Laman

Sabtu, 24 Maret 2012

Indonesian Idol 2012 ~ Ivan Saputra

Tristan Alif Naufal ( 7 Years Old Indonesian Football Star On The Making)

pengertian, kriterian dan asumsi kreativitas (psikologi perkembangan II)

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Tinjauan Pustaka
1.     Pengertian Kreativitas
Setiap individu pada zaman globalisasi ini dituntut untuk menciptakan sesuatu yang baru dengan tujuan, hal tersebut dapat memberikan manfaat untuk diri sendiri dan orang lain. Oleh karena itu, indivdu dituntut untuk menjadi pribadi yang kreatif agar dapat bersaing di era globalisasi saat ini. Untuk menunjang pemahaman kita mengenai kreativitas, berikut disajikan beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian kreativitas.
Pengertian kreativitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Indonesia(http://eko13.wordpress.com/2008/03/16/pengertian-kreativitas/) yaitu ‘Kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta, daya cipta.
Menurut Elizabeth B. Hurlock (1978:3) mengemukakan bahwa “Kreativitas merupakan proses mental yang unik, suatu proses yang semata-mata dilakukan untuk menghasilkan sesuatu yang baru, berbeda, dan orisinil.” Dari pengertian ini, Hurlock mengatakan bahwa hasil yang berbeda dan orisinil merupakan hasil dari sebuah kreativitas. Orang yang kreatif mempunyai pemikiran yang luas dan sering mencoba berbagai kemungkinan dan peluang.
Sedangkan menurut Drevdahl (Hurlock, 1978:4) mengatakan bahwa ‘kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk, atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru, dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya. ...’. menurut pendapat Drevdahl tersebut sangat jelas bahwa sebuah kreativitas itu adalah apapun yang sebelumnya tidak dikenal pembuatnya atau baru.
Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu yang menciptakan produk, komposisi, atau gagasan yang baru, berbeda, dan orisinil yang tidak ada sebelumnya.

2.     Kriteria Kreativitas
Pada hakikatnya semua hal di dunia ini memiliki ciri masing-masing. Hal ini merupakan konsekuensi dari setiap hal tersebut. Namun lebih populer dikatakan kriteria. Kriteria inilah yang kemudian memberikan ciri bagi semua hal di dunia ini. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan mengenai pengertian kriteria yakni ”Kriteria adalah ukuran yang menjadi dasar penilaian atau penetapan sesuatu”. Artinya, kriteria adalah hal-hal dasar yang harus dipenuhi sehingga sesuatu dapat ditetapkan. Dengan demikian, kreativitas yang merupakan satu dari banyak hal yang Allah swt. turunkan ke dunia yang juga memiliki kriteria.
Amabile(http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/1960151987101ZULKIFLI_SIDIQ/KONSEP_DAN_PENGUKURAN_KREATIVITAS.pdf) mengemukakan sebagai berikut. “Penentuan kriteria kreativitas tersebut menyangkut tiga dimensi, yaitu : dimensi  proses, dimensi person dan dimensi produk kreatif.Dari penentuan kriteria kreativitas ini, jelaslah bahwa kreativitas memiliki tiga kriteria yang dipandang dari segi proses, kepribadian dan hasil dari sebuah kreativitas.
Lebih sederhana kriteria kreativitas dapat dibedakan ke dalam dua jenis menurut Ghiselin dan Shapiro (http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/1960151987101ZULKIFLI_SIDIQ/KONSEP_DAN_PENGUKURAN_KREATIVITAS.pdf) yaitu :
a.   concurrent criteria yaitu kriteria berdasarkan produk kreatif yang ditampilkan oleh seseorang selama hidupnya maupun dibatasi hanya ketika ia menyelesaikan suatu karya kreatif;
b.   concurrent criteria yang didasarkan pada konsep atau definisi kreativitas yang dijabarkan kedalam indikator-indikator perilaku kreatif.

Kriteria kreativitas yang dikemukakan oleh Ghiselin dan Shapiro ini menjelaskan bahwa hanya dengan melihat hasil dan konsep suatu hal maka dapat ditentukan kreativitas tidaknya hal tersebut.
Lain halnya dalam bidang penelitian dan keilmuan kriteria kreativitas menurut Mc. Pherson (http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/1960151987101ZULKIFLI_SIDIQ/KONSEP_DAN_PENGUKURAN_KREATIVITAS.pdf) memiliki beberapa indikator, yakni: “Patents, patent disclosures, publications, unpublished research reports, unprinted oral presentations, improved procecces, new instruments, new analytical methods, ideals, new products, new compounds”. Paten, pengungkapan paten, publikasi, laporan penelitian yang tidak dipublikasikan, belum dicetak presentasi lisan, proses yang ditingkatkan, instrumen baru, metode analisis baru, cita-cita, produk baru, senyawa baru. Mc Pherson bahwa kriteria kreativitas memfokuskan pada indikator-indikator lahirnya sebuah kreativitas.
Dari beberapa kriteria kreativitas yang telah dirumuskan oleh beberapa ahli di atas maka dapat disimpulkan kriteria kreativitas memiliki beberapa indikator yang harus dipenuhi sehingga hal tersebut dapat digolongkan kreativitas baik berdasarkan pada proses maupun pada kepribadian dan hasil atau produk.

3.     Asumsi Kreativitas
Konsep mengenai kreativitas cukup penting dalam kehidupan manusia sehari-hari. Berikut ini akan dikemukakan beberapa asumsi tentang kreativitas yang dimaksud, yang diangkat dari berbagai teori dan dari berbagai studi terhadap kreativitas.
a.        Setiap orang memiliki kemampuan kreatif dengan tingkat yang berbeda-beda. Devito (1971 : 213-216) mengungkapkan bahwakreativitas merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh setiaporang dengan tingkat yang berbeda-beda. Setiap orang lahir dengan potensi yang kreatif, dan potensi ini dapat dikembangkan dan dipupuk .
b.       Kreativitas dinyatakan dalam bentuk produk-produk kreatif, baik yang berupa benda maupun gagasan. Jadi produk kreatif merupakan suatu kriteria puncak untuk menilai tinggi rendahnya kreativitas seseorang. Tinggi atau rendahnya kualitas karya kreatif seseorang dapat dinilai berdasarkan orisinalitas atau kebaruan karya itu sendiri dan sumbangannya secara konstruktif bagi perkembangan kebudayaan dan juga bagi peradaban manusia.
c.        Aktualisasi kreativitas merupakan hasil dari proses intereaksi antara faktor-faktor psikologis (internal) dengan lingkungan (eksternal). Dan pada setiap orang peranan dari masing-masing faktor tersebut selalu berbeda-beda. Asumsi ini disebut juga sebagai asumsi interaksional Jadi kreativitas berkembang berkat serangkaian proses intereaksi sosial individu dengan potensi kreatifnya mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan sosial budaya dimana tempat individu itu hidup.
d.       Dalam diri seseorang dan lingkungannya terdapat faktor-faktor yangdapat menunjang atau justru menghambat perkembangan kreativitasseseorang. Untuk mengukurnya maka dapat di identifikasi antara persamaan dan perbedaan pada kelompok individu atau antara individu yang satu dengan individu yang lain dalam menjalankan rodakehidupannya.
e.        Kreativitas seseorang tidak berlangsung dalam kevakuman, melainkan didahului oleh perkembangan dari hasil kreativitas orang-orang yang berkarya sebelumnya. Jadi kreativitas adalah merupakan kemampuan seseorang dalam menciptakan kombinasi-kombinasi baru dari hal-hal yang telah ada sehingga mampu melahirkan sesuatu yang baru, berbeda dengan penciptaan Tuhan Yang Maha Esa, dimana segala keindahan alam semesta diciptakan-Nya.
f.        Karya kreatif tidak lahir hanya karena kebetulan, melainkan melalui serangkaian proses kreatif yang menuntut kecakapan, keterampilan dan motivasi yang kuat. Dalam arti ini ada tiga faktor yang menentukan prestasi kreatif seseorang, yaitu : motivasi atau komitmen yang tinggi, keterampilan dalam bidang yang ditekuni, dan kecakapan kreatif.

B.    Pembahasan
1.   Pengertian Kreativitas
Dari pengertian beberapa ahli yang telah dibahas dalam tinjauan pustaka di atas telah disimpulkan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu yang menciptakan produk, komposisi, atau gagasan yang baru, berbeda, dan orisinil yang tidak ada sebelumnya.
Kreativitas merupakan hal yang paling dituntut dalam era globalisasi ini, karena pada zaman sekarang, kemajuan teknologi dan SDM sudah sangat pesat, sehingga kita harus senantiasa meningkatkan kreativitas sebagai syarat agar kita tidak tertinggal atau terkalahkan oleh orang lain.
Kreativitas merupakan salah satu aspek kecerdasan yang diperoleh dari pengetahuan-pengetahuan yang diterima sebelum mereka mengolah pengetahuan tersebut dengan caranya sendiri. Orang yang kreatif sangat senang mengolah atau mencoba sesuatu dari berbagai kemungkinan. Orang yang kreatif juga mempunyai pemikiran yang fleksibel, tidak terpaku pada pemikiran atau hal-hal yang telah ada.
Menurut Wulan (http://nazwadzulfa.wordpress.com/2009/10/08/memahami-kreativitas-siswa-untuk-membangkitkan-kreativitas-di-sekolah/) ‘kreativitas meliputi ciri seperti kelancaran (fluency), keluwesan  (flexibility), dan keaslian (originality) dalam pemikiran. Dan ciri-ciri seperti rasa ingin tahu, senang mengajukan pertanyaan dan selalu ingin mencari pengalaman-pengalaman baru”. Artinya bahwa dalam mendapatkan sebuah kreativitas seseorang harus mempunyai ciri-ciri seperti kelancaran dalam pemikiran, pemikiran yang fleksibel dan pemikiran yang asli atau original. Faktor selalu ingin tahu, senang bertanya dan selalu mencari pengalaman baru pun tidak kalah penting sebagai ciri dalam mendapatkan pemikiran yang kreativitas.
Menurut Tya (http://tyaset4.blog.com/2010/02/15/definisi-kreativitas/) mengemukakn bahwa “ada 4 hal yang menunjang kreativitas, yaitu; Product, Process, Press, dan Person”. Person (pribadi) dilihat dari sisi pribadi, kreativitas dapat muncul dari seorang individu yang selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Dari aspek Press (pendorong), seorang individu yang memiliki kreativitas selalu mendapat dorongan atau supprt yang ada pada ligkungannya yang menyebabkan kreativitas itu berkembang. Dari hal Process (proses) individu selalu melakukan sesuatu untuk mencapai hasil dari kekreativitasannya tersebut. Seorang yang kreatif tidak mudah menyerah dalam mencapai tujuannya. Sedangkan dalam hal Product (hasil), seseorang yang kreatif selau menghasilkan sesuatu yang baru, orisinil dan menarik juga bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. Seseorang yang kreatif selalu memberikan inovasi kepada setiap orang agar mereka selalu berkarya dengan apapun keadaan dan kondisi mereka.
2.     Kriteria Kreativitas
                        Dari tinjauan pustaka sebelumnya telah disimpulkan bahwa kriteria kreativitas memiliki beberapa indikator yang harus dipenuhi sehingga hal tersebut dapat digolongkan kreativitas baik berdasarkan pada dimensi proses maupun pada dimensi person dan dimensi produk atau hasil. Para ahli melihat kriteria kreativitas dari berbagi sudut. Namun dalam hal ini kriteria kreativitas yang paling populerlah yang akan dipaparkan lebih jauh.
Kriteria kreativitas dapat ditentukan dari berbagai dimensi yakni dimensi proses, dimensi person dan dimensi produk atau hasil.Ketiganya memiliki indikator masing-masing. Artinya, pengertian antar dimensi memiliki penglihatan yang berbeda mengenai pengertian kreativitas. Namun ketiganya memiliki benang merah yang sama yakni kreativitas.
Dimensi yang pertama adalah dimensi proses. Dimensi proses ini memandang bahwa produk kreatif atau kreativitas merupakan semua hal yang dihasilkan dari sebuah proses. Koestler mengemukakan ‘Kriteria dari kreativitas adalah proses yang bisosiatif. Yaitu proses menyambungkan dua hal yang tidak terkait sebelumnya dengan suatu acuan penyambung untuk melahirkan suatu ciptaan atau wawasan baru.’(http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/196212081988031-M.I.F_BAIHAQI/MIF_Makalah_disajikan/Mif_Forum_Ilmu_6/4_Dimensi_KREATIVITAS_%5BCompatibility_Mode%5D.pdf). Artinya, setiap hal yang baru baik wawasan maupun ciptaan yang dihasilkan dari proses menyambungkan dua hal yang berbeda disebut bisosiatif. Yang dimaksud dengan dua hal yang berbeda adalah hal yang telah ada kemudian coba disambungkan dengan apa yang baru dipikirkan. Proses bisosiatif ini kemudian dihubungkan dengan tahap-tahap berpikir kreatif, maka selama proses tersebut mulai dari pengumpulan informasi, inkubasi (proses berpikir dalam bawah sadar tentang suatu masalah ketika sedang melakukan kegiatan lain ), iluminasi (ketika datangnya inspirasi atau insight yaitu ketika gagasan datang dalam pikiran), evaluasi (penilaian) dan verifikasi (pemeriksaan, memastikan) dapat dikatakan bahwa hasil proses berfikir itu adalah produk kreatif. Sebagai contoh, manusia menciptakan komputer. Dahulu sebelum komputer terdapat mesin tik yang fungsinya hampir sama dengan komputer. Seiring berjalannya waktu manusia dapat menciptakan komputer. Penciptaan komputer ini diawali dengan adanya pemahaman mengenai penciptaan mesin tik, kemudian melalui proses kreatif terciptalah komputer yang sering kita gunakan. Proses menyatukan pemahaman mengenai penciptaan mesin tik dan pemikiran menciptakan mesin lebih canggih dari mesin tik ini yaitu komputer inilah yang dimaksud dengan bisosiatif.
Lain halnya dengan Koestler maka Rothernberg mengemukakan bahwa ‘Kriteria kreativitas adalah proses berpikir Jausian (Jausian thinking).’ (http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/196212081988031-M.I.F_BAIHAQI/MIF_Makalah_disajikan/Mif_Forum_Ilmu_6/4_Dimensi_KREATIVITAS_%5BCompatibility_Mode%5D.pdf). Berpikir  jausian adalah suatu cara berpikir divergen dengan berusaha melihat berbagai aspek yang beragam atau bertentangan sehingga menghasilkan suatu pemikiran yang baru.  Hal ini mengisyaratkan hasil dari sebuah kreativitas tidak selalu sesuai dengan prinsip-prinsip pada umumnya, karena kebertentangannya tersebut. Contohnya, lahirnya metode Cantol pada pendidikan anak usia dini. Metode ini dikatakan bertentangan dengan prinsip pembelajaran di PAUD, namun metode ini merupakan hasil buah pikir dari cara berpikir yang beragam karena tidak semua pihak mempertentangkan metode ini. Metode ini lahir dari keberagaman berpikir.
                        Menurut Supriadi ‘Keberatan yang diajukan terhadap teori ini ialah, sesuatu yang dihasilkan dari proses berpikir kreatif tidak selalu dengan sendirinya dapat disebut sebagai produk kreatif. Kriteria ini jarang dipakai dalam penelitian.(http://deisti.dagdigdug.com/2009/10/20/analisis-tingkat-kreativitas-acara-news-bulletin-televisi/, 2009).
                        Dimensi yang selanjutnya adalah adalah dimensi person. Kriteria kreativitas berdasarkan dimensi person ini identik dengan kepribadian kreatif. Karena dimensi ini sendiri memandang pada kepribadian manusia. Menurut Guilford (http://lavender2night.multiply.com/journal/item/12?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem, 2011) ‘Kepribadian kreatif meliputi dimensi kognitif (bakat) dan dimensi non-kognitif (minat, sikap, dan kualitas tempramental).’ Hal ini berarti bahwa kriteria kretivitas dapat juga dilihat dari kepribadian seseorang. Oleh karena itu, terdapat beberapa lima ciri kemampuan berpikir kreatif kepribadian kreatif, yaitu sebagai berikut.
a.      Kelancaran (fluency), adalah kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan;
b.     Keluwesan (flexibility), adalah kemampuan untuk mengemukakan bermacam-macam pemecahan atau pendekatan terhadap masalah;
c.      Orisinalitas (originality), adalah kemampuan untuk mencetuskan gagasan dengan cara-cara yang asli, tidak klise;
d.     Elaborasi (elaboration), adalah kemampuan untuk menguraikan sesuatu secara terinci;
e.      Redefinisi (redefinition), adalah kemampuan untuk meninjau suatu persoalan berdasarkan perspektif yang berbeda dengan apa yang sudah diketahui oleh banyak orang.
                        Dimensi yang terakhir adalah dimensi produk atau hasil. Kriteria kreativitas berdasarkan dimensi produk seringkali disebut sebagai kriteria puncak karena produk atau hasilnya bersifat eksplisit (terang ,nyata, benar-benar ada). Karena dimensi produk merupakan hasil kerja atau karya seseorang baik dalam bentuk barang, kerajinan maupun penampilan atau pertunjukan serta karangan atau gagasan. Produk kreatif dapat secara langsung menggambarkan seseorang dalam kegiatan kreatif. Kreatif atau tidaknya dapat dilihat dari hasil kerja kreatifnya.

3.     Asumsi Kreativitas
Terdapat enam asumsi kreativitas yang diangkat dari teori dan berbagai studi tentang kreativitas, yakni sebagai berikut.
a.      Setiap orang memiliki kemampuan kreatif dengan tingkat yang berbeda-beda tidak ada orang yang sama sekali tidak mempunyai kreativitas, seperti halnya tidak ada seorang pun manusia yang inteligensinya nol.
b.     Kreativitas dinyatakan dalam bentuk produk-produk kreatif, baik berupa benda maupun gagasan. Tinggi atau rendahnya kualitas karya kreatif seseorang dapat dinilai berdasarkan orisinalitas atau kebaruan karya itu dan sumbangannya secara konstruktif bagi perkembangan kebudayaan dan peradaban.
c.      Aktualisasi kreativitas merupakan hasil dari proses interaksi antara faktor-faktor psikologis (internal) dengan lingkungan (eksternal).
d.     Dalam diri seseorang dan lingkungannya terdapat faktor-faktor yang dapat menunjang atau justru menghambat perkembangan kreativitas.
e.      Kreativitas seseorang tidak berlangsung dalam kevakuman, melainkan didahului oleh hasil-hasil kreativitas orang-orang yang berkarya sebelumnya. Dapat dikatakan juga sebagai kemampuan seseorang menciptakan kombinasi baru dari hal yang telah ada sehinga menghasilkan sesuatu yang baru.
f.      Karya kreatif tidak lahir hanya karena kebetulan, melainkan melalui serangkaian proses kreatif yang menuntut kecakapan, keterampilan, dan motivasi yang kuat. Ada tiga factor yang menentukan prestasi kreatif seseorang, yaitu: motivasi atau komitmen yang tinggi, keterampilan dalam bidang yang ditekuni, dan kecakapan kreatif.

permainan untuk PAUD dan anak usia dasar (PENJAS)

MANGKUK KODOK
A.    Tujuan
Permainan ini bertujuan agar:
1.     Melatih ketangkasan fisik dan motorik anak
2.     Melatih kelincahan anak
3.     Melatih sportivitas anak

B.    Sasaran permainan
            Permainann ini ditujukan untuk anak  usia rendah untuk melatih ketangkasan fisik dam motorik mereka

C.    Alat dan bahan
1.     Manguk kecil atau corong
2.     Kertas
3.     Sedotan

D.    Cara main
1.     Murid di pisah menjadi dua kelompok. Kelompok A dan kelompok B
2.     Anak bermain bergiliran
3.     Setiap anak harus berlari ke arah mangkuk mangkuk tersebut
4.     Kemudian berbalik kembali harus meloncati seperti kodok setiap mangkuk tersebut
5.     Tim yang menang memilih hukuman untuk tim yang kalah yang telah disediakan
6.     Tim yang paling banyak peserta yang kalah harus melakukan hukuman yang dipilih oleh tim yang menang.


LOMPAT JONGKOK

A.    Tujuan
Permainan ini bertujuan untuk:
a.      `Melatih perkembangan motorik anak
b.     Melatih perkembangan fisik anak
c.      Melatih ketangkasan anak
d.     Melatih sportivitas anak

B.    Sasaran Permainan
Permainan ini ditujukan untuk anak-anak usia rendah atau anak-anak sekolah tingkat dasar, yang bertujuan untuk melatih ketangkasan fisik dan motorik anak tersebut.

C.    Cara Permainan
1.     Setiap anak dibagi kedalam dua kelompok. Kelompok A dan B
2.     Setiap kelompok harus menyelesaikan permainan secara keseluruhan
3.     Anak bersiap di garis start
4.     Melompat-lompat sebanyak 5 kali
5.     Lalu berlari kearah yang ditentukan
6.     Kemudian kembali lagi ke start awal dengan cara berjalan berjongkok
7.     Siapa yang menyelesaikan permainan lebih awal dia boleh mengambil hadiah atau reward dan memilihkan hukuman untuk temannya yang kalah

Hana Hafifah (1103063)
PGPAUD 2-B
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS CIBIRU