapat digunakan di lembaga-lembaga pendidikan anak usia
dini umumnya dan anak Taman Kanak-kanak khususnya. Strategi pembelajaran umum
tersebut adalah:Meningkatkan keterlibatan indra, Mempersiapkan isyarat
lingkungan. Analisis tugas, Bantuan orang yang lebih berpengalaman
(scaffolding), Praktek terbimbing, Undang/ajakan, Refleksi/tingkah laku,
Refleksi kalimat, Contoh atau modelling, Penghargaan efektif,
Menceritakan/menjelaskan/menginformasikan, Do-it-signal, Tantangan, Pertanyaan,
Kesenyapan. Strategi-strategi pembelajaran tersebut dapat diintegrasikan atau
digabungkan dalam keseluruhan proses pembelajaran, sehingga tercipta kegiatan
belajar yang lebih bervariasi.
a.
Meningkatkan keterlibatan Indra
Melalui keterlibatan indra, anak-anak akan
memperoleh secara langsung tentang objek-objek , peristiwa, atau orang-orang
yang ada disekitarnya, karena mereka secara aktif melihat, mendengar, meraba,
mengecap, mencium, dan sebagainya. Menurut Kostelnik (1999), ada beberapa
pedoman yang perlu diperhatikan dalam mendorong keterlibatan indra anak yaitu:
a) Pengalaman
langsung adalah hal yang terbaik bagi anak
b) Pengalaman langsung arus mendahului
penggambaran atau sesuatu yang lebih abstrak (misal, tunjukkan terlebih dahulu
buah-buahan yang riil atau konkret baru kemudian tunjukkan gambar buah-buahan).
c) Model
lebih konkret daripada gambar, dan gambar lebih konkret daripada kata-kata .
Misalnya untuk memperkenalkan binatang ”kuda”, terlebih dahulu tunjukkan model
kuda yang terbuat dari kayu atau plastik, kemudian gambar kuda, selanjutnya
baru kata kuda. Dengan demikian anak memahami istilah kudayang dimulai dari hal
yang lebih konkret menuju hal yang lebih abstrak
d) Rencanakan kegiatan sehingga keterlibatan
indra terjadi lebih awal dalam langkah-langkah pembelajaran.
b. .Mempersiapkan
Isyarat Lingkungan
Mempersiapkan Isyarat
Lingkungan untuk belajar merupakan salah satu cara mengefisienkan kegiatan.
Isyarat lingkungan itu dapat diciptakan guru untuk melatih kemandirian anak dan
memahami simbol-simbol yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Cantohnya,
sebuah gambar orang yang sedang mencuci tangan yang dipampang di ruang makan,
menunjukkan bahwa anak-anak harus mencuci tangan dulu sebelum dan sesudah
makan.
c. Analisis Tugas
Analisis tugas dalam pembelajaran
maksudnya adalah menjabarkan suatu tugas tertentu menjadi bagian-bagian yang
lebih rinci atau khusus dan operasional sehingga mudah dipahami dan
dilaksanakan oleh anak.Tahapan sederhana dalam menjabarkan tugas adalah sebagai
berikut :
a) menentukan
tujuan yang hendak dicapai
b) menjelaskansusunan
apa yang diharapkan
c) menunjukkan keterampilan yang perlu dilibatkan
dalam tahapan-tahapan tersebut.
d) Memperlihatkan keterampilan yang perlu
diketahui anak
e) Menetukan bagian pertama yang akan diajarkan
pada anak
Hasil yang diperoleh dari penggunaan strategi
analisis tugas adalah pembelajaran yang sarat dengan tujuan, dimana melalui
kegiatan ini anak-anak memperluas keterampilannya dan mencapai keberhasiln dalam
melaksanakan tugas.
d. Bantuan Orang yang Lebih
Berpengalaman (Scaffolding)
Scaffolding adalah proses pemberian bantuan dari
orang yang lebih berpengalaman yang dilakukan secara bertahap untuk mempermudah
anak dalam belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.Proses scaffolding
dimulai dengan memberikan bantuan jika anak sudah tidak dapat menemuka
cara-cara untuk menyelesaikankegiatan atau tugas. Jika anak berhasil guru
menghentikan bantuan tersebut.
e. Praktek Terbimbing
Praktek terbimbing merupakan implikasi dari prinsip
bahwa anak-anak belajar melalui pengulangan atau repetisi (Bredekamp dan
Copple, 1997). Ketika amnak-anak mendapatkan mendpat kesulitan belajar, itulah
saat anak memerlukan bimbingan dari guru atau orang tua.
f. Undangan/Ajakan
Undangan atau ajakan berfungsi sebagai cara untuk
menggiring anak-anak agar mereka menggunakan kesempatan yang diberikan gurug
untuk melakukan eksplorasi, atau berinteraksi dengan anak-anak lain dan guru.
g. Refleksi Tingkah Laku
Refleksi tingkah laku membantu menggambarkan
perhatian anak-anak terhadap aspek-aspek pengalaman tertentu. Refleksi tingkah
laku disebut juga umpan balik deskriptif tentang tindakan yang ilakukan anak
–anak. Cara-cara seperti ini dapat menguatkan tindakan yang dilakukan
anak-anak.
h. Refleksi Kata-kata
Refleksi kata-kata (paraphrase reflection) adalah
pernyataan yang dungkapkan guru tentang sesuatu yang dikatakan anak-anak
i. Contoh (Modelling)
Contoh (modelling) membantu anak-anak mempelajari
perilaku-perilaku yang tepat.Model atau contoh mempunyai dampak positif yang
sangat besar bagi anak-anak . Ketika anak kebingungan, kemudian guru memberikan
contoh, anak-anakpun dapat berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya.
j. Penghargaan Efektif
Penghargaan efektif adalah penghargaan spesifik atau
khusus yang diberikan anak sesuai dengan perilaku yang ditunjukkannya.
Penghargaan ini dapat diberikan dalam bentuk pujian, atau dorongan yang
diberikan terhadap tingkah laku positif yang diperlihatkan anak.
k. Menceritakan/menjelaskan/
menginformasikan
Informasi tentang nama, fakta-fakta masa lalu, adat
istiadat dapat dipelajari melalui pewarisan sosial. Penjelasan yang efektif
harus didasarkan pada pengalaman langsung anak-anak dan terdapat dalam konteks
yang bermakna bagi mereka.
l. Do-It –Signal
Do-It –Signal adalah arahan sederhana yang diberikan
kepada anak-anak agar dia mau melakukan suatu tindakan , atau ajakan kepada
anak-anak agar mereka dapat melakukan sesuatu.
m. Tantangan
Tantangan adalah variasi dari Do-It –Signal.
Tantangan ini memotivasi anak untuk menciptakan pemecahan masalahnya sendiri
dengan tugas-tugas yang diarahkan guru. Tantangan memberi kesempatan kepada
anak dan guru untuk mengontrol kegiatan.
n. Pertanyaan
Pertanyaan adalah alat pengajaran pokok yang dapat
digunakan di lembaga-lembaga pendidikan anak usia dini. Pertanyaan yang efektif
adalah pertanyaan yang dihubungkan dengan tujuan yang akan dicapai anak,
merangsang berpikir anak, dapat dipahami anak, dan singkat.
o. Kesenyapan
Saat-saat tenang dapat menjadi suatu strategi mengajar
yang efektif terutama ketika anak-anak sedang asyik melakukan kegiatan yang
disukainya.
2. Strategi pembelajaran khusus di
taman kanak-kanak
Kostelnik (1999) mengemukakan tujuh jenis
strategi pembelajaran khusus yang dapat dijadikan dasar untuk merencanakan dan
melaksanakan kegiatan pembelajaran pada anak usia dini. Strategi pembelajran
ini relevan untuk digunakan pada anak-anak usia 3-8 tahun
Jenis-jenis strategi pembelajatan khusus
tersebut adalah:
a.
Kegiatan Eksploratosi (Exploratory
Activities)
Menurut Tylor (1993), kegiatan eksploratosi
memungkinkan anak untuk mengembangkan penyelidikan langsung melalui
langkah-langkah spontan, belajar membuat keputusan tentang apa yang akan
dilakukan, bagaimana cara melakukannya dan kapan melakukannya. Melalui kegiatan
eksploratosi ini anak menemukan sesuatu yang berhubungan dengan dirinya sendiri
dan memilih kegiatan yang sesuia dengan minatnya.
Guru memegang peranan yang sangat penting dalam
mendorong kegiatan eksploratosianak meskipun anak memegang peran utama dalam
kegiatan belajarnya.. Kegiatan ini
merupakan penggabungan dari strategi pembelajaran umum yang dapat meningkatkan
keterlibatan indra anak dengan mempersiapkan isyarat lingkungan yang dapat
merangsang dan memungkinkan anak terlibat secara bebas dan aman.
b.
Penemuan Terbimbing (Guided Discovery)
Tujuan dari penemuan terbimbing bagi anak-anak
adalah agar anak-anak dapat membuat hubungan dan membangun konsep melalui
interaksi dengan benda dan manusia. Guru dalam merencanakan penemuan terbimbing
harus memusatkan perhatian pada proses belaja bukan pada hasil yang dicapainya.
Peranan anak adalah membangun pengetahuan bagi
dirinya sendiri, membuat pilihan dan keputusan, melakukan percobaan, mengalami,
memunculkan pertanyaan dan menemukan jawabannya. Peranan guru adalah untuk
menyediakan alat dan informasi yang diperlukan yang dapat mendukung kemajuan
belajar anak melalui pengembangan kemampuan.
Kegiatan penemuan terbimbing ini menggabungkan
strategi modelling, penghargaan yang efektif, menceritakan/ menjelaskan/
mengimformasikan, do-it-signal dan pertanyaan. Karena penemuan terbimbing ini
guru dapat mengetahui proses berfikir anak -anak untuk dijadikan dasar dalam
merecanakan pengalaman belajar lainnya dan secara bertahap anak-anak juga
membangun konsep yang lebih tepat bagi dirinya sendiri.
c.
Pemecehan Masalah (Problem Salving)
Melalui pemecehan masalah anak-anak merencanakan,
meramalkan, mengamati hasil-hasil tindakan dan merumuskan kesimpulan dari
hasil-hasil tindakannya. Masalah-masalah yang paling baik untuk dipecahkan anak
adalah tentang hal yang berkaitan dengan dirinya melalui berbagai cara,
memberikan peluang kepada mereka untuk mengumpulkankan informasi yang konkret
dan mengandung lebih dari satu kemungkinan untuk memecahkannya. Masalah-masalah
yang telah dikenal dengan baik oleh
anak, dapat digunakan dan akan lebih mudah untuk dipecahkan oleh anak serta
dirumuskan kesimpulannya (Goffin dan Tull, 1985).
Penggunaan metode pemecehan masalah bagi anak dapat
berdasarkan langkah-langkah pemecehan masalah yang digunakan dalam ilmu–ilmu
alam (Kostelnik, 1999), yaitu sebagai berikut.
1. Menyadari
adanya masalah (memahami, mengamati, dan mengidentifikasi)
2. Merumuskan
hipotesis atau dugaan-dugaan sementara (memikirkan alasan-alasan yang tepat
mengapa sesuatu terjadi, mengumpulkan informasi, membuat perkiraan yang
didasarkan pada pengalaman dan meramalkan)
3. Melakukan
eksperimen (menguji ide)
4. Menggambarkan
kesimpulan
5. Mengkomunikasikan
hasil (mengemukakan apa yang terjadi, mencatat apa yang terjadi, dan mebuat
peencanaan untuk eksperimen selanjutnya dengan sesuatu hipotesis baru)
Strategi pemecehan
masalah tidak hanya digunakan untuk masalah-masalah yang berkaitan dengan
ilmu-ilmu alam tapi juga masalah sosial.
d.
Diskusi (Discussion)
Metode Diskusi
adalah pembelajaran yang menunjukan interaksi timbal balik antara guru
kepada anak dan anak kepada teman sebayanya. Diskusi merupakan penggabungan
dari strategi undangan, refleksi, pertanyaan, dan pernyataan dalam perannya guru tidak membimbing
percakapan anak akan tetapi mendorong mereka untuk mengemukakan gagasan,
mengkomunikasikan serta mengembangkannya secara luas kepada diri sendiri, teman
atau gurunya.
Terdapat berbagai hal yang dapat menjadi topik
diskusi bagi anak usia dini, misalnya :
1.
Kejadian di sekolah
2.
Kejadian yang yang berkaitan dengan anak
yang tidak masuk sekolah
3.
Peristiwa yang terjadi di lingkungan
masyarakat
e. Belajar Kooperatif (Cooperative Learning)
Menurut Cohen (1994) mengidentifikasi strategi
belajar kooperatif sebagai suatu strategi pembelajaran yang melibatkan anak
untuk bekerja sama dalam kelompok yang cukup kecil, dan setiap anak dapat
berpartisifasi dalam tugas-tugas bersama yang telah ditentukan dengan jelas
tapi tidak terus menerus dan supervisi diarahkan secara langsung oleh guru.
Ada empat unsur penting
belajar kooperatif yaitu:
1. Adanya
peserta dalam kelompok
2. Adaya
aturan kelompok
3. Adanya
upaya belajar setiap anggota kelompok
4. Adanya
tujuan yang harus di capai
Dalam belajar kooperatif guru
menekankan peningkatan aspek-aspek keterampilan sosial anak dalam mengerjakan
tugas seperti memahami, mendengarkan orang lain sebagai teman, memanggilnya
dengan namanya, berbicara dengan kata-kata yang sopan, mengambil
giliran-giliran menawarkan bantuan,
menghargai orang lain (Dopyera dan Dopyera, Tanpa Tahun)
Belajar kooperatif
memiliki mamfaat sebagai berikut :
1. Meningkatkan
perasaan dan harga diri yang positif serta meningkatkan keterampilan sosial
anak
2. Meningkatkan
kemampuan anak dalam mengerjakan tugas kelompok
3. Meningkatkan
toleransi antara anak
4. Meningkatkan
kemampuan berbicara, mengambil prakarsa, membuat pilihan, dan mengembangkan
kebiasaan belajar sepanjang hayat.
Belajar kooperatif merupakan gabungan dari strategi
belajar analisis tugas, penemuan terbimbing, penghargaan yang efektif,
menjelaskan, tantangan dan pertanyaan.
f.
Demontrasi (Demontration)
Demontrasi adalah strategi pembelajaran yang
dilaksanakan dengan cara memperlihatkan bagaimana proses terjadinya atau cara
bekerjanya dan bagaimana tugas-tugas itu dilaksanakan. Demontrasi digunakan
untuk menggambarkan pengajaran dan pemberian petunjuk kepada anak tentang apa
yang harus dilakukan awal, saat kegiatan inti dan di akhir kegiatan demontrasi
yang harus diperhatiakan guru ketika
mendemontrasikan sesuatu adalah ia harus melakukan pengamatan terhadap kegiatan
yang dilaksanakan anak didik.
Menurut Kostelnik (1999), ada tiga langkah strategi
demontrasi yaitu, (a) meminta perhatian anak, (b) menunjukan sesuatu kepada
anak-anak, (c) meminta tanggapan atau respons anak terhadap apa yang mereka
lihat.
Strategi Demontrasi memiliki beberapa mamfaat sebagai
berikut :
1. anak
memperoleh penjelasan yang lebih menarik, lebih menantanag.
2. Dapat
meningkatkan daya pikir anak dalam kemampuan mengenal, mengingt, berfikir
konvergen atau berfikir induktif dan berfikir evaluatif (Moeslicahtun, tanpa
tahun)
g. Pengajaran
Langsung (Direct Instruction).
Pengajaran langsung adalah strategi pembelajaran
yang digunakan untuk membantu anak mengenal istilah –istilah, strategi,
informasi faktual dan kebiasaan-kebiasaan (Driscoll, et. al. 1996). Pengajaran
langsung merupakan gabungan dari modelling, analisis tugas, penghargaan yang
efektif, menginformasikan dan tantangan.
Dalam Pengajaran langsung guru mempunyai peranan
yang sanagat besar dalam membuat keputusan tantang: apa, bagaimana, dan kapan
anak melaksanakan tugas-tugas tertentu serta memadukan berbagai strategi
pembelajaran yang paling tepat sesuai dengan waktu yang disediakan dan
mengarahkan anak-anak melalui langkah-langkah yang jelas sehingga dapat
memberikan respons yang relatif cepat. Keuntungan menggunakan Pengajaran
langsung adalah efisiensi dalam waktu, dan guru dapat mengetahui hasil belajar
anak dengan segera.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar