BAB II
PEMBAHASAN
A.
Konsep
Dasar Personalia
Personalia pendidikan
adalah semua orang yang terlibat dalam tugas-tugas pendidikan, yaitu para guru/
dosen sebagai pemegang peranan utama, manajer/ administrator, para supervisor,
dan para pegawai. Para personalia pendidikan perlu dibina agar bekerja sama
secara lebih baik dengan masyarakat.
Personalia
ialah semua anggota organisasi yang bekerja untuk kepentingan organisasi yaitu
untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Personalia organisasi pendidikan
mencakup para guru, para pegawai, dan para wakil siswa. Termasuk juga para
manajer pendidikan yang mungkin dipeganng oleh para guru. Dalam tiap kelompok
personalia perlu pembagian tugas dan tanggung jawab serta hubungan kerja yang
jelas. Seorang Kepala Sekolah dapat dibantu oleh seorang atau beberapa orang
wakil kepala yang mengkoordinasikan urusan kurikulum atau kegiatan belajar
mengajar, urusan kemuridan, urusan sarana prasarana pendidikan, urusan hubungan
sekolah dan masyarakat, dan sebagainya. Kelompok personalia non edukatif
dipimpin oleh Kepala Tata Usaha, yang mempunyai tugas dan tanggung jawab serta
hubungan kerja tersendiri pula. Tugas ini disesuaikan dengan luas lingkup
pekerjaan dan keadaan personalianya.
Pada
sekolah taman kanak-kanak atau PAUD, sampai saat ini personalia edukatif
terdiri atas guru kelas dan guru pendamping. Personalia non edukatif terdiri
dari pesuruh dan penjaga sekolah. Di sekolah yang terpencil sering kali personalia
ini tidak ada. Demikian tidak ada wakil kepala sekolah dan kepala tata usaha di
sekola. Tugas-tugas mereka seringkali dirangkap oleh Kepala Sekolah atau Guru. Pengertian
administrasi kepegawaian adalah kegiatan mencakup penetapan norma, standar,
prosedur, pengangkatan, pembinaan, penatalaksanaan, kesejahteraan, dan
pemberhentian tenaga kependidikan sekolah agar dapat melaksanakan tugas dan
fungsinya dalam mencapai tujuan sekolah.
Administarai
personel merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan
secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinu para
pegawai di sekolah, sehingga mereka dapat membantu/ menunjang kegitan-kegiatan
sekolah (khususnya PBM) secara efektif dan efisien demi tercapainya tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan. Para personel harus diadministrasikan/
dikelola dengan baik agar mereka senantiasa aktif dalam menjalankan tugasnya
sehari-hari.
Oleh karena itu,
personalia pendidikan diharapkan dapat meningkatkan kinerjanya dengan adanya
motivasi dan dukungan dari berbagai pihak. Personalia pendidikan hendaknya
mampu mempertahankan dan meningkatkan motivasi yang telah ada dalam dirinya.
Manajemen
personalia merupakan cabang dari manajemen yang mempunyai tujuan agar orang-orang di dalam
organisasi dapa bekerja sama untuk mencapai tujuan yang ditetapkan terlebih
dahulu. Di bawah ini beberapa pengertian atau definisi mengenai manajemen
personalia menurut para ahli.
1.
Menurut Heidjrachman Ranupandojo dan Suad Husnan, MBA.
“Manajemen personalia adalah perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan dari pengadaan pemberian kompensasi, pengintegrasian
dan pemeliharaan tenaga kerja dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan “.
(Heidjrachman Ranupandoyo dan Suad Husnan, Manajemen Personalia, Edisi III, BPFE, Yogyakarta, 1980, hal.
5)
2.
John Soeprihanto
“Manajemen personalia sering disama artikan dengan man power, manajemen personalia yaitu pengawasan terhadap fungsi-fungsi
pengadaan, penarikan, pengembangan dan pemberian kompensasi, pengintegrasian
dan pemeliharaan dengan pembantu tercapainya tujuan organisasi perusahaan
“.(John Suprihanto, Manajemen Personalia,
BPFE UGM, Yogyakarta, 1984, hal. 34)
Dari
uraian-uraian di atas, manajemen personalia dapat disimpulkan sebagai perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pemberian kompensasi, pengitegrasian, dan
pemeliharaan tenaga kerja untuk mencapai tujuan perusahaan.
Sekolah
yang baik perlu diatur atau dimanaj dengan baik. Pengaturan tersebut mencakup
semua sumber daya yang dimiliki sekolah tersebut. Salah satu sumber daya sekolah
adalah personal (guru baik PNS maupun bukan PNS, penjaga sekolah, dan tenaga
administrasi). Agar personal sekolah tersebut dapat menjalankan hak dan
kewajibannya dengan baik perlu suatu pengaturan, yaitu manajemen personalia.
Manajemen
personalia adalah suatu ilmu dan seni untuk melaksanakan antara lain planning,
organizing dan controling sehingga efektivitas dan efisiensi personalia dapat
ditingkat kan semakasimal mungkin. Memang harus kita ketahui bahwa sukses
tidaknya suatu perusahaan atau instansi tidak hanya tergantung dari kegiatan
dalam bidang personalia, meskipun demikian peranan manajemen personalia cukup
besar andilnya terhadap sukses tidaknya.
Agar
semua kegiatan dapat berjalan dengan lancar, maka sebagai personalia atau
pegawai yang bekerja pada suatu instansi haruslah mengetahui kewajiban dan hak
sebagai pegawai, sehingga dalam pelaksanaan tugas akan dapat seimbang. Hal ini
akan berpengaruh pada baik atau tidaknya kualitas pekerjaan personil tersebut.
Sebagai contohnya, seorang guru TK yang mengetahui apa saja tugas dan
kewajibannya maka dia akan dapat dengan mudah melaksanakan perannya sebagai
guru dan sebagai personil dari suatu instansi. Tugas sekolah adalah memberikan
pelayanan kepada siswa. Pelayanan yang dimaksud adalah pelayanan di bidang
pendidikan. Pelayanan tersebut meliputi pelayanan ilmu pengetahuan, pelayanan
bimbingan dan konseling serta pelayanan keterampilan. Sekolah dikatakan baik
apabila sekolah tersebut dapat memberikan pelayanan pendidikan yang baik kepada
siswa. Pelayanan yang baik dapat diberikan kepada siswa apabila sekolah
tersebut dimanaj dengan baik. Salah satu bagian yang dimanaj adalah personalia
sekolah. Untuk itu diperlukan manajemen personalia (management by people).
Apabila sekolah tersebut dapat mengatur personilnya dengan baik, maka
masing-masing personil akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik pula.
Sebagai
calon guru TK harus mengetahui bagaimana manajemen di Sekolah Taman Kanak-kanak
khususnya manajemen personalia atau manajemen yang menangani tentang
kepegawaian, karena nantinya setelah terjun ke dunia kerja yang diharapkan
seorang guru akan dapat mengatur diri mereka sendiri sehingga mempermudah
atasan dalam melaksanakan manajemen personalia. Oleh karena itu dalam
pembahasan manajemen personalia dipaparkan mengenai pengadaan kepegawaian
hingga pengaturan masa pensiun serta berbagai kegiatan kepegawaian.
B.
Pelaku
Personalia Dan Tugasnya
1. Kepala
Sekolah
Tugas Kepala Sekolah adalah sebagai
Pemimpin. Tidak semua kepala sekolah mengerti maksud kepemimpinan, kualitas
serta fungsi-fungsi yang harus dijalankan oleh pemimpin pendidikan. Setiap
orang yang memberikan sumbangan bagi perumusan dan pencapaian tujuan bersama
adalah pemimpin, namun individu yang mampu memberi sumbangan yang lebih besar
terhadap perumusan tujuan serta terhimpunnya suatu kelompok di dalam kerja sama
mencapainya, dianggap sebagai pemimpin yang sebenarnya. Orang yang memegang
jabatan kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan.
2.
Guru
Peran guru dalam pengelolaan perpustakaan sekolah
misalnya, yaitu:
a. Menyediakan informasi bahan ajar,
b. guru sebagai kunci pembuka perpustakaan, dan
c. sebagai fasilitator
3.
Tenaga Administrasi / TU
Melaksanakan Ketatata Usahaan
Sekolah dan bertanggung Jawab kepada Kepala Tata Usaha, dengan rincian tugas
sebagai berikut :
a. Menyusun
Program Kerja tata usaha sekolah
b. Pengelolaan
keuangan sekolah
c. Pengurusan
administrasi ketenagaan dan siswa
d. Pembinaan
dan pengembangan karier pegawai tata usaha sekolah
e. Penyusunan
administrasi perlengkapan sekolah
f. Penyusunan
dan penyajian data/statistik sekolah
g. mengkoordinasikan
dan melaksanakan 7 K
h. Penyusunan
laporan pelaksanaan kegiatan, pengurusan ketataushaan secara berkala.
4.
Penjaga sekolah
Melaksanakan
Kegiatan kebersihan dan pengamanan sekolah, bertanggung jawab kepada Kepala
Tata Usaha, dengan rincian tugas sebagai berikut :
a. Menjaga
dan melaksanakan kebersihan ruang seluruh bangunan sekolah,
b. Membantu
menyediakan kebutuhan guru/pegawai
c. Menyiapakan
air minum
d. Mencuci
dan menyimpan alat-alat minum dan makan
e. Membuka
dan mengunci seluruh ruangan
f. Kebersihan
WC Siswa
g. Kebersihan
WC Guru dan Kepala Sekolah
h. Melaksnakan
piket malam
5.
Tenaga Fungsional lainnya ( guru bp )
a. Koordinasi
dengan wali kelas dalam rangka mengatasi masalah-masalah yang di hadapi oleh
anak didik
b. Memberikan
layanan dan bimbingan kepada anak didik agar lebih berprestasi dalam
pembelajaran
c. Mengadakan
penilaian pelaksanan bimbingan dan konseling
d. Menyusun
laporan pelaksanaan bimbingan kegiatan konseling
e. Melaksanakan
kegiatan analisis hasil evaluasi belajar
C.
Definisi dan Fungsi Manajemen Personalia
Menurut T. Hani Handoko, manajer personalia
adalah “seorang manajer dan sebagai manajer harus melaksanakan fungsi –fungsi
dasar manajemen tanpa memperdulikan apapun hakekat fungsi operasional”. Dalam bentuk kerangka, definisi tersebut akan tampak sebagai berikut:
1. Fungsi- fungsi manajemen
a.
Perencanaan (planning)
Perencanaan berarti penentuan
program personalia yang akan membantu tercapainya sasaran yang telah disusun
untuk perusahaan itu. Dengan kata lain proses penentuan akan melibatkan
partisipasi aktif dan kesadaran penuh dari Manajer personalia, dengan
keahliannya dalam bidang sumber daya manusia.
b.
Pengorganisasian (organizing)
Organisasi adalah alat untuk mencapai
tujuan, manajer personalia menyusun suatu organisasi dengan merancang struktur
hubungan antara pekerjaan , personalia, dan faktor-faktor fisik . Apabila serangkaian tindakan telah ditentukan, organisasi harus disusun
untuk melaksanakannya.
c.
Pengarahan (directing)
Fungsi sederhana dari pengarahan
adalah untuk membuat atau mendapatkan karyawan melakukan apa yang diinginkan,
dan harus mereka lakukan (pemberian perintah).
d.
Pengendalian (Controling )
Pengendalian adalah fungsi
manajerial yang berhubungan dengan pengaturan kegiatan agar sesuai dengan
rencana personalia yang sebelumnya telah dirumuskan berdasarkan analisis
terhadap sasaran dasar organisasi.
2. Fungsi-fungsi operasional
a.Pengadaan tenaga Kerja (procurement)
Fungsi
operasional dari manajemen personalia adalah berupa usaha untuk memperoleh
jenis dan jumlah yang tepat dari personalia yang diperlukan untuk menyelesaikan
sasaran organisasi. Hal-hal yang dilakukan dalam kaitan ini adalah penentuan
sumber daya manusia yang dibutuhkan dan perekrutannya, seleksi, dan penempatan
. Penentuan sumber daya manusia yang diperlukan harus bersandar pada
tugas-tugas yang tercantum pada rancangan pekerjaan yang ditentukan sebelumnya.
b.
Pengembangan (development)
Pengembangan
merupakan peningkatan keterampilan melalui pelatihan yang perlu untuk prestasi
kerja yang tepat. Kegiatan ini amat penting dan terus tumbuh karena
perubahan-perubahan teknologi, reorganisasi pekerjaan, tugas manajemen yang
semakin rumit.
c.Kompensasi
Fungsi
ini dirumuskan sebagai balas jasa yang memadai dan layak kepada personalia
untuk sumbangan mereka kepada tujuan organisasi.
d.
Integrasi
Integrasi
merupakan usaha untuk menghasilkan suatu rekonsiliasi (kecocokan) yang layak
atas kepentingan-kepentingan perorangan (individu), masyarakat , dan organisasi.
Definisi ini berpijak atas dasar kepercayaan bahwa masyarakat kita terdapat
tumpang tindih kepentingan yang cukup berarti.
e.Pemeliharaan (maintenance)
Pemeliharaan
merupakan usaha untuk mengabadikan angkatan kerja yang mempunyai kemauan dan
mampu untuk bekerja. Terpeliharanya kemauan untuk bekerja sangat dipengaruhi
oleh komunikasi dengan para karyawan, keadaan jasmani (fisik) karyawan, dan
kesehatan serta keselamatan kerja.
f. Pemutusan
hubungan kerja (separation)
Jika
fungsi pertama manajemen personalia adalah untuk mendapatkan karyawan, adalah
logis bahwa fungsi terakhir adalah memutuskan hubungan kerja dan mengembalikan
orang-orang tersebut kepada masyarakat. Organisasi bertanggung jawab untuk
melaksanakan proses pemutusan hubungan kerja sesuai dengan
persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan, dan menjamin bahwa warga
masyarakat yang dikembalikan itu berada dalam keadaan yang sebaik mungkin.
D. Tanggung Jawab Manajemen Personalia
Apabila kita lihat pengertian dari
manajemen Personalia sendiri bahwa manajemen personalia adalah seni dan ilmu
memeperoleh, memajukan dan memanfaatkan tenaga kerja sedemikian rupa sehingga
tujuan organisasi dapat direalisir secar berdaya guna dan berhasil dan adanya
kegairahan kerja dari para tenaga kerja. Sebagai personalia tidak hanya tugas
yang harus dijalankan, akan tetapi personalia pun memiliki tanggung jawab yang
penuh guna mencapai tujuan dan kinerja yang baik.
Kaitannya dengan tanggung jawab
manajemen personalia, hal ini yang paling berperan adalah kepala sekolah. Ada
tiga aspek penting yang perlu dilakukan kepala sekolah sebagai tanggung
jawab dalam pengembangan tenaga di Sekolah yaitu peningkatan profesionalisme,
pembinaan karir, dan kesejahteraan.
1. Peningkatan
Profesionalisme,
Peningkatan kemampuan guru dan staf
administrasi dapat dilakukan melalui:
a.
Mengikutsertakan
guru/staf pada pelatihan yang sesuai. Mereka yang selesai mengikuti pelatihan
harus memberikan pengetahuannya kepada yang lain, agar yang lain dapat lebih
mengerti dan memahami atas pengetahuan yang disampaikan, yang diberikan oleh
orang lain.Pelatihan apa saja yang telah dilakukan.
b.
Sekolah
perlu menyediakan buku atau referensi yang memadai bagi guru/staf. Agar dalam
prosesnya lebih bermakna dan semuanya lebih memahami maka harus disediakan
buku-buku atau beberapa referensi bagi gurua/staf sebagai pedoman dalam
pelaksanaan pengelolaan pendidikan.
c.
Mendorong
dan menfasilitasi guru/staf untuk melakukan tutorial sebaya. Kepala
sekolah juga perlu mendorong pertemuan berkala antar guru mata pelajaran
sejenis di sekolah.
d.
Pembinaan
Karir. Untuk pembinaan karir guru dan staf administrasi, kepala sekolah harus
membantu, mendorong, dan menfasilitasi agar mereka dapat meningkatkan karirnya.
Ini merupakan salah satu tanggung jawab personalia dalam rangka pembinaan karir
dari kepala sekolah sebagai personalia terhadap guru/staf.
2. Pembinaan
Kesejahteraan
Kesejahteraan harus diartikan
material dan non material yang mengarah kepada kepuasan kerja. Kesejahteraan
ini bermanfaat bagi setiap anggota organisasi baik kesejahteraan bagi kepala
sekolah maupun bagi guru/staf. Maka dari itu pembinan kesejahteraan ini sangat
penting dalam rangka pendidikan.Perlu di ingat bahwa personalia sekolah
merupakan orang terdidik, sehingga kesejahteraan non material seringkali sangat
diperlukan. Untuk itu perlu di lakukan antara lain:
a.
Memberikan
apa yang menjadi hak guru dan staf administrasi.
Sebagai kepala sekolah harus
memberikan hak terhadap guru atau staf administrasi. Apabila setiap hak tidak
didapatkan oleh setiap guru/staf maka yang terjadi adalah tidak akan
tercapainya tujuan bersama dalam proses pendidikan. Karena seorang guru
guru/staf bekerja dalam suatu organisasi formal, tentunya antara hak dan
kewajiban harus seimbang.
b.
Memberikan
penghargaan baik berupa material maupun non material bagi yang berprestasi atau
telah mengerjakan tugas dengan baik.
Manusia bukanlah mesin penggerak
tanpa henti, namun manusia adalah mesin yang dimana ada kalanya mengalami
kerusakan apabila secara terus menerus dipakai. Begitupun dengan guru/staf
sebagai tenaga pendidikan yang tidak dapat disamakan dengan mesin penggerak.
Dalam prosesnya berhak adanya suatu penghargaan baik berupa material ataupun non
material bagi yang berprestasi ataupun yang telah mengerjakan tugas dengan
baik.
c.
Membina
hubungan kekeluargaan diantara para guru/staf beserta keluarganya.
Disini kepala sekolah harus mampu
melakukan hubungan biak yaitu hubungan kekeluargaan antar guru maupun
keluarganya. Karena dengan hubungan kekeluargaan ini akan menambah keeratan
antar setiap anggota sebagai tenaga kependidikan beserta keluarganya.
d.
Memberikan
kesempatan dan memfasilitasi setiap staf agar dapat mengaktualisasikan
potensinya.
Setiap guru/staf
memiliki potensinya masing-masing. Dalam hal ini kepala sekolah sebagai
personalia harus memberikan kesempatan kepada setiap guru/staf untuk
mengaktualisasikan setiap potensinya, agar dapat tersalurkan dengan baik.
E. Peran Manajemen Personalia
Suatu lembaga pendidikan dalam
memajukan kualitas pendidikan yang sedang ditanganinya untuk mencapai tujuan
pendidikan maka membutuhkan peran dari masing-masing menejemen sesuai dengan
bidangnya. Manajemen personalia merupakan bagian manajemen yang memperhatikan
orang-orang dalam organisasi, yang menjadi salah satu sub sistem manajemen.
Adapun tugas manajer dalam
mewujudkan keberhasilan pendidikan yakni ia harus memperhatikan segala sesutu
mengenai personalia mulai dari merencanakan, merekrut, menyeleksi, meneliti
untuk perbaikan hingga memberhentikan atau memberi pensiun pegawai hal tersebut
dilakukan karna merupakan kunci keberhasilan pendidikan.
Terkadang, meskipun secara konsep
personalia pendidikan merupakan kunci keberhasilan pendidikan namun faktanya mereka
kurang mendapat perhatian dari manajer. Pembahasan dalam rapat-rapat atau
seminar hanya membahas mengenai kurikulum mengenia proses belajar mengajar,
namun pembahasan mengenai bagaimana cara agar proses belajar mengajar dapat
dilaksanakan oleh tenaga pengajar hampir tidak pernah dibahas.
Maka dari itu untuk menghindari
penyebab kegagalan inovasi dalam proses belajar mengajar sebaiknya para manager
pendidikan memberikan perhatiannya kepada personalia yang sama besarnya dengan
sub sistem manajemen yang lain. Diharapkan dengan perhatian yang sama besar,
manajer dapat mewujudkan perilaku organisasi pada setiap anggota organisasi.
Manajer dapat melakukan tugas bila ia melaksanakan peranannya dengan
sebaik-baiknya. Adapun peran personalia dalam menejemen pendidkan diataranya
sebagai berikut :
1.
Memiliki
angan-angan sosial,
Maksud dari anagan-anagan sosial itu
bahwa manager dapat menegakkan
prinsip-prinsip kemanusiaan, memperhatikan moral dan etika bawahannya, membuat
para bawahan tertarik akan tugas, dan meningkatkan kesejahteraan mereka.
Manager akan bertindak sebagai konselor terhadap masalah-masalah pribadi,
bertindak sebagai pendamai jika terdapat pertentangan antar kelompok, dan ia
akan berusaha memecahkan masalah yang timbul dalam organisasi.
2.
Sebagai
konselor,
3.
Pendamai,
4.
Pemecah
masalah,
5.
Agen
perubahan,
6.
Rasio
personalia,
7.
Tugas
campuran, dll.
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa
managemen personalia pendidikan bertujuan untuk mendaya gunakan tenaga
kependididkan secara afektif dan efisien untuk mencapai hasil yang optimal
namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan. Sehubungan dengan itu selain peran
pendidik di atas juga peran manager yang harus dilaksanakan di antaranya
menarik, mengembangkan, menggaji, dan memotivasi personil guna mencapai tujuan
sistem, membantu anggota mencapai posisi dan standar perilaku, memaksimalkan
pengembangan karier tenaga kependidikan, menyelaraskan tujuan individu dan
organisasi.
Dalam managemen personilia tidak
hanya manager saja yang mendaya gunakan lembaga pendidikan namun tenaga
kependidikan pun mempunyai peran dalam memajukan sekolah yang mencakup
perencanaan pegawai, pengadaan pegawai, pembinaan dan pengembangan pegawai,
promosi dan mutasi, pemberhentian pegawai, kompensasi, dan penilaian pegawai.
Agar apa yang diharapkan tercapai maka perlu dilakukan dengan baik dan benar,
dengan tenaga kependidikan yang diperlukan yaitu tenaga yang mempunyai
kualivikasi dan kemampuan yang sesuai serta dapat melaksanakan pekerjaan dengan
baik dan berkualitas.
Perencanaan pegawai merupakan
kegiatan untuk menentukan kebutuhan pegawai, baik secara kuantitatif dan
kualitatif untuk sekarang dan masa depan dalam penyusuanan rencana yang baik
dan tepat memerlukan informasi yang lengkap dan jelas tentang pekerjaan atau
tugas yang harus dilakukan dalam organisasi. Untuk itu sebelum menyusun rencana
perlu dilakukan analisis pekerjaan dan analisis jabatan untuk memperoleh
diskripsi pekerjaan.
Kemudian pengadaan pegawai merupakan
kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pegawai pada suatu lembaga, baik jumlah
maupun kualitasnya. Untuk itu dilakukan kegiatan rekruitmen yaitu usaha untuk
mencari dan mendapatkan calon-calon pegawai yang memenuhi syarat sebanyak
mungkin, untuk kemudian dipilih calon terbaik dan tercakap.
Kebutuhan akan jumlah tenaga
kependididkan memang sudah direncanakan oleh pemerintah untuk jangka waktu
tertentu dengan maksud pemerintah mencetak guru-guru sementara yang disebut
program diploma. Dalam hubungan ini para manager pendidikan tinggal menerima
rincian dari pemerintah yang menjadi masalah ialah belum semua lembaga
pendidikan menerima dan memiliki tenaga-tenaga kependidikan yang mencukupi.
Adapun fungsi pembinaan dan
pengembangan pegawai merupakan fungsi pengelolaan personil yang mutlak perlu,
untuk memperbaiki, menjaga, dan meningkatkan kinerja pegawai. Kegiatan ini
terdapat dilakukan dengan cara on the job training dan in service training.
Kegiatan pembinaan dan pengembangan ini tidak hanya menyangkut aspek kemampuan,
tetapi juga menyangkut karir pegawai. Kemudian mengenai pemberhentian pegawai
merupakan fungsi personelia yang menyebabkan terlepasnya pihak organisasi dan
personil dari hak dan kewajiban sebagai lembaga tempat bekerja dan sebagai
pegawai.
Dalam kaitannya dengan tenaga kependidikan di
sekolah, khususnya pegawai negeri sipil sebab-sebab pemberhentian pegawai dapat
dikelompokkan ke dalam tiga jenis: pemberhentian atas permohonan sendiri ,
pemberhentian oleh dinas atau pemerintahan, dan pemberhentian sebab lain-lain.
Mengenai fungsi kompensasi adalah balas jasa yang diberikan organisasi pada
pegawai, yang dapat dinilai dengan uang dan mempunyai kecenderungan diberikan
secara tetap. Pemberian kompensasi selain dalam bentuk gaji atau dapat juga
berupa tunjangan , fasilitas perumahan, kendaraan dan lain-lain.
Untuk melaksanakan fungsi-fungsi
tersebut sistem penilaian pegawai secara objektif dan akurat sangat diperlukan.
Penilaian prestasi individu dan peran sertanya dan kegiatan sekolah merupakan
penilaian yang di fokuskan kepada tenaga pendidik. Tugas kepala sekolah
kaitannya dengan managemen tenaga kependidikan bukanlah pekerjaan yang mudah
karena tidak hanya mengusahakan tercapainya tujuan sekolah tetapi juga tujuan
tenaga kependidikan secara pribadi untuk itu pengerjaan instrumen pengelolaan
tenaga kependidikan merupakan tugas yang harus dilakukan oleh kepala sekolah.
F.
Peningkatan
Kinerja Personalia
Motivasi
merupakan sesuatu yang pokok, yang menjadi dorongan bagi seseorang untuk
bekerja. Tidak dapat dipungkiri, bahwa motivasi adalah salah satu cara dalam
meningkatkan kinerja personalia pendidikan. Ada beberapa peran motivasi
terhadap personalia pendidikan yaitu sebagai berikut.
1. Untuk
memberikan daya perangsang kepada pegawai yang bersangkutan agar pegawai
tersebut bekerja dengan segala daya dan upayanya.
2. Mengingatkan
orang-orang atau pegawai agar mereka bersemangat dan dapat mencapai hasil
sebagaimana dikehendaki dari orang tersebut.
3. Meningkatkan
kinerja pegawai sehingga pegawai dapat menjalankan tugasnya dengan optimal.
Dalam
meningkatkan motivasi terhadap personalia pendidikan tidak hanya tanggung jawab
pegawai saja. Tetapi pimpinanpun dibutuhkan kontribusinya untuk dapat
meningkatkan motivasi kerja kepada para pegawainya. Berikut ini ada beberapa
cara yang dapat dilakukan oleh seorang pemimpin untuk meningkatkan motivasi kerja
pegawainya yaitu:
1. Memotivasi
karyawan
Ada beberapa cara yang
bisa dilakukan dalam memotivasi para pegawai yaitu:
a. Menginspirasi,
Yang dimaksud dengan menginspirasi yaitu dengan memasukkan
semangat ke dalam diri orang agar bersedia melakukan sesuatu dengan efektif.
Orang di inspirasi melalui kepribadian pimpinan, keteladanannya, dan pekerjaan
yang dilakukannya secara sadar atau tidak sadar.
b. Mendorong,
Mendorong disini yaitu dengan merangsang orang untuk melakukan apa
saja yang harus dilakukan melalui pujian, persetujuan dan bantuan.
c. Mendesak,
Yaitu membuat orang merasa harus melakukan apa yang harus
dilakukan dengan sesuatu cara, termasuk paksaan, kekerasan dan ancaman jika
perlu. Namun, motivasi jenis ini sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan zaman
dan bersifat negatif karena karyawan bekerja disebabkan adanya paksaan tanpa
ada motif dari dirinya sendiri.
2. Memberikan
kepada karyawan keterangan yang mereka perlukan untuk melakukan sesuatu
pekerjaan dengan baik.
3. Memberikan
kesempatan umpan balik secara teratur.
4. Meminta
masukan dari karyawan dan melibatkan mereka di dalam keputusan yang
mempengaruhi pekerjaan mereka.
5. Membuat
saluran komunikasi yang mudah dipergunakan, sehingga karyawan dapat
menggunakannya untuk mengutarakan pertanyaan/kehawatiran mereka dan memperoleh
jawaban.
6. Menghargai
karyawan karena pekerjaan mereka yang baik secara umum.
7. Terus
menerus memelihara hubungan dengan karyawan yang dbawahi.
8. Memberi
selamat secara pribadi kepada karyawan yang melakukan pekerjaan dengan baik.
9. Menulis
memo secara pribadi kepada karyawan tentang hasil kinerja mereka.
10. Memastikan
apakah karyawan mempunyai sarana kerja yang terbaik.
11. Memberi
karyawan satu pekerjaan yang baik untuk dikerjakan dan pimpinan harus
memperlihatkan kepada karyawan bagaimana mereka dapat berkembang dan memberi
kesempatan untuk mempelajari kemampuan-kemampuan baru.
12. Membantu
berkembangnya rasa bermasyarakat sehingga karyawan akan merasa betah di
dalamnya.
Bagi
setiap pegawai tentunya dalam mengerjakan suatu pekerjaan tidak selalu dalam
kondisi stabil dan prima. Terkadang banyak hambatan dan kondisi yang tidak
mendukung dalam proses pelaksanaan setiap tugas. Ketika para pegawai sedang
mengalami penurunan pekerjaan, oemimpin harus sellau memberitahukan apa yang
semestinya dilakukan oleh pegawainya. Kesadaran dari pegawaipun harus
dibamgkitkan karena sia mempunyai tanggung jawab dalam pekerjaannya.
Penurunan motivasi dapat mengakibatkan
kerugian pegawai itu sendiri ataupun perusahaan. Maka sangat diperlukan usaha
untuk mencegah dan mengantisipasi kondisi tersebut. Ada beberapa pendekatan
dalam mengatasi penurunan yaitu dengan pendekatan kuratif dan pendekatan
preventif.
1. Pendekatan
Kuratif
Pendekatan kuratif
adalah pendekatan yang melihat masalah apakah yang menimbulkan pengaruh pada
motivasi penting atau tidak dalam pekerjaan. Apabila masalahnya tidak terlalu
penting maka kita tidak perlu merasa putus asa. Tetapi bila ternyata masalah
itu penting dalam pekerjaan, maka bicara secara terbuka dan langsung dengan
pihak yang berwenang untuk mendapatkan kesamaan persepsi sehingga jalan
keluarnya dapat ditemukan, misalnya atasan atau konselor. Bila pihak yang
berwenang tidak dapat ditemui secara langsung, hubungi melalui surat atau
telepon.
2. Pendekatan
Antisipatif
Karyawan sebaiknya
bekerja dengan sebaik-baiknya dan sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan. Selanjutnya berusaha menenangkan hati sewaktu bekerja dan jangan
terganggu dengan perasaan gelisah. Bila merasa gelisah karena hal-hal yang
tidak berkaitan dengan pekerjaan, maka sebaiknya menenangkan diri di luar ruang
kerja dengan cara yang diyakini berhasil, misalnya dengan berdoa. Karyawan
disarankan bersikap dan berpikir positif terhadap pekerjaan.