Laman

Jumat, 15 Maret 2013

surat cinta untukmu, akhi .....


Bismillah
Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh
Ba’da tahmid dan sholawat
Syukurku kepada Rabb yang telah memintalkan benang-benang nafasku dengan selaksa ruh taubat. Dengan itu, aku telah menemukan kembali pencerahan diri untuk segera memperbaharui taubatku.
Akhi, bersamaan dengan nafas taubat yang tiada dapat kuserahkan kepada siapapun ini, rasanya aku ingin berkata sesuatu kepadamu, bahwa aku telah menemukan Kekasih yang lebih baik darimu. Yang Tidak Pernah Tidur dan Mengantuk. Ia siap terus menerus Menjagaku, Mengurusku, dan Memperhatikanku. Ia selalu menemaniku berdua di sepertiga malamku. Ia yang Bertahta, Berkuasa, dan Maha Mencintai yang tiada pernah terbalas cinta-Nya.
Maaf akhi, dan aku pun sadar setelah sekian lama merangkak dibawah dirimu bukanlah apa-apa dibanding Dia. Kau sangat lemah, kecil, kerdil, dan tak ada apa-apa di hadapan-Nya. Ia bisa berbuat apa saja sekehendak-Nya kepadamu. Sementara kau tidaklah dapat berbuat apa-apa. Dan aku sangat mengkhawatirkan kalau Dia cemburu atas hari-hari yang pernah kita tingkahi sebelumnya. Jujur aku sangat takut kalau hubungan kita selama ini membuat Dia murka kepada kita, khususnya kepadalu. Dan jika benar terjadi, sungguh, apalah arti aku hidup didunia ini hanya karena hubungan yang kita bingkai dalam tali setan ini. Akhi, Ia Mahakuat, Mahagagah, Mahaperkasa, dan Mahakeras siksa-Nya.
Akhi, roncean nafas kita untuk bertaubat belumlah habis. Apa yang telah kita lakukan selama ini pasti akan ditanya dihadapan-Nya. Ia bisa marah, akhi. Marah tentang saling pandang yang pernah kita lakukan, marah karena setitik sentuhan kulit kita yang “belum” halal itu, marah karena terpaksa bahwa suatu ketika akuharus membonceng motormu, marah karena ketetapan-Nya kuadukan padamu atau karena lamunanku yang selalu membayangkan wajahmu. Ia bisa marah, akhi. Ah dibalik tirai-tirai palsu itu, semuanya belumlah terlambat. Ya ... kalau kita putuskan hubungan kita sekarang. Ia mau memaafkan dan mengampuni. Ia Maha Pengampun. Dia tidak pernah lari dari kita, selama kita terus mencari-Nya.
Akhi, aku mohon jangan marah. Aku sudah bertekad untuk benar-benar menyerahkan dan memutuskan seluruh dendam cinta dan haru biru rinduku pada-Nya, tidak pada selain-Nya. Tetapi tidak hanya diriku, akhi. Kau pun bisa menjadi kekasih-Nya. Namun salah satunya adalah dengan menjauhi semua hhubungan kita selama ini. Juga terus menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Aku ingin bertaubat, akhi. Insya Allah. Dia sudah merencanakan masa depan yang indah untuk masing-masing kita.  Kalau engkau selalu dan terus berusaha mendekati-Nya. Yakinlah kau pasti akan dilambaikan kepada seorang perempuan yang sholehah. Ya Dia adalah jauh lebih baik daripada diriku saat ini yang penuh dengan lelumpur dosa. Dia akan membantumu, menjaga diri dan agamamu. Agar dirimu senantiasa terbingkai dalam paragraf kesucian menyambutpernikahan yang suci nanti. Inilah doaku untukmu, semoga kaupun mendoakanku, akhi.
Akhi, aku adalah masinis yang membawa rangkaian jiwaku. Aku telah memutuskan untuk memutar haluan hidupku yang salah arah ini. Tetapi, aku akan tetap menghormatimu sebagai saudara dijalan-Nya. Yaaa saudara di jalan Allah. Dan inilah sampul yang menyimpul segala kebaikan antara kita. Lebih dari itu, hingga seluruh mukmin  yang ada didunia ini. Tak mustahil pula bahwa yang demikian akan mempertemukan kita dengan Rasulullah ditelaganya, lalu beliau pun memberi minum kita dengan air yang lebih manis daripada air sirup di rumahmu dan rumahku.
Astagfirullah ... maaf akhi, tak baik rasanya aku berlama-lama dalam menulis surat ini. Aku takut akan merusak hati. Goresan pena terakhirku saat ini adalah doa keselamatan dunia akhirat sekaligus tanda akhir dari hubungan kita selam ini. Insya Allah.
Wassalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh..

Sepucuk surat untuk mu dalam cinderamata
#Tuhan, izinkan aku pacaran!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar